Suara Sirene Darurat Palsu demi Berwisata di Sukabumi

Round-Up

Suara Sirene Darurat Palsu demi Berwisata di Sukabumi

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 02 Apr 2025 08:30 WIB
Ambulans di Sukabumi bawa wisatawan saat libur Lebaran 2025.
Ambulans di Sukabumi bawa wisatawan saat libur Lebaran 2025.(Foto: Istimewa)
Sukabumi -

Sebuah insiden mengejutkan terjadi di ruas Jalan Parungkuda - Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Selasa (1/4/2025) atau H+1 Lebaran, sebuah ambulans melaju kencang dengan sirene meraung dihentikan oleh Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sukabumi. Kecurigaan pun muncul lantaran bukan pasien yang diangkut, melainkan warga yang hendak berwisata.

Ipda M. Yanuar Fajar, Kanit Gakkum Sat Lantas Polres, tak tinggal diam saat mendengar suara sirene dari kejauhan. Kepadatan lalu lintas di exit Tol Parungkuda membuat kendaraan mengular panjang, dan tiba-tiba ambulans itu melaju ke kanan, melampaui antrean kendaraan dengan rotator menyala.

"Saat itu lagi padat di exit Tol Parung Kuda. Ambulans itu melambung ke kanan menggunakan sirene dan rotator. Kami langsung menghentikannya untuk pemeriksaan," ujar Fajar kepada detikJabar, Selasa (1/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat pintu ambulans dibuka, dugaan polisi terbukti benar. Tidak ada pasien di dalamnya, hanya sekelompok warga dengan pakaian santai dan perlengkapan yang lebih cocok untuk piknik ketimbang menjenguk orang sakit.

"Mereka mengaku ingin menjenguk ke rumah sakit di Sekarwangi, namun dari penampilan dan barang bawaan mereka, jelas mereka sebenarnya berencana untuk berwisata," jelas Fajar.

ADVERTISEMENT

Berita ini segera menyebar hingga ke telinga Camat Parungkuda, Kurnia. Ia tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya saat mendengar laporan tentang insiden tersebut.

"Ketika staf saya memberitahu dan saya lihat sendiri di rekaman video yang ditunjukkan oleh Pak Wakapolsek di exit tol, saya langsung bertindak," ungkap Camat Kurnia dengan nada kesal, Selasa (1/4/2025).

"Saya perintahkan mereka untuk memutar balik saja. Saya tak ingin ambulans itu terus beroperasi keluar. Saya langsung berkomunikasi dengan pimpinan mereka. Saya sangat marah ada rasa malu juga karena ini terjadi di wilayah kita," sambungnya.

Segera setelah mengonfirmasi bahwa sopir ambulans adalah pegawai rutin yang seharusnya memahami aturan, Camat Kurnia semakin merasa ada yang tidak beres. "Duh, parah pisan, kalau orang lain yang bukan sopir biasa mungkin masih bisa dimaklumi, tapi ini sopir rutin yang membawa. Ini yang membuat saya sangat kecewa," tuturnya.

Kurnia kemudian mengambil langkah kongkrit agar hal serupa tidak terulang kembali. "Saya telah memerintahkan Kasi Trantib kecamatan untuk menyebarkan imbauan ke semua kepala desa. Mereka harus memastikan bahwa semua unit ambulans yang digunakan tidak untuk keperluan darurat, harus tetap di garasi selama periode Lebaran Idul Fitri ini. Tidak ada toleransi untuk penyalahgunaan seperti ini," bebernya.

Camat Kurnia juga menekankan fatalitas dari kejadian tersebut. "Tahun kemarin juga pernah terjadi, meskipun bukan di wilayah kita. Penggunaan ambulans untuk tujuan selain membawa pasien itu sendiri sudah sangat kita sesalkan. Apalagi jika digunakan untuk liburan, menggunakan rotator dan sirine, mengutamakan diri sendiri di tengah kemacetan yang padat, itu sangat fatal," katanya.

Akhirnya, Kurnia berharap insiden ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih menghargai fungsi dan peran ambulans sebagai kendaraan darurat, serta menghindari penyalahgunaan yang bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap layanan darurat. "Jangan sampai hal serupa terulang lagi," pungkasnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads