Peternak Sapi KBB-Tasik Racik 'Ramuan' Istimewa Cegah Wabah PMK

Peternak Sapi KBB-Tasik Racik 'Ramuan' Istimewa Cegah Wabah PMK

Faizal Amiruddin, Whisnu Pradana - detikJabar
Kamis, 23 Jun 2022 19:02 WIB
Petugas gabungan Puskeswan Sleman dan FKH UGM memeriksa kesehatan sapi di kandang sapi terpadu, Krebet, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Rabu (22/6/2022). Pemeriksaan tersebut guna mengantisipasi penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.
Ilustrasi pengecekan sapi PMK (Foto: Andreas Fitri Atmoko/Andreas Fitri Atmoko)
Tasikmalaya - Menjelang hari raya Idul Adha pedagang hewan kurban mulai bermunculan di wilayah Kota Tasikmalaya. Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang belakangan menyerang ternak atau hewan kurban rupanya disikapi serius oleh para pedagang.

Beberapa pedagang bahkan memberikan nutrisi tambahan kepada hewan dagangannya agar bisa tetap sehat dan kuat menghadapi serangan virus. Seperti yang dilakukan oleh Ade Memed, pedagang sapi di daerah Kawalu Kota Tasikmalaya.

Ade terpaksa merogoh kocek lebih dalam untuk membeli suplemen tambahan demi menjaga sapinya tetap sehat. "Saya kasih telur sehari 2 butir, kemudian diberi madu juga. Sesekali diberi cap kaki tiga (larutan penyegar). Kalau terlihat tak sehat saya kasih parasetamol," kata Ade, usai didatangi petugas pemeriksa kesehatan hewan kurban, Kamis (23/6/2022).

Meski tidak mengetahui efektivitas pemberian nutrisi itu secara ilmiah, namun Ade meyakini dan mengaku telah membuktikan langkah itu cukup berhasil. Perlakuan atau pemberian nutrisi layaknya kepada manusia itu menurut Ade terbukti membuat sapinya sehat.

"Tidak tahu kalau soal benar atau tidaknya, yang jelas diberi nutrisi itu sapi saya sehat. Kemudian yang tidak kalah penting adalah pada malam hari sapi tidur harus hangat, jangan sampai kedinginan," kata Ade.

Ade juga mengaku menghindari membeli sapi-sapi yang datang dari luar daerah. "Beli sapi dari Jawa (Jawa Tengah atau Jawa Timur) disetop dulu, karena sapi kidul (Selatan Tasikmalaya) juga masih banyak. Kalau pun nanti butuh sapi Jawa, harus diperiksa dulu suratnya dan dipisahkan sama yang sehat, takut menular," kata Ade.

Sementara itu petugas pengawas hewan kurban Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Tasikmalaya bersama Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya melakukan inspeksi ke sejumlah lapak penjual hewan kurban di wilayah Kota Tasikmalaya.

Petugas memeriksa kondisi kesehatan hewa kurban yang dijajakan oleh para pedagang, termasuk di dalamnya pemeriksaan penyakit mulut dan kuku (PMK). Selain memeriksa kondisi fisik, dokumen kesehatan hewan atau surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) juga diperiksa petugas.

Secara umum hasil pemeriksaan itu menunjukan hasil semua hewan yang diperiksa dalam kondisi sehat. "Hasilnya sejauh ini aman. Sapi dalam keadaan sehat. Pedagang juga memahami dan mengerti apa itu PMK," kata Kepada DKP3 Kota Tasikmalaya Adang Mulyana.

Cara Petani Lembang

Sementara itu, para peternak sapi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) juga memutar otak untuk mencari cara mencegah penularan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Peternak sapi perah asal Kampung Cidadap, Desa Cibodas, Lembang, Ayi Kuswara (56) ramuan tersebut diolah dari berbagai herbal seperti jahe, kunyit, jeruk lemon, gula merah, telur, hingga madu yang lazimnya dikonsumsi orang.

"Iya ini jadi alternatif sementara saja. Jadi pencegahan karena rutin dikasih ramuan herbal itu jadi sapi sehat kondisinya," ucap Ayi, Kamis (23/6/2022).

Ayi mengatakan sebelumnya ia memang sempat memberikan hewan ternaknya ramuan herbal dengan tujuan tumbuh kembang sapi lebih baik lagi. Kemudian muncul wabah PMK yang diharapkan bisa dicegah dengan herbal tersebut.

Apalagi beberapa ekor sapinya sempat terlihat sakit dengan gejala serupa PMK, namun setelah dua hari diberikan ramuan herbal secara rutin kondisinya berangsur pulih. Hal itu terindikasi dari nafsu makan sapi yang kembali normal seperti sedia kala.

"Jadi ada beberapa ekor yang sakit seperti PMK, setelah dua hari saya kasih ramuannya alhamdulillah sembuh. Kalau bikin ramuan sudah lama, tujuannya buat stamina dan menjaga kesehatan sapi," kata Ayo.

Ia mengatakan ramuan tersebut diberikan sebanyak setiap hari dengan dosis empat sampai lima sendok. Kemudian peternak harus tetap melakukan perawatan dan memperhatikan kebersihan kandang agar sapi terhindar dari berbagai penyakit.

"Sapi jangan dibiarkan, karena perawatannya harus hati-hati, kandangnya bersih, jadi terhindar dari penyakit," ujar Ayi.

Sejak wabah PMK merebak di wilayah Lembang, hasil perahan susu sapi miliknya sangat merosot hingga 50 persen. Biasanya hasil perahan pagi mencapai 55 liter dan sore sebanyak 35 liter.

"Tapi sekarang turun menjadi 39 liter dan 14 liter. Ini masih mendingan, kalau enggak segera diobati bisa semakin turun produksi susunya," tutur Ayi. (yum/yum)



Hide Ads