Ragam gambar tergores di tembok rumah warga di Kampung Cibunut, Kelurahan Kebon Pisang, Kota Bandung. Gambar-gambar unik berisi beragam pesan soal pentingnya menjaga kebersihan menjadi penghias setiap sudut kampung tersebut.
Tak hanya tembok rumah yang berwarna-warni, banyak tanaman hijau yang disimpan di depan rumah sehingga membuat mata segar bagi yang melihatnya. Meski pemukiman tersebut cukup padat, soal kebersihan jangan ditanya lagi.
Pemandangan itu ada di RW 7, Kampung Cibunut, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
detikJabar berkesempatan berkunjung ke Kampung Cibunut, Kamis (24/8/2023) siang. Saat memasuki gang, sebelum Kantor RW 07, terdapat sebuah rak besi transparan yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan sampah bekas minuman kemasan. Tempat tersebut bisa digunakan warga atau pengendara yang melintas.
Kampung Cibunut sudah dikenal sebagai wilayah yang tertib kebersihan dan merupakan salah satu percontohan di Kota Bandung. Jika ingin belajar pengelolaan sampah warga, Kampung Cibunut bisa jadi pilihan.
Benar saja, saat detikJabar berjalan di tengah pemukiman Kampung Cibunut, kebersihan lingkungan memang dijaga oleh warga. Setiap rumah memiliki tempat sampah masing-masing, dari mulai sampai organik dan sampah an-organik.
Selain itu, yang menarik di Kampung Cibunut setiap tempat nongkrong warga, disimpan toples untuk abu dan puntung rokok. Hal itu dilakukan demi lingkungan tetap terjaga bersih.
Tak hanya itu, terdapat banyak lubang biopori di jalan gang agar ketika musim hujan air cepat meresap ke tanah. Ada juga lubang sesa dapur atau (Loseda) yang digunakan warga untuk menimbun sampah organik.
"Setiap Minggu sampah dibuang ke bank sampah, yang bisa dimanfaatkan dipisahkan untuk dijual. Sisa makanan dimasukkan ke loseda," kata salah satu warga kepada detikJabar.
Di Kampung Cibunut juga ada tempat untuk ibu-ibu PKK bercocok tanam yang letaknya di lantai dua kantor RW. Ibu-ibu PKK di Kampung Cibunut menanam beragam sayuran di media pot dan juga membudidayakan ikan lele dengan media ember besar.
"Budidaya ikan dilakukan di ember, tanam sayuran di pot," kata anggota PKK Dahlia RW 7 Tina (61) kepada detikJabar.
Tina mengatakan, kegiatan bercocok tanam itu sudah dilakukan selama dua tahun. Sayur dipanen setiap sebulan sekali dan ikan lele tiga bulan sekali.
Kegiatan itu dilakukan untuk mengatasi stunting, hasilpanennya ada yang dibagikan ada juga yang dijual lagi. "Dibagikan ke keluarga beresiko stunting," ujar Tina.
(wip/mso)