.webp)
Warung-warung liar bermunculan di zona rawan longsor di Kecamatan Cugenang, Cianjur. Padahal pada 2022 lalu, tebing tersebut longsor usai diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 dan menyebabkan banyak korban jiwa.
Pantauan detikJabar, terdapat dua warung yang berukuran cukup besar. Warung pertama dibangun tepat di bawah tebing sedangkan warung kedua dibangun di bekas lahan café yang rata tersapu longsor beberapa tahun lalu.
Warung-warung liar itu dibangun tidak permanen, dimana pondasinya terbuat dari bambu dengan atap terpal. Terlihat banyak pengendara sepeda motor yang singgah ke warung-warung tersebut, bahkan makan dan minum saat siang hari di tengah bulan suci ramdan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasatpol PP Kabupaten Cianjur Djoko Purnomo mengatakan, Pemkab sudah mengeluarkan larangan untuk tidak mendirikan bangunan apapun di lokasi tersebut. Bahkan para pengendara pun diharapkan tak beristirahat di kawasan yang sempat longsor saat gempa Cianjur 2022.
"Tidak boleh ada bangunan apapun, termasuk untuk warung. Kami sudah sempat tindak para pedagang yagn nekat mendirikan kios di kawasan tersebut beberapa waktu lalu. Informasinya ada lagi yang mendirikan bangunan di sana," kata dia, Kamis (27/3/2025).
Menurut Djoko, pihaknya akan menerjunkan petugas untuk menertibkan atau membongkat warung-warung yang berdiri di lokasi terlarang tersebut.
"Kita akan segera bongkar dan tertibkan. Karena itu kawasan berbahaya, rawan longsor. Dikhwatirkan terjadi lagi longsor apabila hujan ataupun guncangan gempa yang menyebabkan korban jiwa seperti beberapa tahun lalu," kata dia.
Sementara itu, Bupati Cianjur Muhammad Wahyu mengatakan, Pemkab Cianjur akan menertibkan bangunan liar termasuk warung yang dibangun di zona merah tersebut.
"Kita akan tertibkan, itu kan zona merah. Berbahaya. Tugasnya kita kan untuk terus mengingatkan, ketika ada yang membandel kita tertibkan," pungkasnya.
(mso/mso)
