Hal tersebut diamini oleh Kepala Diskominfo Kota Bandung Yayan A Brilyana. "Setuju," kata Yayan dikonfirmasi via pesan singkat, Minggu (9/10/2022).
Yayan mengungkapkan, ruang kreatif sudah disiapkan di setiap kecamatan di Kota Bandung. Namun ruangnya masih terbatas dan harus ditambah.
"Sebenarnya ruang kreatif sudah disiapkan di masing-masing kecamatan jumlanya 30, tapi seni mural jumlahnya (ruang) sangat tebatas, memang harus diperbanyak," ungkapnya.
Seperti diketahui, upaya Pemkot Bandung saat ini untuk melawan vandalisme memberikan hadiah kepada warga Rp 5 juga bagi yang berhasil menangkap pelaku vandalisme.
"Upayanya bukan memberikan (hadiah) kepada dia yang menangkap vandalisme, itu tidak menyelesaikan masalah. Harusnya Pemkot lakukan riset kecil-kecilan, libatkan berbagai stakeholder, perguruan tinggi dan lain-lain, terus dicari penyebab utamanya, misalnya minimnya ruang publik, misalnya untuk mengekspresikan para generasi muda, nah seharusnya Pemkot buka ruang-ruang itu," kata Pakar Kebijakan Publik UPI Cecep Darmawan dikonfirmasi via sambungan telepon.
Hal senada dikatakan Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan. Ia mengapresiasi langkah pemkot menggelar sayembara bagi warga yang merekam dan melaporkan aksi vandalisme. Namun, Tedy mendorong agar ada upaya lain yang dilakukan Pemkot Bandung, salah satunya memberikan ruang curhat.
"Ya, ruang curhat. Kan di Bandung banyak taman, dibuat menarik menjadi tempat curhat bagi milenial. Sehingga, taman bisa dicorat-coret dan memang disediakan," kata Tedy kepada detikJabar, Sabtu (8/10/2022).
Tedy menerangkan selain taman tempat lainnya di sudut Kota Bandung bisa disulap menjadi ruang curhat. Tedy mendorong agar pemkot kerja sama dengan perusahaan swasta untuk mewujudkan ruang curhat tersebut.
"Cara lainnya adalah dengan menggandeng komunitas untuk mengedukasi masyarakat. Misalnya komunitas seni, mereka membuat lagu temanya tentang mencintai Bandung," ujarnya. (wip/orb)