Aksi vandalisme ini diduga dilakukan oleh sekelompok pemuda yang dilakukan di malam hari. Aksi mereka terekam kamera pengawas CCTV yang ada di kawasan tersebut.
Pemkot Bandung sedang menyelidiki kasus ini. Salah satu cara yaitu dengan sayembara. Bagi warga yang mengetahui pelaku aksi vandalisme di tembok penahan tanah (TPT) Babakan Siliwangi akan diberi uang tunai Rp 5 juta.
Pakar Kebijakan Publik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan sepakat jika vandalisme merusak citra kota. "Pertama, kita sebenarnya prihatin di ruang publik kalau ada vandalisme itu dan yang utama harusnya dicek dulu penyebab vandalisme apa? Terus kedua siapa mereka, motifnya apa, yang jelas kan vandalisme itu merusak keindahan kota," kata Cecep kepada detikJabar melalui sambungan telepon, Minggu (9/10/2022).
Meski demikian, Cecep kurang setuju jika upaya yang dilakukan Pemkot Bandung memberikan hadiah kepada warga yang memergoki pelaku vandalisme. "Upayanya bukan memberikan (hadiah) kepada dia yang menangkap vandalisme, itu tidak menyelesaikan masalah. Harusnya Pemkot lakukan riset kecil-kecilan, libatkan berbagai stakeholder, perguruan tinggi dan lain-lain, terus dicari penyebab utamanya, misalnya minimnya ruang publik, misalnya untuk mengekspresikan para generasi muda, nah seharusnya Pemkot buka ruang-ruang itu," katanya.
Selain itu, wali kota juga harus membuat kebijakan kepada para pelaku bisnis agar membuat sebuah ruang publik yang dapat menyalurkan kreativitas generasi muda di Kota Bandung. Sebutan saja mal atau pusat perkantoran.
"Salurkan kreativitas generasi muda di Kota Bandung, salurkan dengan tempat-tempat yang bisa menggugah mereka yang bisa menyalurkan kreativitasnya itu, kalau masalahnya di ruang publik," tuturnya.
Namun, jika vandalisme mengarahnya pada kriminal dan bukan kreativitas, Pemkot Bandung juga harus membina mereka, bagaimana itu bisa terjadi. "Kalau vandalisme dimaknai merugikan, maka upaya pemerintah harus melakukan riset apa penyebabnya, motifnya dan siapa yang bertanggungjawab," ujarnya.
"Tipe vandalisme itu banyak, ada yang karena iseng, ada yang cari uang dengan tanda kutip untuk melakukan perusakan tempat-tempat umum atau juga vandalisme yang sifatnya ingin balas dendam bahkan sifatnya politik, bisa juga," tambah Cecep.
Cecep kembali tegaskan penting dilakukan riset awal agar tepat dalam melakukan penanganan. Ia tak menyalahkan upaya Pemkot Bandung dalam melawan vandalisme tapi menurutnya itu kurang tepat.
"Itu bukan solusi yang tepat, gimana kalau si pelaku vandalisme dan yang menangkap kerjasama, terus hadiahnya dibagi dua. Jadi penyebabnya dulu harus dilihat apalagi remaja yang masih mencari identitas, itu harus dipahami, faktor psikologis, lingkungan pergaulan mereka gimana, kalau usia sekolah Pemkot kerjasama dengan sekolah bina mereka bahwa vandalisme itu dilarang," katanya. (wip/iqk)