Spanduk bernada protes akan kondisi jalan yang rusak parah dipasang oleh warga Desa Karyamukti, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Dalam spanduk yang dipasang sejak Sabtu (30/9/2023) itu tertulis 'KAMI WARGA DESA KARYAMUKTI TIDAK AKAN MENGIKUTI PEMILU 2024 SEBELUM JALAN KABUPATEN DI WILAYAH DESA KARYAMUKTI KECAMATAN CILILIN DIBANGUN. MOHON PERHATIANNYA PEMDA KBB KAMI SANGAT LELAH'.
Dasep (47), warga setempat mengatakan aksi protes itu dilakukan warga karena sudah jengah terus menerus diiming-imingi janji perbaikan jalan tersebut namun tak kunjung terealisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi di spanduk kami bilang sebelum jalan kabupaten dibangun, maka masyarakat tidak akan mencoblos. Tapi kalau diperbaiki sebelum pemilu ya mungkin akan mencoblos. Kalau enggak, ya golput," ujar Dasep saat ditemui, Senin (2/10/2023).
Dasep mengatakan sebelum memasang spanduk itu, ia dan warga lainnya sudah sering melakukan protes dengan berbagai cara. Mulai dari menanam pohon pisang di tengah jalan hingga berpura-pura memancing di jalan yang berlubang saat digenangi air di musim hujan.
"Jadi memang sudah sering, waktu itu juga kita sempat tanam pohon pisang. Terus warga yang kreatif bikin gambar pembalap motogp jatuh di jalan itu. Jadi memang kondisi jalannya 99 persen sudah rusak," kata Dasep.
Menurut Dasep, ia dan warga lainnya tak ingin tahu siapa yang berwenang memperbaiki jalan tersebut. Sebab buat mereka, yang utama hanya realisasi janji perbaikan jalan.
![]() |
"Ya buktinya sampai sekarang nggak pernah dibangun cuma dijanjikan terus menerus. Masyarakat nggak mau tahu yang membangun siapa yang penting ingin segera diperbaiki. Ini salah satu akses utama, menghubungkan kabupaten (Bandung) dan KBB," ucap Dasep.
Sementara itu Sekretaris Desa Karyamukti, Sutandar mengatakan jika status jalan tersebut merupakan milik Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Pihaknya sudah berulang kali mengajukan perbaikan namun belum terlaksana.
"Ya setiap tahun kita memang mengajukan, tapi buktinya sampai sekarang memang belum terlaksana karena berbagai alasan yang disampaikan Pemda KBB," kata Sutandar.
Ia memaklumi langkah warga yang meluapkan rasa kecewanya dengan berbagai cara, salah satunya menolak memberikan suara alias bakal golput pada Pemilu 2024 mendatang.
"Memang kemarin warga protes dengan mengancam golput saat pemilu, kemudian sempat mau mendemo desa tapi tidak jadi. Waktu 17 Agustusan, mereka membuat miniatur stoom dan buldozer seolah-olah memperbaiki jalan. Jadi memang mereka ini sudah lelah dan bosan dijanjikan terus menerus," ucap Sutandar.
Namun saat ini spanduk itu sudah diturunkan oleh warga sesuai arahan dari pemerintah kecamatan setempat. Mereka dijanjikan aspirasinya akan segera disampaikan ke pemda KBB. Namun jika berdusta, warga berjanji akan menggelar aksi protes lebih besar lagi.
12 Tahun Tak Tersentuh Perbaikan
Sekretaris Desa Karyamukti, Sutandar, mengatakan jalan itu sudah rusak sejak lama. Belasan tahun berlalu, tak ada perhatian dari pemerintah untuk jalan tersebut.
"Jadi kondisi jalan ini memang rusak parah, mungkin sudah 12 tahun. Jadi sejak 2001 itu belum pernah ada perbaikan apa-apa, ya dibiarkan rusak begini saja," kata Sutandar saat ditemui di Kantor Desa Karyamukti, Senin (2/10/2023).
Jalan itu menjadi akses utama warga mengangkut hasil pertanian, seperti cabai, tomat, hingga kopi yang sejak tahun 2020 dicanangkan menjadi produk khas Desa Karyamukti. Namun bahaya mengintai warga kala melintasi jalan yang permukaannya sama sekali tak ada yang rata.
"Jadi ini jalan warga untuk mengangkut hasil pertanian karena kan mayoritas petani. Ada cabai, tomat, itu diangkutnya ke Soreang dan Pasar Caringin. Lewat sini karena mengurangi jarak tempuh, waktu, dan bahan bakar. Kalau ke Cililin kan mutar," ucap Sutandar.
Selama 12 tahun itu juga, warga bergerak secara swadaya memperbaiki jalan meskipun hanya penambalan yang tak terlalu berpengaruh pada kelaikan jalan untuk dilintasi.
"Terakhir itu tahun 2021, warga Desa Karyamukti sama Desa Nangerang itu swadaya memperbaiki jalan. Kalau tidak salah dari Desa Karyamukti itu patungan Rp12 juta, nah dari Desa Nangerang itu Rp13 juta. Tapi nggak lama rusak lagi," tutur Sutandar.
Pihaknya sendiri tak tinggal diam. Sejak 2018 berulangkali pengajuan perbaikan jalan disampaikan ke Pemerintah KBB, namun tak ada satupun pertanda jalan bakal segera diperbaiki.
"Jadi 2018, 2019, sampai 2020 terus kita ajukan. Di 2020 tidak jadi karena alasan anggaran dialihkan untuk penanganan COVID-19. Kita ajukan lagi, terus dapat kabar di pertengahan 2023 mau diperbaiki," ujar Sutandar.
Lagi-lagi, harapan semu semata. Hingga bulan Oktober 2023, tak ada kepastian kapan jalan itu bakal dipulas agar tak membahayakan warga setempat. Sebab tak jarang warga mengalami kecelakaan tunggal karena tak ratanya permukaan jalan.
"Nah kemarin dapat kabar di Mei 2023 mau diperbaiki, tapi sampai Oktober ini tidak ada kabar. Padahal kami sudah memperbaiki drainase sesuai arahan dari Dinas PUTR," kata Sutandar.
(dir/dir)