Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (12/9/2023). Mulai dari lagu berjudul Halo-halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki yang diduga dijiplak Malaysia, hingga guru ASN Pangandaran yang nekat jual aset sekolah demi judi online. Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Lagu Halo-halo Bandung Dijiplak Malaysia
Lagu berjudul Helo Kuala Lumpur tengah ramai diperbincangkan di dunia maya. Pasalnya, lagu berbahasa Melayu Malaysia itu dinilai begitu mirip dengan lagu Halo-halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki.
Bermula dari unggahan akun @tanyakanrl pada Senin 11 September 2023 yang membagikan membagikan tangkapan layar sebuah akun youtube Lagu Kanak TV. Netizen pun banyak menuding jika lagu Helo Kuala Lumpur itu menjiplak.
Baca juga: Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024 |
Saat detikJabar menelusuri ke akun youtube yang dimaksud, ternyata memang benar video berdurasi 18 menit 59 detik itu menayangkan animasi kartun dengan lagu yang serupa dengan Halo-halo Bandung.
Dari durasi lengkap, Lagu Helo Kuala Lumpur diputar selama 1 menit 37 detik. Setelah itu video dilanjutkan dengan lagu-lagu anak berbahasa Malaysia lainnya. Kolom komentar akun youtube Lagu Kanak TV itu telat ditutup.
Selain itu, akun youtube yang dibuat sejak tahun 2016 ini telah mencapai 781 ribu subscriber. Video berjudul Lagu Kanak Kanak Melayu Malaysia | HELO KUALA LUMPUR | Lagu Kanak Patriotik itu diunggah akun tersebut pada 30 Juni 2018. Itu berarti, lagu tersebut telah tayang sejak 5 tahun lalu.
Salah seorang warga, Nur (26) turut melampiaskan kekesalannya usai melihat sendiri video yang diunggah oleh kanal YouTube Lagu Kanak TV itu. Ia sedih mengapa tiba-tiba lagu yang menyangkut kota kelahirannya ini malah jadi lagu negara tetangga.
"Baru tahu ini sih videonya. Ya sedih banget ternyata lagu nasional kita dijiplak. Tapi keliatannya banyak orang yang belum aware kalo lagu Halo-halo Bandung dijiplak ya, walaupun lagu mungkin dianggap sepele tapi dari awareness harusnya dimulai dari hal-hal kecil seperti ini," ucapnya saat berbincang dengan detikJabar, di Jalan Aceh kota Bandung Selasa (12/9/2023).
Menurutnya, hal seperti ini akan terus menjamur dan jadi kebiasaan jika dibiarkan begitu saja. Bukan hanya pemerintah yang bertindak, tapi masyarakat juga perlu lebih dekat dengan lagu-lagu bangsanya sendiri.
Terlebih, warisan lagu atau budaya Indonesia yang dibawakan atau diganti oleh negara lain, bukan jadi kali pertama dialami oleh Tanah Air tercinta.
"Ya harapannya sih masyarakat dan pemerintah juga bisa mengangkat isu ini dan mencari solusinya. Pemerintah bisa mengambil langkah tegas dan dibantu masyarakat yang mendukung penyelesaiannya. Apalagi di jaman sekarang, the power of netizen cukup kuat dan masyarakat bisa berperan besar dimulai dengan report lagu ini," ujar Nur.
Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung Yoel Yosaphat pun menyayangkan hal ini. Terlebih mengingat bahwa Indonesia dan Malaysia adalah negara serumpun di Asia Tenggara.
"Sayang lah, sayang banget, sedih kok bisa kejadian. Sedihnya kok mereka bisa berbuat seperti itu, kan kita sama-sama warga Asia Tenggara entah itu oknum atau siapa. Jadi kita perlu ada sikap," kata dia dihubungi detikJabar, Selasa (12/9/2023).
Kata dia, karena penonton video ini terhitung belum ramai, maka sudah seharusnya warga lokal dan pemerintah menaruh perhatian. Sebab jika dianggap sepele maka dikhawatirkan akan lebih banyak lagi kasus serupa.
"Kalau menurut saya video ini kan sudah cukup lama, mungkin karena sekarang ada yang share jadi viral lagi. Apabila tahun 2018-2023 masih tetap ada, berarti kan belum ada laporan. Dari Pemkot bisa melaporkan, atas dasar hak cipta. Ini sebuah lagu kata-katanya diganti dan diklaim, cuma ini siapa dalangnya juga nggak tahu, yang pasti kalau mau dibawa ke lebih serius mungkin negara mereka menyangkal. Jadi yang bisa dilakukan ya melaporkan lagu yang dijiplak ini, kalau perlu diusut tuntas siapa yang bertanggung jawab," ucap Yoel.
Gerombolan Bermotor Lesu Usai Diciduk Polisi di Bandung
Polisi membekuk 9 gerombolan bermotor yang melakukan aksi di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya, Kecamatan Rancaekek, Sabtu (9/9/2023) lalu. Mereka tak berkutik saat diringkus jajaran Satreskrim Polresta Bandung
Dari 9 pelaku tersebut hanya satu orang berusia dewasa, yakni MRP (18). Pelaku lainnya masih di bawah umur, maka tidak ditampilkan saat konferensi pers di Markas gerombolan tersebut, Kecamatan Solokan Jeruk, Selasa (12/9/2023).
Delapan pelaku yang masih di bawah umum tersebut, yakni MR (16) yang melakukan pemukulan pakai stik base ball. Kemudian DG (14) yang melakukan pemukulan menggunakan batang besi. Yang lainnya adalah, MRM (15), MB (15), CZ (15), AR (16), MFF (15), dan RBZ (15).
Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo mengatakan, korban melakukan pelaporan ke Polsek Rancaekek pada, Minggu (10/9/2023). Kemudian satu hari setelahnya polisi dapat mengamankan gerombolan bermotor tersebut.
"Dilaporkan tanggal 10 september 2023, tanggal 11 September kami bisa amankan, kami bisa tangkap tersangka dalam kurun waktu 1x24 jam," ujar Kusworo, kepada awak media.
Pihaknya menegaskan para gerombolan bermotor tersebut bernama XTC 133. Para anggotanya merupakan pecahan dari yang sudah merubah menjadi ormas XTC. "Namun XTC 133 ini yang tidak mau berubah menjadi ormas. Inginnya tetap menjadi geng motor," katanya.
Kusworo mengungkapkan, peristiwa tersebut bermula saat gerombolan bermotor tengah nongkrong sambil meminum minuman keras, Sabtu (9/9/2023). Setelah itu terdapat orang tidak dikenal (OTK) melemparkan air mineral kosong kepada mereka.
"Kemudian remaja tersebut sontak tidak terima dan mencari untuk mengejar pelaku. Pada saat 9 orang ini melintas, diduga ada yang mirip yang melemparkan air mineral kosong ini kepada 9 remaja tadi. Karena diduga yang bersangkutan ada yang melempar, padahal salah sasaran. 9 remaja bermotor ini langsung menyalip dan menghentikan kendaraan bermotor tersebut dan melakukan kekerasan secara bersama-sama," ungkapnya.
Pada saat kejadian tidak semuanya melakukan pemukulan. Hanya sebanyak tiga orang yang melakukan pemukulan kepada korban. "Dari 9 yang diamankan, 3 yang melakukan tindakan kekerasan," ucapnya.
Dia menambahkan semua yang terlibat dalam peristiwa tersebut akan diproses secara hukum. Sehingga bisa membuat jera para gerombolan motor tersebut.
"Dari 9 tersebut satu diantaranya yang sudah dewasa. Sehingga yang dibawah umur kami tidak hadirkan. Namun demikian proses hukum terus kami jalankan. Sebagaimana pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan melakukan kekerasan secara bersama-sama. Dengan ancaman hukuman 5 tahun 8 bulan pidana penjara," ujarnya.
Rumah di Cianjur Rusak gegara Gempa
Gempa bumi kembali mengguncang Kabupaten Cianjur pada Senin (11/9) tengah malam sekitar pukul 23.58 WIB. Akibatnya dinding rumah di Kecamatan Cugenang ambruk dan warga berhamburan keluar rumah lantaran panik.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa berkekuatan magnitudo 3.1 itu berpusat di 6 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur dengan kedalaman pusat gempa kilometer.
Koordinat tersebut sama dengan gempa berkekuatan magnitudo 5,6 yang meluluhlantakan Kota Santri pada 21 November 2022 lalu.
Pantauan detikJabar, gempa tersebut terasa di beberapa kecamatan, mulai dari pusat gempa di Kecamatan Cugenang hingga beberapa kecamatan di sekitarnya.
"Iya gempa terasa selama beberapa detik. Langsung keluar rumah sambil gendong anak, khawatir rumah terdampak," ujar Astri Putri (30) warga Kecamatan Karangtengah, Selasa (12/9/2023) dini hari.
Aleks (27) warga Desa Maleber Kecamatan Karangtengah mengatakan gempa juga sangat terasa. Bahkan getaran gempa menyebabkan keramik di rumahnya retak.
"Kaget tadi gempanya cukup besar. Setelah dilihat ke tengah rumah, ternyata keramik banyak yang retak," kata dia
Di sisi lain, gempa juga merusak sejumlah bangunan rumah warga di sekitaran pusat gempa yakni di Kecamatan Cugenang. Bahkan tembok rumah warga di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang ambruk usai diguncang gempa tersebut.
"Rumah warga ada yang ambruk temboknya. Sebelumnya memang sudah retak saat gempa November lalu belum diperbaiki karena masih menunggu bantuan. Setelah diguncang gempa barusan temboknya jadi ambruk. Tapi tidak ada korban," kata Ujang Bustomi (40) warga Desa Sarampad.
Selain itu, lanjut Ujang, perabotan rumah juga berjatuhan akibat diguncang gempa. "Kalau di sini sangat terasa guncangan. Perabotan berjatuhan. Jadi begitu selesai gempa, warga langsung kembali ke rumah untuk beres-beres perabotan," kata dia.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Rudi Labis, mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan terkait dampak gempa berkekuatan 3,1 magnitudo tersebut. "Kami masih tunggu laporan dari petugas di lapangan dan relawan terkait berapa rumah yang rusak dan dampak lainnya. Tapi untuk korban belum ada laporan," pungkasnya.
(ral/iqk)