Sejumlah kabar menarik perhatian terjadi di Jabar. Mulai dari penetapan tersangka kasus bullying di Tasikmalaya hingga kecelakaan di Cipali.
Berikut rangkuman berita Jabar hari ini :
1. Tiga Bocah jadi Tersangka Kasus Bullying di Tasikmalaya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi menetapkan tiga orang jadi tersangka aksi perundungan atau bully setubuhi kucing di Tasikmalaya. Ketiga orang tersebut masih berusia anak-anak.
"Jadi sudah ditetapkan sebagai tersangka tiga orang anak yang ada dalam video itu," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa (26/7/2022).
Ibrahim mengatakan penetapan tersangka tersebut berdasarkan hasil penyidikan dan gelar perkara yang dilakukan tim gabungan dari Polres Tasikmalaya dan PPA Polda Jabar. Dalam penanganan ini juga polisi turut melibatkan KPAID Tasikmalaya dan Bapas.
"Kemudian mekanismenya (penanganan) menggunakan sesuai dengan sistem peradilan anak yang sesuai dengan UU nomor 11 tahun 2012," kata Ibrahim.
Ibrahim menambahkan ketiga orang anak tersebut diketahui melanggar sesuai dengan ketentuan Pasal 80 Juncto Pasal 76 C UU nomor 35 tentang perlindungan anak.
"Tidak ditahan. Jadi mekanisme diversi itulah yang dicari langkahnya yang tepat," kata dia.
2. Kasus DBD di KBB, Satu Orang Warga Meninggal Dunia
Warga Kabupaten Bandung Barat (KBB) wajib mewaspadai penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mengancam di awal musim penghujan tahun 2022 ini. 10 warga dikabarkan meninggal akibat DBD.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB sejak Januari hingga Juli 2022 tercatat ada 957 kasus DBD yang ditangani 32 Puskesmas dengan 10 orang di antaranya meninggal dunia.
Angka tersebut melonjak drastis dibandingkan dengan kasus DBD pada tahun 2021 lalu. Sejak Januari hingga Oktober, hanya terdapat 260 kasus dengan satu orang di antaranya meninggal dunia
"Tahun ini sampai Juli sudah 957 kasus dan 10 orang meninggal dunia. Kalau tahun lalu Januari sampai Oktober hanya 260 kasus dengan 1 orang meninggal," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan KBB, Nurul Rasyihan saat dihubungi detikJabar, Selasa (26/7/2022).
Faktor lain yang menyebabkan kasus DBD pada tahun 2022 meningkat ketimbang tahun 2021 yakni pelaporan kasus ke puskesmas yang mulai normal lagi.
"Kalau 2021 itu karena ada banyak kasus yang tidak terlaporkan. Puskesmas dan rumah sakit sedang fokus vaksinasi COVID-19 jadi petugasnya banyak yg tersedot ke situ. Artinya DBD ini tidak terperhatikan pelaporannya. Nah kalau tahun sekarang sudah kembali normal," kata Nurul.
Nurul mengatakan kecamatan yang paling banyak muncul kasusnya yakni Kecamatan Padalarang, Lembang, Batujajar, serta Cikalongwetan. Hal tersebut karena daerah itu menjadi endemis DBD.
"Setiap tahunnya kasus DBD di empat kecamatan itu memang paling banyak kalau dibandingkan kecamatan lainnya. Dan kalau di tingkat kabupaten kota, KBB memang bisa dikatakan endemis juga karena selalu ada kasus," tutur Nurul.
Nurul menyebut di tengah melonjaknya kasus DBD turut meningkat juga permintaan fogging atau pengasapan yang masih dipercaya sebagai upaya ampuh mencegah kasus DBD.
"Biasanya hanya 1 kali sebulan, sekarang bertambah. Upaya lebih bagus itu sebetulnya PSN dan abatisasi. Cuma masyarakat lebih tenang kalau ada fogging," kata Nurul.
Nurul mengingatkan masyarakat di Bandung Barat wajib mewaspadai potensi penularan DBD mengingat saat ini baru masuk musim hujan. Peringatan diutamakan untuk masyarakat yang ada di perkotaan.
"Jadi potensi penularannya masih sangat mungkin terus bertambah, apalagi kan sekarang baru awal musim hujan," ujar Nurul.
3. Seorang Warga Tewas Terlibat Kecelakaan di Tol Cipali
Kecelakaan melibatkan dua kendaraan terjadi di ruas Jalan Tol Cipali Kilometer 94.800 wilayah Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (26/7/2022) siang. Satu orang tewas dan tiga lainnya luka-luka akibat kejadian tersebut.
Kanit Laka Lantas Polres Subang Ipda Edang mengungkapkan kejadian berawal dari mobil jenis Toyota dengan nomor polisi B 2027 UZM melaju dari arah Palimanan menuju Jakarta. Mobil itu berisi enam penumpang.
Setibanya di lokasi, sopir mobil bernama Saeful Rahman diduga mengantuk. Nahas mobil yang dikendarainya itu menabrak bagian belakang truk pengangkut air dalam kemasan.
"Kendaraan Toyota Veloz nomor polisi B 2027 UZM membawa enam penumpang dikemudikan Saeful Rahman melaju dari arah Palimanan menuju Jakarta. Setiba di TKP Kilometer 94.800 jalur B diduga mengantuk sehingga menabrak bagian belakang kendaraan truk Hino nomor polisi B 9345 KYY yang ada di depannya," ujar Endang saat dihubungi detikJabar.
Akibat kejadian itu, satu orang meninggal dunia. Korban tewas atas nama Sunaryanti (32), warga Cilincing Karta Utara. Sementara korban luka dibawa ke Rumah Sakit Abdul Rajak Purwakarta.
Insiden kecelakaan ini pun masih ditangani oleh pihak kepolisian dari Unit Laka Lantas Polres Subang.
Video seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Garut ngamuk saat rapat tengah jadi buah bibir. Video tersebut saat ini beredar luas di media sosial dan menjadi perbincangan.
Seperti dilihat detikJabar, Selasa (26/7/2022), video berdurasi 50 detik tersebut menampilkan seorang perempuan tengah berdiri meluapkan emosinya.
Di awal video, ada beberapa kalimat yang diucap anggota dewan tersebut. "Meuni asa teu kudu. Otakna teu ngarti (Rasanya nggak perlu. Otaknya nggak ngerti)," ungkap perempuan tersebut dalam video.
Dalam video tersebut, anggota dewan menggebrak meja dan membanting sejumlah barang di hadapannya saat rapat. Suasana ruangan yang awalnya ramai berubah menjadi mencekam.
Usai ditelusuri, kejadian tersebut dipastikan terjadi di Garut. Anggota dewan yang terekam mengamuk itu diketahui merupakan Juju Hartati, anggota Komisi 2 DPRD Garut.
Saat dikonfirmasi wartawan, Juju membenarkan aksinya tersebut. Kejadian itu berlangsung di kantor DPRD Garut pada Senin (25/7/2022) kemarin.
"Benar, saya memang mengamuk di ruangan yang ada di gedung DPRD Garut," kata Juju saat dikonfirmasi wartawan.
Juju mengaku marah lantaran merasa kesal dengan Ketua DPRD Garut yang dianggap tidak aspiratif. Peristiwa berlangsung saat digelarnya rapat pembahasan pembuatan peraturan daerah (Perda) pada Senin (25/7) kemarin.
Menurut informasi yang dihimpun, Juju merasa tidak dihargai oleh Ketua DPRD Garut Euis Ida saat dia memberikan laporan.
"Sama sekali tidak menghargai orang," katanya.
5. Aksi Emak-emak Cianjur Tarik Pikap di Jalan Rusak
Viral rombongan emak-emak di Cianjur, Jawa Barat menarik mobil pikap menggunakan tali tambang. Aksi itu dilakukan lantaran mobil yang mereka tumpangi terjebak di jalan penghubung antardesa di Kecamatan Campaka yang rusak parah dan sulit untuk dilewati.
Diketahui jika aksi tarik mobil dengan tambang itu dilakukan ibu-ibu PKK dari Desa Margaluyu yang akan mengikuti kegiatan di Puskesmas Campaka.
Namun saat melintas jalan penghubung desa di Desa Margaluyu, mobil pikap yang ditumpangi ibu-ibu PKK itu terjebak lumpur tebal usai jalan yang rusak selama bertahun-tahun itu diguyur hujan deras.
"Iya kemarin ada rombongan ibu-ibu PKK yang mobilnya terjebak lumpur. Jadi terpaksa menarik mobil dengan tambang, karena bannya selip," ujar Supriyadi, tokoh masyarakat Desa Margaluyu, Selasa (26/7/2022).
Menurutnya hal itu sudah sering terjadi, terlebih ketika musim hujan. Bahkan warga sekitar kerap membawa tali tambang jika harus melintas jalan kabupaten tersebut.
"Kebayakan sudah bawa tambang untuk menarik mobil kalau mau melintas setelah hujan deras. Karena pasti ada lumpur, mobil terjebak. Makanya kadang juga ada warga yang siaga untuk menarik kendaraan yang terjebak," ucap dia.
Dia menyebut jalan tersebut terakhir kali diperbaiki pada 1997. "Sampai sekarang belum ada perbaikan lagi," kata dia.
Rusaknya jalan membuat akses warga terhambat. Bahkan jika kondisi jalan sudah berlumpur, warga membutuhkan warga hingga lima jam untuk melintasi jalan sepanjang 6 kilometer tersebut.
"Ini jalan satu-satunya menghubungkan Desa Margaluyu dengan desa lain di Campaka. Karena rusak, jadi lama perjalanan," kata dia.
Di sisi lain, Kepala Desa Margaluyu Uan Nurbaya membenarkan, pemandangan unik kelompok PKK yang menarik mobil pick up. Hal tersebut karena mobil pick up tidak kuat melaju dijalan tersebut.
"Mobil yang di tumpangi ibu-ibu PKK slip tidak naik," katanya.
Uan menambahkan, saat ini jalan tersebut sebagian telah diperbaiki. "Dari 7 kilometer cuman sudah ditangani CSR upper cisokan hasil mou Pemkab Cianjur dengan PLN dan beres baru 1,2 KM sisanya sedang proses," pungkasnya.
Simak Video "Video: Polisi Usut Dugaan Kelalaian di Insiden Maut Pernikahan Anak KDM"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)