Munculnya buaya bernama Euis di Sungai Cikaso, Desa/Kecamatan Cibitung pasca banjir yang melanda kawasan tersebut dianggap sudah biasa oleh warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai.
Sejumlah catatan terkait kemunculan buaya Euis terungkap, salah satunya kondisi Euis yang bertelur kemudian telur-telurnya itu hilang hingga peringatan waspada dari aparat pemerintahan setempat.
1. Lima Telur Euis Hilang Terbawa Banjir
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah kabar menyebut pasca banjir telur milik Buaya Euis ikut hanyut terseret. Rumor beredar di warga Euis kerap muncul karena mencari telur-telur miliknya yang hilang. Namun kabar itu belum bisa dipastikan kebenarannya atau sekadar pemanis cerita di balik kemunculan buaya di Sungai Cikaso.
"Ada cerita yang menyebut kemunculan buaya itu karena Si Euis sedang mencari telurnya yang hilang, makanya sering terlihat berenang hilir mudik atau berjemur di bantaran sungai," kata Usman warga di sekitar lokasi kepada detikJabar, Kamis (29/9/2022).
Usman sendiri tidak begitu mempercayai cerita itu. Namun menurutnya Euis diketahui memang bertelur. "Ada warga yang katanya melihat telur si Euis di antara semak-semak, namun jumlahnya berapa saya kurang tahu. Tapi kabar soal buaya Si Euis bertelur juga sudah diketahui oleh aparat desa," ujarnya.
Kabar soal Euis bertelur dibenarkan Kades Cibitung, Iji Pahrudin. Ia menerima laporan dari warga jauh sebelum banjir Sungai Cikaso menerjang desanya. Ada 5 butir telur milik Euis di anak Sungai Cikaso yang ditemukan warga. Namun pasca banjir telur-telur itu hilang terbawa banjir.
"Telurnya ditemukan di Sungai Cidahon, anak Sungai Cikaso. Laporan warga saat itu ada 5 butir, hanya sekarang terbawa arus. Ketahuannya oleh masyarakat menyampaikan ke kita sebelum bencana banjir," ungkap Iji.
2. Diduga Ada 5 Ekor Buaya di Sungai Cikaso
Kades Cibitung Iji Pahrudin mengatakan saat ini memang ada khawatir dirasakan warga pasca kemunculan buaya di Sungai Cikaso. Iji menyebut ada 5 buaya yang habitatnya di sungai, namun yang sering terlihat hanya 3 ekor.
"Warga khawatir karena apalagi sekarang pasca bencana makin sering menampakkan diri. Si Euis, Nyai, dan kawan-kawan, itu ada lima ekor, namun yang sering muncul tiga ekor," tutur Iji.
"Buaya itu informasinya seluruhnya ada enam namun pada tahun 2019, satu ekor tersangkut jaring, jadi tersisa lima ekor. Buaya yang terjaring oleh nelayan itu kemudian diserahkan ke dinas terkait," pungkas Iji menambahkan.
3. Buaya Euis Makin Sering Muncul dan Berjemur
Sejumlah relawan pengantar bantuan bencana banjir Sungai Cikaso dikagetkan dengan kemunculan buaya. Buaya yang dinamai Euis itu, muncul di bantaran sungai dan sempat terekam video relawan. Informasi diperoleh, Euis menampakkan diri pada Senin (26/9/2022).
Para relawan saat itu tengah mengantarkan bantuan ke Kedusunan Kadudahung, Kampung Ciloma, Desa/Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi. Untuk menuju kampung itu jarak paling ringkas adalah menggunakan perahu membelah Sungai Cikaso.
"Saat menyalurkan bantuan Sembako dan pakaian, di perjalanan menemukan buaya. Saat itu saya bersama personel TNI, Kepolisian, Pemuda Karang Taruna mau menyalurkan bantuan ke warga terdampak banjir di Kadusunan Kadudahung, Ciloma," kata Kang Dela warga sekaligus relawan pengantar bantuan kepada detikJabar, Rabu (28/9/2022).
Bagi Dela penampakan Euis sudah biasa. Pasalnya meski tidak setiap hari sudah tiga kali ia berhadapan dengan buaya tersebut.
"Saat perjalanan itu kami dikagetkan dengan kalau saya pribadi tidak kaget, karena sudah biasa di Sungai Cikaso ada buayanya. Saya sendiri sudah 3 kali melihat buaya, hanya tim dan rekan kaget dia tidak tahu ada buaya di Sungai itu," ujar Dela.
"Buaya sangat besar ukuran panjang 3 sampai 4 meter, buaya tersebut jinak tidak buas tidak mengganggu. Kalau di dekati juga loncat, tidak mengganggu manusia atau binatang ternak," sambungnya.
Camat Cibitung, Kabupaten Sukabumi Anna Rudianugraha berkomentar soal kemunculan buaya Sungai Cikaso yang dinamai Si Euis oleh warga. Ia mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan gangguan akibat kemunculan buaya betina tersebut.
Anna menyebut pihaknya tetap mengimbau agar warga tetap waspada dan memilih untuk mengalah ketika buaya bernama Euis itu muncul di Sungai Cikaso. Karena menurut Anna, Sungai Cikaso sudah menjadi habitat hewan liar tersebut.
"Alhamdulillah tidak ada laporan buaya itu menyerang dan mengganggu warga, pasti imbauan terus kita lakukan. Terlebih yang beraktivitas di sungai itu kan bukan hanya masyarakat Cibitung tapi juga ada yang dari tetangga kita di (Kecamatan) Tegalbuleud," kata Anna kepada detikJabar, Jumat (30/9/2022).
"Kita waspada tetap, bukan hanya masyarakat tapi juga kepada rekan-rekan yang memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak mulai dari kesehatannya kemudian administrasi dan lainnya. Bagaimanapun proses penyaluran bantuan harus tetap berjalan, harus semangat meskipun ada buaya di Sungai Cikaso," sambung Anna saat itu.
5. Aktivitas Warga di Sungai Berjalan Seperti Biasa
Sementara itu, Dian Rahayu, warga Kampung Ciniti, Desa/Kecamatan Cibitung menyebut sejauh ini tidak ada larangan secara umum agar warga tidak beraktivitas di sungai. Hanya masing-masing keluarga memang terkadang melarang anak-anak mereka berenang atau aktivitas lainnya di Sungai Cikaso.
"Larangan secara umum untuk anak-anak berenang tidak ada, mungkin dari orang tua masing-masing karena bagaimanapun mereka juga merasa khawatir. Meskipun banyak warga yang beraktivitasnya di Sungai Cikaso," kata pria yang akrab disapa Iyang itu kepada detikJabar.
Sejak banjir, aktivitas warga di sungai tidak lantas surut. Terlebih ada berkah yang datang menghampiri warga salah satunya berburu Kerang Toรจ atau Kijing yang bisa ditemukan di dasar sungai.
"Yang berenang masih banyak di sungai, di sini ada toe atau kerang kijing, kalau habis banjir yang mengambil kijing kan banyak. Kalau bicara waswas ya pasti waswas tapi kan bicaranya karena kebutuhan, mata pencaharian apa boleh buat," tutur Iyang.
"Di sini juga kan ada galian pasir di sungai, ambilnya secara tradisional pakai perahu berenang lalu menyelam. Demi dapur tetap ngebul kan bagaimana lagi ya, karena itu sudah menjadi mata pencaharian warga banyak aktivitasnya di air," pungkasnya.
Simak Video "Video: Kisah Saryono, Guru yang Sudah Mengajar 33 Tahun Ditemani Motor Tua"
[Gambas:Video 20detik]
(sya/dir)