Banjir-Longsor Melanda Sumedang dan Bandung di Akhir Tahun

Round Up

Banjir-Longsor Melanda Sumedang dan Bandung di Akhir Tahun

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 19 Des 2022 07:30 WIB
Banjir di Rusunawa Rancaekek
Banjir di Rusunawa Rancaekek (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Bencana alam terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Barat pada akhir tahun ini. Setelah Cianjur yang diguncang gempa dahsyat, kini giliran Sumedang dan Kabupaten Bandung yang dilanda bencana berupa banjir dan tanah longsor.

Di Sumedang, ratusan warga di Dusun Cisurupan dan Dusun Naringgul, Desa Sawahdadap Kecamatan Cimanggung harus harus mengungsi akibat banjir disertai lumpur yang menerjang pemukimannya.

Banjir itu diduga terjadi akibat adanya longsor dari Bukit Gunung Geulis yang berada di atas pemukiman warga. Sejauh ini belum ada data yang pasti terkait berapa jumlah rumah yang terdampak dan ada tidaknya korban jiwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Desa Sawahdadap Suganda mengatakan peristiwa banjir disertai lumpur mulai masuk ke pemukiman warga sekitar pukul 14.37 WIB.

"Awalnya saya menerima informasi dari perangkat desa ada satu rumah di Dusun Cihandarusan yang tergerus oleh banjir, lalu tidak lama berselang ada laporan kembali dari Dusun Cisurupan bahwa di sana ada tebing yang longsor," ungkap Suganda.

ADVERTISEMENT

Mengetahui ada informasi tersebut, ia pun langsung mengecek ke Dusun Cisurupan. Namun betapa kagetnya ia lantaran tidak lama berselang saat melakukan pengecekan, banjir disertai lumpur pun kembali menerjang ke arahnya atau ke Dusun Cisurupan.

"Jadi saat saya lagi mengecek ke lokasi tiba-tiba ada warga yang teriak untuk menjauh dari lokasi, dan pas saya lihat ke atas benar saja, di atas bukit terlihat air disertai lumpur dengan membawa pepohonan bergerak ke arah pemukiman, batangan-batangan pohon yang tertahan menyebabkan air melebar hingga limpas ke pemukiman warga," ucapnya.

Suganda menyebut, sejauh ini belum ada data yang pasti terkait berapa rumah yang terdampak akibat banjir tersebut. "Belum ada data yang pasti berapa rumah yang terdampak tapi sejauh ini yang tercatat sudah ada 8 rumah," terangnya.

Suganda memaparkan, lantaran dikhawatirkan terjadi banjir susulan maka untuk sementara ratusan warga di kedua dusun, yakni Cisurupan dan Naringgul terpaksa diungsikan ke tempat yang aman.

"Untuk warga Cisurupan yang diungsikan ada sekitar 400 orang dan untuk warga Naringgul ada sekitar 200 orang," paparnya.

Banjir juga merendam Rumah Susun Warga (Rusunawa) Rancaekek di Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Banjir membuat aktivitas warga menjadi terganggu.

Pantauan detikJabar pada Minggu (18/12/2022), hampir semua area rumah susun tersebut terendam banjir. Beberapa kendaraan milik warga disimpan di area tinggi dekat pos satpam.

Warga Rusunawa, Kusnadi (35) mengungkapkan banjir tersebut menganggu aktivitas para warga. Sehingga para earga kesulitan untuk keluar dari rusun tersebut.

"Ya ini sangat menyulitkan aktivitas, soalnya ini akses keluar. Kalau misalkan kerja atau apa, motor gak bisa keluar, kaya gini, gas habis, kan susah," ujar Kusnadi.

Pihaknya mengungkapkan banjir tersebut diakibatkan adanya bencana longsor yang terjadi di Sawahdadap, Kabupaten Sumedang. Menurutnya imbasnya air tersebut mengalir ke area hilir dan mengakibatkan sungai Cimande meluap.

"Kalau banjir kaya gini, kalau misalnya ada longsor Sawahdadap pasti dampaknya ke sini, banjir. Tapi kalau hujan-hujan biasa mah enggak banjir-banjir gede kaya gini," katanya.

Kusnadi menyebutkan banjir tersebut memiliki ketinggian 50 cm sampai 60 cm. Pasalnya beberapa area memiliki ketinggian berbeda-beda.

Longsor Nagreg

Tidak hanya banjir, longsor juga membuat 6 rumah rusak parah di Komplek Pesona Parahyangan, Nagreg. Longsor tersebut terjadi berulang kali. Komplek tersebut berada di bawah kaki gunung batu. Di atas gunung tersebut sangat terlihat rimbun dan banyak ditumbuhi pepohonan yang lebat.

Beberapa rumah terlihat tertimbun tanah dan pepohonan. Kemudian warga melakukan pembatasan menggunakan tali bagi area yang dekat dengan tebing tersebut.

Tebing tersebut diperkirakan memiliki ketinggian hingga 25 meter. Saat ini kondisinya tebing tersebut telah longsor menimpa beberapa rumah warga.

Ketua RW 03, Komplek Pesona Parahyangan, Agus Priyanto mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada malam hari. Menurutnya kejadian pertama hanya menimpa satu rumah.

"Tadi malam jam 12.15 WIB itu satu rumah, yang satu rumah itu langsung telepon saya, saya langsung meluncur ke sini," ujar Agus, saat ditemui detikJabar, Minggu (18/12/2022).

"Kemudian 15 menit kemudian, ada satu rumah lagi. Jadi tadi malam itu ada dua rumah, satu rumah terdampak, satu ngga terlalu. Jam 4 pagi itu longsor lagi, jadi dua rumah," tambahnya.

Agus menyebutkan pihaknya langsung membangunkan seluruh warga yang berdekatan dengan tebing tersebut. Hal tersebut dilakukan setelah ada kejadian longsor satu rumah.

"Belum diantisipasi, cuma pas kejadian satu rumah itu. Kemudian yang seluruh di blok ini saya bangunkan, dan saya ungsikan semua. Akhirnya terjadi susulan-susulan.," katanya.

Dia mengungkapkan longsor kembali terjadi pada pagi harinya. Namun beruntung tidak ada orang di dalam rumahnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "24 Orang Tewas dalam Insiden Tanah Longsor di Malaysia"
[Gambas:Video 20detik]
(bba/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads