Warga Dusun Guwo, Desa Sumput, Driyorejo, Gresik protes adanya perbaikan paving Jalan Guwo yang rusak, meski baru diperbaiki. Buntut proses tersebut, puluhan warga yang protes, dipanggil dan dikumpulkan di Balai Desa Sumput.
"Warga yang protes dan viral itu dipanggil dan dikumpulkan di Balai Desa Sumput," kata MS, salah satu warga kepada detikJatim, Kamis (9/1/2024).
AS menambahkan, pemanggilan pada Selasa (7/1) malam tersebut dilakukan Kepala Desa Sumput Sutaji kepada RT, RW, BPD, dan warga yang melakukan protes. Turut hadir, anggota DPRD yang memberikan Bantuan Keuangan (BK) dari fraksi Golkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku dipanggil ke balai desa sama ketua paguyuban dan RT, RW yang dari awal sudah diwanti-wanti. Ada juga dari anggota dewan partai Golkar. Tapi datang cuman sambutan terus pergi," tambahnya.
Wanti-wanti tersebut, lanjut AS, disampaikan oleh salah satu perangkat agar tidak lagi melakukan protes rusaknya jalan tersebut.
"Kita diwanti-wanti dana BK selanjutnya tidak diturunkan lagi di wilayah Dusun Guwo kalau terlalu vokal," tambah AS.
AS menjelaskan, saat mendatangi pemanggilan tersebut, ia datang bersama warga lainnya. Sebab, kepala desa dan perangkat tidak mau disalahkan lantaran kerusakan jalan karena faktor cuaca.
"Aku datang sama warga banyak, jadi warga yang meng-counter kades dan perangkat desa. Karana kades nggak mau salah, katanya jalan rusak karena faktor cuaca," tambahnya.
AS pun sudah melaporkan adanya dugaan penyelewengan dana BK Gresik itu ke Kejari Gresik. Pihaknya ingin adanya audit dari pihak Kejaksaan terkait perbaikan jalan di Dusun Guwo.
"Kemarin sudah kita laporkan ke website Kejari Gresik kejari-gresik.kejaksaan.go.id untuk melakukan audit aliran dana BK tersebut," pungkas AS.
Sementara itu, detikJatim sudah mencoba konfirmasi ke Kasi Intel Kejaksaan Negeri Gresik Raden Achmad Nur Rizky mengenai adanya laporan warga tersebut. Namun, hingga berita ini ditulis, pesan WhatsApp dari detikJatim belum dibalas.
Terpisah, detikJatim sudah mencoba kembali mengkonfirmasi Kepala Desa Sumput Sutaji mengenai adanya pemanggilan dan dugaan intimidasi tersebut melalui pesan WhatsApp-nya. Namun, hingga berita ini ditulis, tidak ada jawaban ataupun sanggahan mengenai hal tersebut.
(hil/iwd)