detikers pernah melihat foto Pulau Sumatra dari Antariksa? Hasilnya keren banget loh!
Dikutip dari detikInet, foto ini disimpan NASA di laman NASA Earth Observatory seperti dilihat detikINET, Sabtu (17/6/2022). Berdasarkan data yang tertera di sana, foto ini dipotret pada 18 Juli 2021, dengan kamera digital Nikon D5 menggunakan panjang fokus 35 milimeter. Gambar tersebut diambil oleh seorang anggota kru Ekspedisi 65.
Foto ini diambil oleh salah satu astronaut yang sedang bertugas di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ia memotret pemandangan awan di sekitar Pulau Sumatera. Foto tersebut juga memperlihatkan Pulau Bangka dan Belitung, Laut Jawa, dan pantai barat Kalimantan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlihat pada foto yang dipublikasikan 7 November 2021 itu, awan panjang dan cerah yang dihasilkan badai petir, menebarkan bayangan gelap di daratan dan laut di bawahnya. Lengkungan Bumi yang bulat tampak di kejauhan.
Zona paling terang dari refleksi Matahari di atas air (sunglint) menyoroti selat sempit antara Sumatera dan pulau-pulau lainnya. Tampak pula Singapura tersembunyi di bawah badai petir.
Pada hari pengambilan foto ini, angin bertiup dari timur laut (kanan ke kiri dalam tampilan foto). Setelah melintasi Laut Jawa, udara lembap akan naik karena panas. Pemanasan seperti itu kemungkinan besar menyebabkan badai petir terbentuk di setiap pulau.
"Puncak dari beberapa badai terpotong oleh angin untuk membentuk awan dengan permukaan atas yang rata, yang disebut awan landasan. Angin dapat memperpanjang landasan melintasi jarak yang sangat jauh, membentuk ekor yang panjang dan sempit," tulis Justin Wilkinson dari NASA-JSC
Sementara itu, landasan besar yang dimulai di atas Pulau Bangka membentang sekitar 200 kilometer melintasi Sumatra ke Samudra Hindia. Awan landasan lainnya terbentuk di mana udara dipaksa naik di atas Gunung Barisan yang tinggi di pantai barat daya Sumatra (paling kiri). Awan kumulus kecil juga terbentuk di atas garis kecil Kepulauan Mentawai (kiri atas).
Kemudian zona bebas awan muncul di atas Laut Jawa dan Samudra Hindia. Kedua zona terletak melawan arah angin daratan (Kalimantan dan Sumatera), dengan udara tampaknya turun ke permukaan laut pada hari itu. Udara yang turun biasanya menekan pembentukan awan.
(ors/ors)