Kisah Risman Nyaris Dikejar Buaya di Sungai Cimandiri Sukabumi

Kisah Risman Nyaris Dikejar Buaya di Sungai Cimandiri Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 27 Mar 2025 14:00 WIB
Sungai Cimandiri Sukabumi.
Sungai Cimandiri Sukabumi. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar
Sukabunmi -

Cerita Dede Rukandi, warga yang melihat dan merekam munculnya buaya berwarna kecoklatan saat memancing ikan belanak di Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi ternyata bukan satu-satunya.

Risman, warga Kampung Mariuk yang juga seorang pemancing di lokasi yang sama pernah melihat penampakan serupa. Bahkan sudah beberapa kali dia melihat langsung munculnya hewan predator itu. Bahkan salah satunya sempat muncul dan memperlihatkan perilaku seperti hendak mengejar.

Kala itu senja turun perlahan di tepi Sungai Cimandiri, Kampung Cihurang. Langit berganti warna dari biru terang menjadi jingga keemasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tepian Sungai Cimandiri Risman duduk menyendiri, memancing sambil menunggu waktu berbuka. Bagi lelaki paruh baya ini, sore hari adalah waktu paling damai, matanya menatap lekat ujung joran, berharap bergerak-gerak disambar ikan.

Tapi sore itu, ketenangan yang biasa ia nikmati berubah menjadi adegan mencekam yang belum bisa ia lupakan.

ADVERTISEMENT

"Saya lagi perhatiin ujung kail, nunggu umpan disambar. Tapi entah kenapa, pandangan saya malah tertuju ke tengah sungai. Ada yang ngambang, diam," kenang Risman saat ditemui detikJabar, Kamis (27/3/2025).

Awalnya ia mengira itu hanya batang pohon hanyut. Tapi tak lama, bentuknya makin jelas. Bukan kayu, melainkan kepala buaya yang muncul dari balik permukaan air.

Punggungnya yang berkilat kehitaman pelan-pelan terlihat. Dan yang membuat Risman semakin merinding, kepala itu mengarah langsung ke arahnya. Seolah sang predator sedang memperhitungkan jarak usai mengawasi.

"Saya langsung panik. Refleks aja, saya ambil batu kecil terus lempar ke arah buaya itu. Saya kira dia bakal takut dan pergi," lirihnya.

Namun kenyataan berkata lain. Bukannya menjauh, buaya itu justru melesat cepat di bawah permukaan air, menciptakan pusaran kecil yang membuat jantung Risman nyaris berhenti.

"Dia gerak ke arah saya, ngebut banget. Saya sempat bengong, kaki rasanya berat. Tapi alhamdulillah, dia berhenti di semak pinggir sungai, itu pun cuma sekitar enam meter dari saya. Kalau dia lanjut dikit lagi, mungkin saya udah nggak ada di sini," katanya.

Buaya itu, menurut Risman, memiliki panjang sekitar dua meter, tubuhnya cokelat kehitaman dengan kilap keperakan saat terkena pantulan cahaya senja. Namun pengalaman itu bukan pertemuan pertama. Ia bahkan sudah hapal dengan beberapa sosok lainnya yang kerap muncul dari sungai, tiga ekor anakan seukuran betis orang dewasa, dan seekor induk yang sama besarnya.

"Mereka udah kayak penghuni tetap sungai ini. Kadang muncul pagi, kadang sore. Tapi paling sering jelang magrib," ucapnya pelan.

Kekhawatiran Risman bukan hanya soal dirinya. Sungai Cimandiri bukan sekadar tempat mencari hiburan atau melepas penat. Ia adalah nadi kehidupan warga sekitar. Tempat mereka beraktivitas menambang pasir menggunakan perahu diesel.

"Beberapa pemilik diesel sekarang udah takut, karena buaya itu suka nyamperin perahu. Kadang diem aja di samping, kadang muterin perahu. Kalau satu waktu mereka panik, bisa nyerang. Yang saya takutin, jangan sampai kejadian ini jadi berita duka," ujarnya.

Risman tidak menginginkan buaya-buaya itu diburu atau dimusnahkan. Ia paham, sungai ini juga rumah mereka. Tapi ia berharap ada upaya serius dari pihak berwenang untuk mengawasi dan bersiap menangani jika situasi memburuk.

"Kami cuma minta ada yang pantau. Ada yang tanggap kalau suatu saat mereka membahayakan. Sungai ini bukan cuma tempat cari ikan, tapi juga tempat kami hidup. Jangan sampai ada korban baru semua bergerak," tutupnya.

Pantauan detikJabar di lokasi, Sungai Cimandiri tampak damai di permukaannya. Dedaunan bergoyang, aliran air mengalun perlahan. Tapi di balik ketenangan itu, warga menyimpan was-was. Karena mereka tahu, kadang dari balik bayang pohon dan suara gemericik air seekor buaya bisa muncul tiba-tiba

(sya/sud)


Hide Ads