Kura-kura Hamil Berusia 2.000 Tahun di Reruntuhan Pompeii

Kabar Internasional

Kura-kura Hamil Berusia 2.000 Tahun di Reruntuhan Pompeii

Tim detikInet - detikJabar
Kamis, 30 Jun 2022 19:00 WIB
Pompeii: Kura-kura hamil berusia 2.000 tahun ditemukan di reruntuhan kota
Kura-kura hamil berusia 2.000 tahun ditemukan di reruntuhan kota. (Foto: BBC Magazine)
Jakarta -

Para arkeolog menemukan sisa-sisa bukti keberadaan warga Pompeii kuno akibat meletusnya Gunung Vesuvius pada hampir 2.000 tahun silam. Selain warga Pompei, ada hewan yang ditemukan, yaitu kura-kura hamil dengan telurnya.

Sejak Vesuvius meletus pada 79 Masehi, para arkeolog belum menemukan kura-kura seperti ini. Kura-kura itu berlindung di bawah bangunan yang luluh lantah ketika gunung berapi itu meletus.

Para arkeolog menemukan sisa-sisanya ketika menggali area kota yang dibangun kembali oleh penghuninya setelah gempa bumi sebelumnya menghancurkan Pompeii pada tahun 62 Sebelum Masehi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 2.000 tahun silam, kura-kura berukuran 14 sentimeter itu menggali ke bawah tanah untuk membuat sarang di bawah sebuah toko yang hancur akibat gempa.

Menurut para ahli, fakta hewan itu ditemukan dengan telurnya menunjukkan dia mati ketika mencoba mencari tempat aman demi masa depan keturunannya.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari detikInet, Kamis (30/6/2022), arkeolog Universitas Oxford, Mark Robinson, yang menemukan sisa-sisa kura-kura lain di situs Pompeii terdekat pada 2002, mengatakan kepada BBC ada dua penjelasan tentang bagaimana binatang itu sampai di sana.

"Salah satunya adalah kura-kura peliharaan yang mungkin melarikan diri dan menuju ke reruntuhan gempa besar," katanya.

Ada kemungkinan lain yang lebih masuk akal. Hewan itu diduga kura-kura dari pedesaan terdekat yang mengembara ke kota kuno itu.

"Pompeii secara substansial hancur lebur dan tidak ada satu tempat pun dapat dibangun kembali setelah gempa. Flora dan fauna dari pedesaan sekitarnya (akhirnya) pindah ke kota."

Menurut para ahli, penemuan itu menggambarkan kekayaan ekosistem alam Pompeii pada periode setelah gempa.

"Seluruh kota adalah lokasi konstruksi, dan ternyata beberapa ruang sangat tidak digunakan sehingga hewan liar bisa berkeliaran, masuk dan mencoba bertelur," kata Direktur Jenderal Taman Arkeologi Pompeii, Gabriel Zuchtriegel.

Seorang pengunjung Pompeii, seorang mahasiswa tingkat doktoral asal Finlandia, yang kebetulan sedang melewati situs itu ketika penemuan tersebut diungkap, menggambarkan apa yang dia lihat kepada BBC sebagai sesuatu spektakuler.

"Mereka baru saja mengeluarkan cangkang hewan itu, jadi yang terlihat adalah kerangka dan telurnya," kata Joonas Vanhala. "Warnanya coklat muda, mirip warna pasir."

"Saya tidak akan mengenalinya sebagai telur jika mereka tidak memberi tahu saya," tambahnya.

Halaman 2 dari 2
(ors/ors)


Hide Ads