Wabup Garut Imbau Peternak Tak Jatuhkan Harga Sapi yang Terkena PMK

Wabup Garut Imbau Peternak Tak Jatuhkan Harga Sapi yang Terkena PMK

Dea Duta Aulia - detikJabar
Selasa, 21 Jun 2022 21:15 WIB
Wakil Bupati (Wabup) Garut Helmi Budiman saat melakukan pengecekan hewan ternak milik Kelompok Ternak Sapi Perah (KTSP) Bojong 3, di Desa Tambakbaya, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Selasa, (21/6/2022).
Foto: Dok. Pemkab Garut
Jakarta -

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengimbau peternak yang ada di Kabupaten Garut untuk tidak menjatuhkan harga sapi peternak lain yang terkena wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sebab, hal tersebut akan sangat merugikan peternak sendiri.

"Saya imbau kepada para peternak jangan terpengaruh dengan upaya-upaya yang tidak terpuji, yang menjatuhkan harga sapi yang terkena PMK ini, jadi tolong nanti komunikasi kalau ada yang seperti itu, komunikasi dengan dinas, komunikasi nanti dengan tempat pemotongan hewan ya," kata Helmi dalam keterangan tertulis, Selasa (21/6/2022).

Hal ini diungkapkannya saat melakukan pengecekan hewan ternak milik Kelompok Ternak Sapi Perah (KTSP) Bojong 3, di Desa Tambakbaya, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Selasa, (21/6/2022).

Ia menuturkan sapi yang terkena PMK harganya anjlok drastis bisa mencapai angka Rp 7 juta dari biasanya berkisar Rp 20 juta.

"Harga sapi Rp 20 juta tadi katanya harganya jadi Rp 7 juta, nah inikan sangat merugikan, nah ini upaya-upaya ini stop-lah upaya-upaya seperti ini, dalam keadaan KLB (darurat) ini ya kita harus melindungi, (yang) harus kita lindungi malah dijadikan objek untuk mencari sesuatu," ujar Helmi.

Ia menegaskan PMK merupakan penyakit yang tidak menular ke manusia. Sekalipun hewan tertular PMK maka dagingnya masih aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat, meskipun ada beberapa bagian yang harus dibuang.

"Aman sekali lagi dikonsumsi masyarakat dan dimasak lah dengan baik gitu, oleh karena itu MUI (Majelis Ulama Indonesia) memberikan fatwa bahwa kalau penyakitnya masih ringan ini boleh untuk dijadikan sebagai hewan kurban," ujarnya.

Ia menuturkan saat ini, sudah ada 53 sapi yang mati. Terkait kasus tersebut, pihaknya melakukan pendataan untuk verifikasi peternak yang hewannya mati serta tidak sempat disembelih. Nantinya para peternak bisa mendapatkan dana kerahiman sebesar Rp 5 juta.

"Kami juga mendapatkan kabar dari pusat juga ada dana kerahiman yang tentu mudah-mudahan juga ini akan menambah tambahan ya untuk mengurangi kerugian yang dialami oleh para peternak," tutupnya.

(akd/ega)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT