Fenomena langit Gerhana Matahari Hibrid akan terjadi pada Kamis 20 April 2023 mendatang. Gerhana matahari hibrid atau campuran yakni penampakan gerhananya di satu wilayah bisa total atau cincin bergantung dari lokasi pengamat.
Dari data yang dirilis oleh BMKG dijelaskan gerhana yang teramati dari Jawa Barat adalah Gerhana Matahari Sebagian. Secara umum, gerhana di Jawa Barat akan dimulai pada pukul 09.25 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 10.43 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 12.11 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Jawa Barat rata-rata adalah 2 jam 40 menit.
Dalam Islam, selama gerhana umat Muslim disunnahkan untuk melakukan sholat gerhana. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW. Beliau bersabda,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ
Artinya: "Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan), maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat." (HR Bukhari)
Tata cara shalat gerhana Matahari dan Bulan perlu dipahami sebelum Muslim mengerjakannya.
Hukum Sholat Gerhana
Sholat gerhana merupakan shalat sunnah muakkadah sebagaimana kesepakatan para ulama berdasarkan hadits Nabi Muhamad SAW. Dari Mughirah bin Syu'bah, Rasul berkata,
"Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW (yaitu) pada hari wafatnya Ibrahim (putra Nabi). Kemudian orang-orang berkata, 'Terjadinya gerhana matahari itu karena wafatnya Ibrahim. Lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan itu tidak gerhana karena wafatnya seseorang dan tidak karena hidupnya seseorang. Apabila kalian melihat (kejadian gerhana), maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah." (Shahih Al-Bukhari, 1:228 No. 1043)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga menegaskan pengamalan salat gerhana untuk mengimani tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Hal ini diceritakan istri Rasulullah SAW yakni 'Aisyah RA,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Artinya: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah sholat, dan bersedekahlah." (HR Bukhari)
Hukum salat gerhana sendiri adalah sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan pengerjaannya. Dengan catatan, fenomena gerhana yang dijadikan acuan dapat disaksikan langsung oleh mata telanjang bukan melalui hasil hisab.
"Rasulullah SAW mengaitkan perintah dengan sholat, doa, zikir, dan istighfar melalui penglihatan mata secara langsung bukan berdasarkan alat hisab atau perhitungan," bunyi keterangan dari buku Panduan Sholat Rasulullah 2 oleh Imam Abu Wafa.
Tata Cara Sholat Gerhana
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq menyebut sholat gerhana lebih utama dikerjakan secara berjamaah. Sebab, salat ini juga diawali dengan panggilan, "Asshalatu jami'ah (mari sholat berjamaah)," dari imam meski tidak menjadi syarat.
Panggilan tersebut maksudnya adalah panggilan untuk melakukan sholat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyerukan "Ashshalaatu Jaami'ah" (HR. Abu Daud dan Nasa'i).
Tidak ada adzan dan iqamah dalam pelaksanaan shalat gerhana. Karena adzan dan iqamah hanya berlaku pada shalat fardhu yang lima.
Adapun panduan sholat Gerhana lainnya sebagai berikut, dikutip dari rangkuman dalam laman Kementerian Agama Jawa Barat dan IAIN Madura.
1. Berniat di Dalam Hati
Niat sholat gerhana matahari:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
Arab-Latin: "Ushalli sunnatan-likhusuufi-syamsi imaaman/makmuman lillali ta'ala"
Artinya: "Saya niat sholat sunnah gerhana Matahari sebagai imam atau makmum karena Allah SWT"
2. Takbiratul ihram yaitu bertakbir setelah niat sebagaimana shalat biasa
3. Membaca do'a iftitah dan berta'awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca ayat/surat dengan jahr (dikeraskan suaranya)
4. Kemudian ruku' sambil memanjangkannya
5. Bangkit dari ruku' (i'tidal)
6. Setelah i'tidal in tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan ayat/surat. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama
7. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku' sebelumnya
8. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal)
9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku', lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali
10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya. Pada rakaat kedua dianjurkan membaca surah An-Nisa dan surah Al-Maidah
11. Salam
12. Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama'ah yang berisi anjuran meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta memperbanyak amal shaleh, bersedekah, dan meningkatkan kepedulian sosial.
Ketentuan Sholat Gerhana
Ada beberapa ketentuan dalam sholat gerhana yakni:
1. Sholat gerhana bisa dilakukan oleh pria maupun wanita. Namun, ada kebolehan bagi wanita muslim untuk mengerjakan tata cara sholat gerhana Matahari maupun Bulan sendirian di rumah.
2. Sholat gerhana sunnah dilakukan di masjid secara berjamaah. Rasulullah SAW selalu melaksanakannya di masjid sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat, akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri. (Lihat: Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 3/323)
3. Wanita boleh ikut sholat berjamaah di belakang barisan laki-laki. Diriwayatkan bahwa Aisyah dan Asma ikut shalat gerhana bersama Rasulullah SAW. (HR. Bukhari)
4. Disunnahkan memanjangkan bacaan surat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW dalam shalat gerhana memanjangkan bacaannya. (HR. Muttafaq alaih). Namun hendaknya tetap mempertimbangkan kemampuan dan kondisi jamaah.
5. Disunnahkan menyampaikan khutbah setelah selesai shalat, berdasarkan perbuatan Nabi Muhammad SAW bahwa beliau setelah selesai shalt naik ke mimbar dan menyampaikan khutbah (HR. Nasa'i). Sejumlah ulama menguatkan bahwa khutbah yang disampaikan hanya sekali saja, tidak dua kali seperti shalat Jumat.
6. Dianjurkan memperbanyak istighfar, berzikir dan berdoa, bertakbir, serta berlindung kepada Allah dari azab neraka dan azab kubur.
Keunggulan Sholat Gerhana
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tuntunan syariat yang mulia ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan. Sholat gerhana memiliki dua keunggulan:
1. Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana matahari dan bulan, karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.
2. Mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam sholat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam sholat kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah surga dan neraka, bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka.
Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai sholat gerhana, beliau bersabda,
"Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (HR. Muttafaq 'alaih)
Itulah tadi panduan sholat gerhana. Semoga kita diberikan kesehatan dan umur panjang hingga diridhoi Allah SWT untuk beribadah setiap harinya, aamiin.
(aau/iqk)