Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut Sesar Cugenang yang menjadi penyebab gempa berkekuatan 5,6 Magnitudo di Cianjur diduga merupakan bagian dari Sesar Cimandiri. Namun ini masih berupa hipotesis.
"Ada kemungkinan Sesar Cugenang merupakan bagian dari sistem Sesar Cimandiri, tapi sifatnya masih hipotesis atau dugaan," ujar Dwikorita saat ditemui di Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cianjur, Rabu (4/1/2023).
Namun menurut dia perlu ada kajian lebih mendalam terkait hipotesis tersebut. "Memang harus ada pendalaman atau kajian-kajian selanjutnya untuk membuktikan hipotesis tersebut," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwikorita menyebut kajian tersebut perlu dilakukan untuk ilmu pengetahuan dan kesiapsiagaan di waktu mendatang. "Kajian perlu dilanjutkan untuk ilmu pengetahuan ke depan," kata dia.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Daryono, mengatakan Sesar Cimandiri merupakan segmen sesar yang kompeks. Menurutnya terdapat beberapa klaster patahan yang diketahui ternyata merupakan bagian dari Sesar Cimandiri, seperti Sesar Nyalindung-Cibeber, Sesar Rajamandala, dan segmen Sesar utama CImandiri itu sendiri.
"Semua segmen dari Sesar Cimandiri itu memiliki histori aktivitas. Bahkan dari 2008 tercatat Sesar ini sangat aktif," kata Daryono.
Oleh karena itu, kajian dan pemetaan segmen yang terhubung dengan Sesar Cimandiri harus terus dilakukan untuk kewaspadaan semua pihak. "Baik patahan yang sudah terpetakan atau belum harus jadi perhatian bersama, untuk kewaspadaan," ucap dia.
Diberitakan sebelumnya, BMKG menyebutkan Sesar Cugenang menjadi penyebab gempa bumi yang mengakibatkan 603 orang meninggal, puluhan ribu rumah rusak, dan 114 ribu orang mengungsi. Bahkan panjang patahan yang baru teridentifikasi ini mencapai 9 kilometer dengan bentangan yang melintasi 12 desa di empat kecamatan.
(yum/orb)