Tantan memiliki perjalanan luar biasa dalam karier sepak bolanya. Sejak kecil, ia sudah bercita-cita menjadi pemain Persib Bandung, klub yang sangat ia kagumi.
Sejak duduk di bangku kelas 4 SD, Tantan sudah menjadi bobotoh sejati. Ia pertama kali menonton pertandingan Persib di Stadion Siliwangi bersama kakeknya. Suasana tribun yang penuh dengan lautan biru membuatnya semakin termotivasi menjadi pesepak bola profesional.
"Persib adalah motivasi saya untuk menjadi pemain bola," kenangnya, seperti dikutip detikJabar dari kanal Youtube Persib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah mimpinya menjadi pemain sepak bola, Tantan juga menjalani kesehariannya sebagai peternak sapi. Ia terbiasa menggembala dan memerah susu sebelum berlatih sepak bola. Meski berasal dari keluarga sederhana, semangatnya untuk bermain bola tak pernah surut.
Perjalanan Karier
Demi mengejar mimpinya, Tantan mulai bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) Elput Lembang. Ia berlatih di SSB tersebut sejak kelas 4 SD hingga SMA.
Setelah itu, ia melanjutkan kariernya di PS Putra Lembang, klub yang berlaga di kompetisi internal Persib. Meski terbilang berbakat, Tantan sempat gagal menembus skuad muda Persib.
"Saya sempat ikut seleksi di Maung Putih dan Maung Biru, tapi gagal," ungkapnya.
![]() |
Tak menyerah, ia lalu bermain di beberapa klub seperti Persikab Bandung, Persibo Bojonegoro, Persitara Jakarta Utara, Batavia Union, hingga Sriwijaya FC.
Di setiap musim, ia selalu mendapat tawaran dari Persib, namun klubnya saat itu tidak memberikan izin. Hingga akhirnya, pada 2014, kesempatan emas itu datang. Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman, bersama Firman Utina dan Supardi Nasir, menghubunginya untuk bergabung dengan tim Maung Bandung.
Langsung Juara
Tantan akhirnya bergabung dengan Persib Bandung pada 2014, tepat ketika tim sedang membangun skuad kuat untuk menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2014. Pada musim pertamanya, Tantan langsung berkontribusi besar dalam perjalanan Persib hingga akhirnya menjadi juara ISL 2014, mengakhiri penantian 19 tahun klub tanpa gelar liga. Momen itu menjadi yang paling berharga bagi Tantan.
"Saat pertama kali gabung Persib, saya langsung juara. Itu momen yang luar biasa," ujarnya penuh haru.
Meski bukan pemain utama di setiap pertandingan, ia selalu siap memberikan yang terbaik, baik sebagai starter maupun cadangan. Baginya, bermain untuk Persib bukan hanya soal tampil di lapangan, tetapi juga soal mental dan kebanggaan.
![]() |
Tetap Mengabdi Setelah Pensiun
Cedera menjadi penghalang terbesar dalam karier sepak bolanya. Setelah mengalami cedera serius, Persib tetap menunjukkan kepedulian dengan membiayai operasinya dan memberinya peran baru.
"Persib tidak membuang saya. Setelah cedera, saya dijadikan Duta Akademi Persib, lalu diberi kesempatan menjadi pelatih di akademi hingga saat ini," kata Tantan.
Bagi Tantan, Persib bukan sekadar klub, melainkan rumah kedua. Ia merasakan bagaimana cinta dan loyalitas kepada klub ini sangat besar, baik dari dirinya sendiri maupun dari Bobotoh.
"Persib bukan cuma tim besar di Jawa Barat, tapi juga di seluruh Indonesia dan dunia. Waktu saya main di Timnas, bahkan ada yang mengibarkan bendera Persib di Spanyol," tuturnya bangga.
Pesan untuk Bobotoh
Sebagai mantan pemain dan sekaligus bobotoh, Tantan memberikan pesan kepada para suporter agar tetap mendukung Persib, apapun hasilnya.
Baca juga: Kekalahan Memalukan Persib di Palembang |
"Mau menang atau kalah, kita dukung terus. Karena kalau kita mendukung saat tim kalah, pemain akan lebih semangat. Jangan hanya mendukung saat menang saja," pesannya.
Kini, Tantan tetap setia berada di lingkungan Persib, membimbing generasi muda untuk meneruskan kejayaan Maung Bandung. Kisah hidupnya adalah bukti nyata bahwa cinta, kerja keras, dan dedikasi dapat mengantarkan seseorang menuju impian, seberapa pun sulit jalannya.
(sya/orb)