Wabah PMK Serang Sapi di Tiga Desa di Cirebon

Wabah PMK Serang Sapi di Tiga Desa di Cirebon

Devteo Mahardika - detikJabar
Selasa, 14 Jan 2025 00:05 WIB
Kondisi sapi di KTTS Padusan Cirebon
Kondisi sapi di KTTS Padusan Cirebon. Foto: Devteo Mahardika/detikJabar
Cirebon -

Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali mengancam Kabupaten Cirebon. Sebanyak 10 ekor sapi dilaporkan terpapar virus ini sejak akhir Desember 2024. Pemkab Cirebon menerapkan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran lebih luas.

Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya memastikan bahwa pemerintah daerah telah memahami Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait penanganan dan pencegahan PMK. "Petugas sudah menguasai SOP, baik untuk pencegahan maupun penanganan. Jadi, kita fokus melaksanakan sesuai aturan," ungkap Wahyu, Senin (13/1/2025).

Salah satu langkah yang menjadi perhatian adalah pengawasan ketat terhadap distribusi ternak. Wahyu menyebutkan, opsi pengetatan jalur distribusi akan diambil bila situasi memburuk. Namun, jika situasi terkendali, jalur distribusi tetap berjalan normal dengan pengawasan khusus.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Durahman, kasus PMK ditemukan di tiga desa, yakni Desa Panggangsari, Kecamatan Losari, Desa Dukuh Widara, Kecamatan Pabedilan, dan Desa Sukadana, Kecamatan Pabuaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gejala khas seperti lepuh di mulut, demam tinggi, dan kehilangan nafsu makan telah terdeteksi pada sapi-sapi tersebut. Meskipun jumlah kasusnya kecil, PMK sangat menular dan membutuhkan penanganan segera," tegas Durahman.

Langkah-langkah yang telah dilakukan meliputi karantina lokal di area peternakan, pemberian perawatan intensif, obat-obatan, dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan. Hewan yang terpapar tidak diperbolehkan keluar dari wilayah peternakan untuk mencegah penyebaran virus.

ADVERTISEMENT

Distan Kabupaten Cirebon juga mengintensifkan surveilans aktif di peternakan seluruh wilayah. Tim medis veteriner terus memantau kesehatan hewan, sembari memberikan edukasi kepada para peternak tentang pentingnya menjaga kebersihan kandang dan membatasi interaksi dengan ternak dari luar.

"Kami tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga pencegahan. Peternak harus lebih memahami langkah-langkah pencegahan agar kasus ini tidak meluas," pungkas Durahman.

(sud/sud)


Hide Ads