Suara gemuruh dan getaran kecil terasa selama dua hari di Kampung Selajambe, Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. BMKG menyebut, alat lightning detector milik BMKG menangkap kilatan petir yang terjadi di dekat kawasan itu.
"Alat lightning detector BMKG Bandung pada Jumat, 22 April 2022 pukul 9:23:05 WIB dan 9:23:14 WIB mencatat aktivitas Petir IC (Intra-Cloud) terdekat pada jarak 2.01 Km dan 2.36 Km, arah tenggara dan Barat Daya dari Kantor Desa Selajambe," kata Kepala Stageof BMKG Bandung Teguh Rahayu dalam keterangannya, Minggu (24/4/2022).
Selain itu, ada juga kilatan petir di hari berikutnya, Sabtu (24/4/2022) di lokasi yang lebih jauh dari Kantor Desa Selajambe. BMKG mencatat, di hari itu ada aktivitas petir yaitu CG + (Cloud to Ground positif) sekitar 19.6 Km arah utara dari Kantor Desa Selajambe dan CG - (Cloud to Ground negatif) sekitar 21.4 Km arah Barat laut dari Kantor Desa Selajambe.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu apakah petir jadi sumber suara gemuruh tersebut?
Ayu, sapaan akrab Teguh Rahayu menjawab, aktivitas petir itu belum dapat dipastikan sebagai sumber gemuruh. Apalagi jika gemuruh tersebut dibarengi dengan getaran.
"(Meski ada aktivitas petir dengan jarak dekat) namun penyebab dari suara gemuruh dan getaran tanah tersebut masih belum dapat dipastikan," ujarnya.
Baca juga: Teka-teki Sumber Suara Gemuruh di Sukabumi |
Selain menggunakan lightning detector, pihaknya juga melakukan pemeriksaan dan analisa melalui jaringan seismograph dan data pengamatan Satelit. Hasilnya nihil, keduanya tidak menunjukkan tanda-tanda sebagai sumber suara gemuruh dan getaran.
"Jaringan seismograph BMKG Bandung pada tanggal 22 dan 23 April 2022 dari pukul 06.00 - 10.00 WIB tidak merekam adanya aktivitas gempa bumi di sekitar lokasi. Berdasarkan data pengamatan satelit, pada saat yang dilaporkan, tidak terdapat awan Cb ataupun Cu yang dapat menyebabkan badai petir," paparnya.
"Kondisi cuaca pada saat kejadian adalah cerah berawan. Sehingga bisa disimpulkan penyebab gemuruh bukan disebabkan oleh fenomena atmosferik," pungkas Ayu.
Sebelumnya, seorang warga Selajambe, Sasi Johar (26) sudah dua hari di kampungnya terdengar suara gemuruh dan getaran kecil. "Iya udah dua hari, pertama saya juga kurang ngeuh. Kurang dianggap, cuman penasaran tanya ke tetangga ternyata sama dengar juga udah dua hari," kata Sasi dalam sambungan telepon, Sabtu (23/4/2022).
Sasi juga mengatakan di perkampungannya tidak ada pabrik. Sehingga kemungkinan besar sumber suara tersebut bukan dari aktivitas industri.
Ia sempat khawatir dan mempertanyakan suara itu berasal dari Gunung Gede atau Gunung Salak. Beruntungnya tak ada tanda-tanda kerusakan atau keretakan tanah.
(ors/mso)