Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar, bersama The Aspinall Foundation Indonesia Program (TAF-IP) melakukan pelepasliaran hewan langka primata surili di Cagar Alam Gunung Burangrang (CAGB), di Desa Cipancar, Kecamatan Serangpanjang, Subang, Selasa (2/8/2022). Pelepasliaran surili ini bertujuan guna meningkatkan dan menguatkan populasi primata di kawasan CAGB.
Seperti diketahui, surili merupakan salah satu jenis primata endemik Jawa yang telah termasuk ke dalam daftar dilindungi sejak 5 April 1979. Hal itu berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 247/Kpts/Um/1979 serta berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 serta tertuang dalam lampiran PP no.7 tahun 1999.
Manager Operasional TAF-IP Sigit Ibrahim mengatakan acara pelepasliaran hewan primata jenis Surili di kawasan CAGB tersebut juga sebagai bentuk memperingati Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh setiap tanggal 10 Agustus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegiatan lepas liar ini diselenggarakan sebagai salah satu momentum dalam memperingati Hari Konservasi Alam Nasional yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus setiap tahunnya," ujar Sigit kepada detikJabar.
Menurutnya, pada kesempatan kali ini pihaknya melepas satu pasang hewan surili. Sepasang ekor surili itu bernama Atta dan Rita. Atta, surili jantan berusia 5 tahun yang merupakan hasil sitaan maupun penertiban hukum pihak Polda Jawa Barat bersama dengan BBKSDA Jawa Barat. Atta kemudian di kirim ke Pusat Rehabilitasi Primata Jawa (PRPJ) Patuha pada 28 Oktober 2019 lalu.
Sementara Rita, surili betina berusia 6 tahun didapatkan dari masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya dan langsung diserahkan ke pihak BBKSDA Jawa Barat pada 12 November 2020.
"Kedua surili ini kemudian menjalani proses rehabilitasi di PRPJ dan sempat tertunda untuk rencana pelepasliarannya karena adanya pandemi COVID-19," katanya.
Sebelumnya, TAF yang merupakan pusat rehabilitasi satwa ini mempunyai misi melestarikan satwa liar yang bekerja sama dengan beberapa pihak untuk melepasliarkan beberapa hewan primata.
"Kerjasama ini telah berhasil meliarkan 217 Individu primata Jawa hasil rehabilitasi di empat lokasi hutan tempat pelepasliaran di Jawa Barat (terdiri dari 49 Owa Jawa, 20 Lutung Jawa dan 14 Surili), dan Jawa Timur sejumlah 134 lutung Jawa," ucapnya.
Sigit mengungkapkan untuk populasi dari hewan Surili di alam hanya tersisa sekitar 6.000 individu yang tersebar di beberapa kawasan hutan konservasi dan hutan lindung di Jawa Barat serta sebagian kecil di kawasan hutan lindung di Jawa Tengah.
"Kami menilai sudah diperlukan upaya penguatan populasi surili di kawasan ini melalui kegiatan pelepasliaran surili dan penguatan perlindungan kawasan," ungkapnya.
"Kami berharap kedua surili akan dapat beradaptasi dengan baik di habitatnya di CAGB serta berkembang biak di masa depan dan masyarakat di sekitar kawasan juga turut menjaga kelestarian mereka," kata Sigit menambahkan.
(mso/mso)