Warga Majalengka Mulai Was-was Akan Dampak El Nino

Warga Majalengka Mulai Was-was Akan Dampak El Nino

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Rabu, 05 Jul 2023 04:30 WIB
Aliran air di Blok Gunung Haur, Majalengka mulai kecil
Aliran air di Blok Gunung Haur, Majalengka mulai kecil (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Kemarau panjang akibat fenomena El Nino diprediksi akan melanda Indonesia. Salah satu dampak yang menjadi ancaman, yakni kekeringan. Warga Majalengka mulai was-was dampak dari fenomena tersebut.

Seperti di Blok Gunung Haur, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, warga mulai menyiapkan stok air bersih untuk mengantisipasi dampak kekeringan. Warga menyimpan persediaan air bersih itu untuk kebutuhan sehari-hari.

Mengingat, Majalengka kini mulai memasuki musim kemarau. Ketua RT setempat, Warkim mengatakan, ketersediaan air di Gunung Haur sejatinya masih mencukupi untuk beberapa bulan ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, tidak adanya tempat penampungan air membuat warga harus inisiatif lebih dini untuk menyimpan ketersediaan air bersih. Pasalnya, Gunung Haur menjadi salah satu wilayah yang sering kekeringan saat kemarau tiba.

"Ya gitu (mulai menyimpan persediaan air). Apalagi di sini kan penampungannya belum ada, seperti bak yang besar, atau toren, atau embung itu kan belum ada," kata Warkim kepada detikJabar, Selasa (4/7/2023).

ADVERTISEMENT

"Kalau sekarang mah air masih subur. Mungkin kalau 3 bulan kemudian tidak ada hujan, sumber mata air di Gunung Haur suka kering," sambungnya.

Warkim berharap, pemerintah setempat bisa memfasilitasi kebutuhan masyarakat Gunung Haur. Sebab jika kekeringan, warga setempat harus mencari air bersih ke desa tetangga yang jaraknya kurang lebih sekitar 800 meter.

"Harapan kami pemerintah bisa memfasilitasi jalan yang lain ketika kekeringan, semisal bikin sumur bor atau gimana. Kalau kemarau mata air di sini tidak mencukupi bagi warga, walaupun ada 44 KK. Kalau kering total kami ngambil airnya dari desa tetangga. Tapi waktu kami jadi tersita, karena selama 24 jam buat ngurusin air aja," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, BPBD Majalengka mencatat ada sebanyak 30 desa yang berada di 12 kecamatan, Kabupaten Majalengka, dihantui kekeringan air bersih. Data rawan kekeringan yang disampaikan BPBD itu, merupakan kategori kekeringan di wilayah pemukiman.

"Di Kabupaten Majalengka potensi kekeringan yang kami catat sekitar 12 kecamatan dengan 30 desa. Kecamatan terbanyak potensi (kekeringan) di Argapura, ada 7 desa," ujar Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka Reza Permana.

Bupati Majalengka Karna Sobahi juga sudah menyiapkan antisipasi 'ancaman' kekeringan di daerahnya. Pihaknya telah menyiapkan mesin pengangkut air untuk mengatasi hal tersebut.

"Nah itu kita sudah mengajukan untuk mesin pengangkat air. (Contoh) kan air yang lewat Kertajati itu dibawah, sawah kita kan diatas, pemukiman diatas. Jadi mungkin kita mengangkut air dari sungai bersih dan sumber air bersih," kata Karna.

Berikut daerah rawan kekeringan atau kekurangan air bersih yang dihimpun detikJabar berdasarkan data BPBD Majalengka:

1. Kecamatan Argapura (7 desa)
2. Kecamatan Bantarujeg (1 desa)
3. Kecamatan Cikijing (1 desa)
4. Kecamatan Cingambul (3 desa)
5. Kecamatan Kertajati (1 desa)
6. Kecamatan Leuwimunding (2 desa)
7. Kecamatan Maja (4 desa)
8. Kecamatan Malausma (1 desa)
9. Kecamatan Rajagaluh (2 desa)
10. Kecamatan Sindang (4 desa)
11. Kecamatan Sumberjaya (2 desa)
12. Kecamatan Talaga (2 desa)




(dir/dir)


Hide Ads