Mengungkap Misteri Kerangka 31 Ribu Tahun di Kalimantan

Kabar Nasional

Mengungkap Misteri Kerangka 31 Ribu Tahun di Kalimantan

Tim detikInet - detikJabar
Minggu, 02 Apr 2023 07:00 WIB
Dr Tim Maloney and Andika Priyatno work at the site in a cave in East Kalimantan, Borneo, Indonesia, March 2, 2020. The remains, which have been dated to 31,000 years old, mark the oldest evidence for amputation yet discovered. And the prehistoric “surgery” could show that humans were making medical advances much earlier than previously thought, according to the study published Wednesday, Sept. 7, 2022 in the journal Nature.  (Tim Maloney/Griffith University via AP)
Fosil di Kalimantan. (Foto: AP Photo/Tim Maloney)
Yogyakarta -

Arkeolog masih berupaya mengungkap misteri sebuah kerangka di Kalimantan Timur gang berusia 31 ribu tahun. Sempat dianggap sebagai bukti amputasi tertua, namun belakangan hal itu dibantah.

Dilansir dari detikInet, ahli bedah ortopedi Australia dan spesialis penyakit menular, membantah misteri kerangka 31 ribu tahun yang diklaim sebagai terobosan ilmiah mengenai sejarah peradaban medis manusia.

Mengutip news.com.au, belum lama ini, pada tahun 2020 silam para arkeolog menemukan kerangka dengan usia 31 ribu tahun. Kerangka itu ditemukan dengan kondisi kiri yang hilang di sebuah gua terpencil di Kalimantan Timur, Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerangka tersebut ditemukan oleh tim ekspedisi yang dipimpin oleh arkeolog Australia dan Indonesia di Gua Liang Tebo, Kalimantan Timur.

Menurut sebuah studi peer review, penemuan tersebut dikatakan sebagai bukti operasi medis paling awal yang diketahui dalam sejarah manusia. Karena temuan tersebut menjadi bukti amputasi bedah tertua yang ditemukan. Bahkan mendahului penemuan lain selama puluhan ribuan tahun dari prosedur rumit di seluruh Eurasia.

ADVERTISEMENT

Seorang peneliti di Universitas Griffith Australia, Dr Tim Maloney mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bukti perawatan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kaki kirinya yang hilang tersebut disebabkan oleh amputasi, bukan kecelakaan maupun serangan hewan. Bukti tersebut kemudian juga diterbitkan dalam jurnal Nature.

Namun kini klaim itu mendapat bantahan. Tim dokter dari Newcastle membantah ulasan dalam jurnal Nature dan menyebutnya kurang paham mengenai praktik ortopedi.

Selain itu, seorang ahli bedah kecelakaan di Rumah Sakit Jhon Hunter di Newcastle, Prof Zsolt Balogh menyimpulkan kepada media bahwa dia sangat ragu terhadap temuan sebelumnya.

Balogh mengatakan, "Kesimpulan utama amputasi bedah 31 ribu tahun lalu tidak mungkin. Ada banyak penyebab yang lebih masuk akal."

Balogh juga mengatakan bahwa penyebab yang paling jelas adalah pada patah tulang terbuka sederhana, orang tersebut terluka kakinya mengenai jaringan lunak daripada tulang. Klaim amputasi di gua ini tidak sesuai dengan foto tulangnya.

Dia menekankan bahwa temuan yang lebih penting harus diperhatikan oleh para ilmuwan yaitu mengenai orang yang kakinya terluka ini. Inilah bukti manusia purba mampu merawat diri satu sama lain.

"Tiga puluh satu ribu tahun yang lalu, manusia prasejarah memiliki kemampuan untuk merawat satu sama lain, merawat seseorang yang kehilangan anggota tubuhnya," kata dia.

Artikel ini telah tayang di detikInet. Baca selengkapnya di sini.

(bba/iqk)


Hide Ads