Sejumlah peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (2/1/2025). Mulai dari jari bocah 5 tahun di Tasik diamputasi gegara kembang api hingga eks rektor UIN Bandung meninggal dunia.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
1. Status Hukum Dodi Muller Digugurkan di Kasus Dago Elos
Terdakwa kasus pemalsuan surat, Dodi Rustandi Muller, meninggal dunia pada Selasa (24/12/2024). Ia wafat di Rutan Kebonwaru Bandung karena mengalami serangan jantung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah meninggal, Kejati Jawa Barat (Jabar) memberikan keterangan soal status hukum Dodi Rustandi Muller. Kejati memastikan status hukumnya sebagai terdakwa akan digugurkan.
"Status hukumnya sebagai terdakwa nanti akan digugurkan," kata Kasipenkum Kejati Jawa Barat Sri Nurcahyawijaya, Kamis (2/1/2025).
Dodi Rustandi Muller sudah dimakamkan di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung pada Rabu (25/12/2024). Cahya mengungkap, nantinya, surat keterangan kematian Dodi akan dikirim ke Mahkamah Agung (MA) untuk kebutuhan proses administrasi.
"Surat keterangan kematian akan dikirim ke Majelis Hakim Mahkamah Agung guna proses hukum terhadap almarhum dihentikan," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Pengadilan Negeri (PN) Bandung telah memvonis Dodi Rustandi Muller dan saudaranya, Heri Hermawan Muller selama 3 tahun 6 bulan dalam kasus pemalsuan surat sengketa tanah Dago Elos. Keduanya kemudian sempat melawan dengan mengajukan banding, tapi ditolak Pengadilan Tinggi (PT) Bandung.
Kini, duo Muller bersaudara itu sedang menempuh upaya hukum lain dengan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Jogi Nainggolan mengatakan, proses hukum atas upaya itu hingga sekarang masih berjalan.
2. Jari Bocah 5 Tahun Diamputasi gegara Kembang Api Tahun Baru
Momen perayaan malam pergantian tahun 2025 menyisakan cerita pilu bagi bapak dan anak warga Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Kedua tangan bapak berinisial Y (30) dan anaknya AD (5) mengalami luka serius akibat kecelakaan saat membakar kembang api. Bahkan satu ruas jari bocah laki-laki itu harus diamputasi.
Informasi yang dihimpun di malam pergantian tahun, keduanya merayakan malam pergantian tahun di Taman Kota Tasikmalaya. Keduanya larut dalam kebahagian bersama ribuan warga lain di pusat Kota Tasikmalaya.
Menjelang detik-detik pergantian tahun mereka membakar kembang api. Saat itu keduanya meluncurkan kembang api dengan posisi Y menggendong AD.
Tangan keduanya kompak memegang kembang api. Sesaat setelah disulut, kembang api meluncur ke udara. Ledakan satu sampai enam, tak ada masalah. Kembang api menerabas langit dan menyebar cahaya indah. Petaka terjadi pada luncuran ketujuh, kembang api tak melesat, namun malah meledak di tangan.
"Jadi yang meledaknya pas pegangan tangan anaknya, tangan ayahnya ada dibawa dan terkena juga," kata Dewi, salah seorang pedagang di Taman Kota Tasikmalaya.
Sontak insiden itu membuat ayah dan anak itu mengerang kesakitan. Oleh petugas keamanan yang siaga di Pos Taman Kota, keduanya langsung dibawa le RSUD dr Soekardjo.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya, dr Titie Purwaningsari membenarkan pihaknya menangani kedua korban tersebut.
"Kemarin anaknya sudah menjalani operasi, alhamdulillah lancar," kata Titie, Kamis (2/1/2025).
Dia menjelaskan akibat ledakan kembang api, AD mengalami luka serius di dua jari tangannya, jari telunjuk dan jari tengah. Sehingga harus dilakukan operasi. Bahkan satu bagian ruas jari telunjuk terpaksa harus diamputasi. "Jari telunjuk diamputasi satu ruas," kata Titie.
Sementara untuk kondisi Y, Titie menerangkan mengalami luka di satu jari tangannya. "Untuk bapaknya tidak ada tindakan lebih lanjut, hanya dirapikan saja lukanya," kata Titie.
3. Eks Rektor UIN Bandung Nanat Fatah Meninggal Dunia
Kabar duka datang dari Civitas Akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Rektor UIN Bandung periode 2003-2011, Nanat Fatah Natsir meninggal dunia pada Kamis (2/1/2025) dini hari.
Nanat Fatah Natsir meninggal di usia ke-70 tahun saat menjalani perawatan di RS Al Islam, Bandung. Jenazahnya sudah disalatkan di Masjid Iqomah UIN Bandung dan dimakamlan di TPU Ciburuy, Kota Bandung.
"Telah berpulang ke Rahmatullah Bapak Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS di rumah sakit Al Islam Bandung pukul 01.00 pada Hari Kamis, 2 Januari 2025. Meninggal pada usia 70 Tahun karena Sakit," bunyi keterangan UIN Bandung dalam situs resminya sebagaimana dikutip detikJabar.
Nanat Fatah merupakan sosok penting di UIN Bandung. Saat menjabat sebagai rektor, ia yang merintis peralihan status dari IAIN menuju UIN.
Nanat Fatah Natsir dilahirkan di Garut, 11 Desember 1954. Memiliki istri bernama Ade Aisyah dan dikaruniai empat anak.
Selain itu, sosok Guru Besar UIN Bandung ini sudah menjajaki sejumlah karir gemilang selama pengabdiannya. Selain rektor, mendiang Nanat Fatah pernah menjabat Staf Ahli Menteri Agama RI, 2012-2015 dan Presidium Ikatan Cendikia Muslim Indonesia (ICMI) pada 2015.
"Semoga amal ibadah Bapak kami diterima iman Islamnya, diampuni salah dan dosanya juga terima disisi Allah. Kami yang ditinggalkan tetap diberi ketabahan dan Keikhlasan . Aamiin Yaa Rabbal'alamin," tulis UIN Bandung.
4. Korban Tumpahan Cairan Kimia Dapat Ganti Rugi
Ratusan orang yang mengklaim korban tumpahan cairan kimia caustic soda liquid lagi-lagi menggeruduk kantor Unit Penegakan Hukum (Gakkum) Sat Lantas Polres Cimahi di Cikamuning, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Mereka menuntut ganti rugi akibat tumpahan cairan kimia Natrium Hidroksida atau soda api yang terjadi pada Selasa (24/12/2024) lalu. Pihak perusahaan berjanji ganti rugi bakal diselesaikan pada Kamis (2/1/2025).
Ratusan orang itu mengantre sejak pagi menunggu ganti rugi yang dijanjikan perusahaan CV Yasindo Multi Pratama sebagai pemilik truk tangki yang mengangkut cairan NaOH itu.
Salah satunya Muhammad Abil (25), yang akhirnya menerima ganti rugi. Namun ia agak kecewa karena nominal ganti rugi yang diberikan jauh lebih kecil dari kerusakan motor yang dialaminya.
"Tadi sudah dapat ganti rugi, cuma Rp300 ribu. Ya daripada enggak sama sekali, soalnya saya enggak mau ribet dan nunggu lebih lama," kata Abil saat ditemui, Kamis (2/1/2025).
Kerusakan motor miliknya akibat kecipratan cairan yang tumpah di Jalan Raya Purwakarta-Padalarang itu meliputi krengkes mesin, shockbreaker, velg, serta knalpot.
"Belum cat body agak mengelupas, kalau ke bengkel itu sekitar Rp1 jutaan. Memang katanya bisa nego lagi buat nominal, cuma saya males nunggu lagi, ini saja enggak kerja karena harus ke sini," kata Abil.
Korban lain yang juga akhirnya menerima ganti rugi yakni Moch Ilham. Pemuda asal Cikalongwetan itu menunggu sepekan lebih demi mendapatkan uang pengganti kerusakan.
"Ya sama dengan yang lain, katanya yang rusak ringan dipukul rata Rp300 ribu. Padahal yang saya kalau dihitung yang saya rusaknya bisa sampai Rp700 ribu. Tapi ya daripada enggak dapat sama sekali, sisanya nombok sendiri," kata Ilham.
Sementara itu, Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Cimahi, Iptu Bayu Subakti mengatakan ada sekitar 1.260 kendaraan yang tercatat sebagai korban tumpahan cairan kimia.
"Berdasarkan catatan kami, ada 1.260 kendaraan yang terdampak. Tapi itu akan divalidasi lagi oleh pihak perusahaan, berapa jumlah pasti yang akan diganti rugi. Kami hanya sebagai fasilitator saja," kata Bayu.
5. Sampah Tahun Baru di Bandung Capai 57 Ton
Perayaan malam Tahun Baru 2025 di Kota Bandung menyisakan 57 ton sampah. Menurut catatan Dinas Lingkungan Hidup, sisa sampah perayaan malam tahun baru itu menurun dibanding tahun lalu.
"Di malam tahun baru 2025, sampah yang diangkut sebesar 57 ton. Menurun dibandingkan malam tahun baru 2024 yang mencapai 64 ton," kata Kepala DLH Kota Bandung, Dudy Prayudi, Kamis (2/1/2025).
Menurut Dudy, jumlah sampah yang dihasilkan pada pergantian tahun tersebut masih terkendali dan tidak menyebabkan penumpukan di tempat penampungan sementara (TPS). Adapun timbulan sampah organik kemudian diolah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Gedebage.
"Sehingga nantinya yang kita buang ke TPA (Sarimukti) tinggal sampah residu," imbuhnya.
Lebih lanjut, Dudy meminta masyarakat untuk mengolah sampah secara mandiri. Hal ini penting mengingat TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat sudah tidak mampu menampung sampah secara optimal.
"Perlu peran semua pihak untuk sama-sama kelola sampah mandiri sehingga organik dan anorganik selesai, tinggal residu yang diangkut ke TPA," ujarnya.
Terpisah, Sekretaris DLH Jawa Barat, Helmi Gunawan meminta pemerintah daerah di Bandung Raya mematuhi kuota ritase sampah ke TPA Sarimukti.
Adapun kuota yang diberikan saat ini ialah 17 rit per hari untuk Kota Cimahi, 40 rit untuk Kabupaten Bandung, 17 rit untuk Kabupaten Bandung Barat dan 140 rit untuk Kota Bandung ditambah dua rit dari Pasar Caringin.
"Sesuai kesepakatan ya, ritase dikurangi dan per minggu dihitungnya. Himbauan sudah disampaikan sejak sebelum Natal 2024, itu pun berlaku untuk sampah perhotelan dan tempat wisata," tegas Helmi.
(bba/sud)