Beragam peristiwa terjadi di Jabar hari ini, Rabu (20/7/2022). Di Tasikmalaya, bocah SD jadi korban perundungan hingga depresi dan meninggal dunia. Kemudian, ada juga soal siasat ritual gaib 'Habib' cabul.
Berikut lima peristiwa pilihan detikJabar yang menggemparkan masyarakat Jabar hari ini:
Bocah Tasik Korban Bullying Meninggal Dunia
Peringatan (trigger warning): Artikel ini mengandung konten eksplisit tentang perundungan ekstrem yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan meminta bantuan profesional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah PH (11) bocah kelas enam SD di Singaparna, Tasikmalaya berakhir tragis. Ia jadi korban perundungan ekstrem oleh rekan sebayanya, hingga berujung depresi dan meninggal dunia.
Kedua orang tua korban menyebut, PH sempat mengalami muntah dan kejang-kejang sebelum meninggal dunia. Secara psikis pun, PH murung dan sering melamun.
Ibunda dari PH, Ti (39) berharap kejadian serupa tak terulang kembali. Perwakilan keluarga terduga pelaku pun sudah menyampaikan permohonan maaf.
"Kami mah sudah ikhlas pak menerima takdir ini. Berharap jangan ada lagi kejadian yang sama. Kalau keluarga (terduga pelaku) itu ada datang tapi perwakilannya, RT-nya saja. Kami nggak nyangka kalau anak kedua saya mau meninggal. Tapi makin hari makin parah sakitnya, ngelamun, kejang pak," ucap Ti.
Keluarga korban saat ini mendapatkan pendampingan dari KPAI Tasikmalaya. Pasalnya, kondisi kedua orang tua korban walau mengaku ikhlas namun secara psikis masih terguncang.
PH sendiri mengalami depresi usai mendapatkan perundungan ekstrem dari teman-temannya. Ia dipaksa menyetubuhi kucing, dan aksi itu direkam kemudian disebarkan di media sosial.
Hingga akhirnya, nyawa dari PH tak tertolong usai dibawa ke rumah sakit umum daerah untuk mendapatkan perawatan. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (17/7/2022).
Kepolisian sektor Singaparna mengaku belum menerima laporan maupun pengaduan terkait kasus perundungan ekstrem ini. Walau demikian, kepolisian tetap turun untuk menyelidiki kasus yang membetot perhatian publik di Tasikmalaya ini.
"Belum menerima laporan maupun pengaduan tapi kami lakukan pendampingan dengan KPAID. Kita telusuri kebenaran kasusnya," ucap Aipda Dwi Santosa, Panit Reskrim Polsek Singaparna di kantornya Rabu siang.
Kepolisian membenarkan terkait PH yang meninggal dunia. Namun, penyebab kematiannya secara pasti masih perlu diselisik lebih lanjut.
"Kalau kasus kematian korban ada, tapi kami belum pastikan apa penyebabnya. Informasi beredar memang karena bully tapi kami belum sejauh itu," ujar Dwi.
Bos Cengkeh si Pemilik Arapaima
Tiga ikan raksasa yang ditemukan warga saat banjir bandang di Garut dipastikan merupakan peliharaan. Pemiliknya, diketahui merupakan bos pemilik pabrik pengolahan cengkeh.
Tiga ikan berjenis Arapaima Gigas itu ditemukan warga yang sedang melakukan penyisiran di kawasan Sungai Cipeujeuh, Garut Kota, beberapa saat setelah banjir bandang terjadi pada Jumat (15/7) lalu.
Saat itu, warga dikejutkan penemuan seekor ikan raksasa yang tersangkut di pohon. Ikan tersebut kemudian dievakuasi warga. Warga juga menemukan dua ikan serupa tak lama kemudian.
Usai ditelusuri, ikan-ikan tersebut ternyata merupakan peliharaan. Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Kelurahan Paminggir Asep Ridwan. Asep mengatakan, ikan tersebut sebelumnya dipelihara warga.
"Ada warga yang pelihara, karena terbawa banjir, akhirnya diserahkan ke warga," ujar Asep kepada detikJabar, Rabu (20/7/2022).
Menurut penuturan sejumlah warga setempat, ikan raksasa itu diketahui milik seorang bos cengkeh yang memiliki pabrik pengolahan yang lokasinya tak jauh dengan pemukiman warga.
Isam (45), mengatakan bahwa ikan tersebut kabur usai benteng kolam milik bos cengkeh tersebut jebol dihantam banjir bandang.
"Ini akibat kemarin banjir. Ya ikan dari sini mungkin kaburnya," ungkap Isam sembari menunjukan posisi benteng kolam yang runtuh kepada detikJabar.
Isam menambahkan, tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke kolam tersebut. Sebab, sekeliling kolam dipenuhi benteng yang menjulang.
Namun, kata Isam, di momen banjir bandang kemarin, utusan sang pemilik ikan memberikan tiga ikan raksasa itu kepada warga setempat.
Penyebab Ribut Sopir Angkot Vs TNI
Aksi TNI turun dari truk di Sukabumi bikin heboh. Aksi itu ditenggarai salah paham antara sopir pribadi Komandan Yonif 310 dengan sopir angkot.
Komandan Yonif 310/KK Mayor Inf Yudhi Haryanto menceritakan kronologis kejadian viral tersebut. Meski demikian, permasalahan ini dianggap sudah islah.
Yudhi mengatakan, mulanya ia dalam perjalanan pulang setelah menghadiri acara pribadi di Jakarta pada Minggu (17/7). Pada saat itu, ia menggunakan kendaraan pribadi dan tanpa seragam atau atribut TNI.
Dalam perjalanan tersebut, kondisi lalu lintas padat. Bahkan, kata dia, dari GT Cigombong menuju Cicurug saja membutuhkan waktu 3 jam. Sepanjang perjalanan pun beberapa kendaraan beristirahat di bahu jalan sehingga menambah parah kemacetan.
Permasalahan dengan sopir angkot terjadi di SPBU 34.433.13, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Angkot trayek 09 menerobos jalan (blong) dan berpapasan dengan mobil pribadi yang ditumpangi Danyonif 310/KK Mayor Inf Yudhi Haryanto.
"Belok ke kiri tiba-tiba ada sopir angkot dari arah SPBU, yang ini di kasih jalan dan akhirnya depan-depanan. Kalau saya mengarahkan sopir saya ngalah dulu tapi ternyata di belakang banyak kendaraan lain," kata Yudhi di Markas Kodim 0607, Kota Sukabumi, Rabu (20/7/2022).
Lebih lanjut, kedua pihak saling berhadapan dan tiba-tiba keluar teriakan 'Keroyok Keroyok' dan kata-kata tak pantas. Di situlah, Yudhi turun tangan dan melerai keduanya. Dia juga sempat menyebut dirinya anggota TNI.
"Kemudian ya nggak tahu gimana ceritanya dua-duanya (sopir pribadi dan sopir angkot) turun, sama-sama cekcok tiba-tiba ada teriakan keroyok-keroyok. Saya juga sopir ini sendiri kan, kalau di keroyok banyakan ya berani cuman daripada bonyok lebih baik saya ikut turun, saya melerai dan saya bilang saya anggota," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, beredar video puluhan anggota TNI turun dari truk di Jalan Nasional Sukabumi-Bogor. Momen puluhan anggota TNI itu terekam video dan viral di media sosial.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, video itu diambil pada Minggu (19/7) lalu. Di dalamnya dinarasikan anggota TNI turun setelah melihat komandan batalyonnya yang diduga dianiaya beberapa orang sopir angkot trayek 09.
"Peristiwa itu berawal saat kendaraan yang ditumpangi Danyon 310 Mayor Yudhi Heriyanto diserempet oleh kendaraan angkot 09," tulis teks dalam video itu seperti dilihat detikJabar, Selasa (19/7/2022).
Lebih lanjut, video itu juga menarasikan kronologi kejadian dugaan pengeroyokan tersebut. Disebutkan jika ajudan dan sopir Danyon melawan sopir.
Sementara Danyon Yudhi yang berusaha melerai, disebut tiba-tiba mendapatkan serangan dari sopir angkot lain sehingga perkelahian pun diduga tak dapat dihindari.
Dari video tersebut juga terlihat puluhan pasukan mengerubuti angkot di sebuah SPBU. "Sebanyak 5 orang pelaku pengeroyokan Danyonif 310 berhasil diamankan di lokasi," lanjut tulis narasi dalam video tersebut.
Penampakan Harimau di Sukabumi
Sugandi (55), warga Kampung Salagombong, Desa Sukadamai, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi adalah warga yang pertamakali melihat hewan yang diduga harimau di Bukit Pasir Kantong area garapan perkebunan warga.
Dengan lugas, ia menyebut Harimau Siliwangi saat diminta detikJabar menyebut ciri-ciri harimau tersebut. Pria yang akrab disapa Gani itu mengatakan saat kejadian ia hanya berjarak sejauh 5 meter dari hewan tersebut, bahkan selama 2 menit ia saling bertatapan.
"Saya yang pertama melihat harimau itu, kejadiannya sekitar 3 bulan yang lalu. Saat itu saya sedang ke kebun melihat timun, sekitar jam 17.00 WIB. Saya sangat dekat jaraknya sekitar 5 meteran hewan itu tepat di hadapan saya, harimau kayak (Harimau) siliwangi," kata Gani kepada detikJabar, Rabu (20/7/2022).
Area tempat Gani dengan harimau berada dekat dengan saung atau gubuk yang biasa digunakan petani di area tanam mereka. Awalnya ia hanya melihat kaki hewan itu dari arah kolong gubuk, saat sedikit mengangkat kepala Gani pun dapat melihat lebih jelas hewan tersebut.
"Masuknya dari tempat saya duduk, pas kakinya ketahuan masuk ke tengah ada saya. Terdapat tanaman dekat saung saya, dari sana nggak kelihatan. Dari saat itu sampai sekarang agak takut kalau ke kebun sendiri. Warnanya agak kurang jelas ya, kekuning-kuningan ada belang tapi bukan hitam jadi agak keputihan. Bentuknya kayak kucing tapi tinggi itu, ekornya sampai ke tanah melengkung," ucap Gani.
Lebih dari 2 menit Gani berhadapan. Sampai kemudian ia sedikit beringsut dan mengambil kayu untuk pemukul. Melihat Gani bergerak, hewan itu langsung meloncat ke arah lain meninggalkan Gani yang masih terperangah. "Saya mau ambil pemukul dia loncat langsung hilang," ucapnya.
Gani sempat menceritakan hal itu ke warga lainnya. Namun saat itu warga menyebut harimau yang dilihatnya adalah penampakan karuhun yang menjelma menjadi harimau. Sampai kemudian beberapa bulan berlalu, ada warga lainnya yang kembali melihat penampakan harimau.
"Waktunya sama sorean juga, ibu rumah tangga dan anaknya masih di area yang sama, di saung tempat istirahat. Kemudian teman saya sore juga kejadiannya. Di lokasi yang sama sampai yang terakhir tukang nyabit rumput masih area itu ketemu. Yang terakhir sampai setengah pingsan diuber mungkin namanya Pak Baed," ujar Gani.
Siasat Ritual Gaib 'Habib' Cabul
Pihak kepolisian mengamankan Muhammad Aung Saputra alias Habib Deden (40) karena diduga mencabuli bocah asal Kabupaten Bandung Barat (KBB). Pria tersebut mulai melancarkan aksinya sejak pertama datang ke rumah korban.
Modus yang digunakan pelaku yakni berpura-pura menjadi orang pintar alias dukun yang bisa mengusir roh jahat dan benda-benda gaib pada rumah maupun tubuh korbannya.
Aksi pencabulan itu terjadi di rumah kerabat korban pada 5 Juli 2022 lalu. Saat itu pelaku menyebut di rumah kerabat korban ada makhluk halus dan benda-benda aneh yang harus dibersihkan.
"Jadi pelaku ini kenal dengan salah satu kerabat korban. Nah saat itu dia sedang bertamu, tiba-tiba dia bilang di rumah itu ada roh jahat dan harus dibersihkan," ungkap Kasatreskrim Polres Cimahi AKP Rizka Fadhilla kepada wartawan, Rabu (20/7/2022).
Terperdaya oleh akal bulus pelaku, kerabat korban akhirnya mengiyakan rumahnya dibersihkan melalui serangkaian ritual seperti penarikan benda-benda gaib. Saat sedang menjalankan ritual itulah, pelaku melihat korban yang kebetulan sedang ada di rumah tersebut hingga akhirnya terbersit niat jahat.
Pencabulan tersebut kemudian terjadi setelah pelaku memperdaya keluarga korban dengan beberapa kali ritual pembersihan makhluk gaib dan benda-benda lainnya.
"Jadi dia ini enggak sekali ritualnya, tapi beberapa kali. Nah atas tipu daya itu pelaku akhirnya melakukan asusila terhadap korban berawal dari meraba dan tindak asusila lainnya tapi tidak sampai disetubuhi," kata Rizka.
Rizka mengatakan dari hasil pemeriksaan terhadap pelaku baru didapati seorang korban dari aksi bejatnya. Namun pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut.
"Untuk korban dari hasil penyidikan baru satu orang. Tapi kita terus gali informasi dan telusuri kemungkinan adanya korban lain," ujar Rizka.
(bba/ors)