Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan 42 kecamatan yang ada di Garut berstatus waspada kekeringan. Hal ini menyusul terjadinya El-Nino, fenomena pemanasan suhu muka laut di kawasan Samudera Pasifik.
"Kami menganggap, untuk rumah tangga itu di 42 kecamatan waspada (kekeringan)," ujar Rudy kepada wartawan, Rabu (28/6/2023).
Rudy menjelaskan, Pemda Garut sudah melakukan pemetaan. Kekeringan yang berpotensi terjadi dalam waktu dekat ini, dianggap akan berdampak pada dua hal. Salah satunya, untuk kebutuhan air rumah tangga warga Garut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama untuk kebutuhan rumah tangga, yang kedua adalah untuk budidaya," katanya.
Pemerintah akan memprioritaskan penanggulangan dampak kekeringan, yang mengancam kebutuhan air bagi rumah tangga. Rudy mengatakan, saat ini 42 kecamatan di Kabupaten Garut berpotensi terjadi kekeringan, dan sudah ditingkatkan statusnya menjadi waspada.
Sementara untuk dampak yang akan terjadi pada sektor budidaya, kata Rudy, El-Nino diprediksi membuat 22 ribu hektare area persawahan yang ada di Kabupaten Garut kesulitan air.
"Kita ada (data). Kalau untuk sawah, itu sekitar 22 ribu (hektare) itu pasti kering, kalau seandainya tidak ada ini. Dari 42 ribu, 22 ribunya kering," katanya.
Ada beberapa wilayah, yang setiap tahunnya menjadi langganan kekeringan tiap kali musim kemarau datang. Di kawasan Garut utara, ada beberapa kecamatan seperti Cibatu hingga Malangbong. Kemudian di selatan, Cisompet hingga Cikelet merupakan daerah yang rawan terjadi kekeringan.
"Tapi saya tidak menampikkan bahwa semuanya aman. Kami anggap 42 kecamatan waspada," pungkas Rudy.
(yum/yum)