Keterangan ini disampaikan Faizal dalam kesempatannya menghadiri Peluncuran Pelaporan Filantropi Islam UNHCR (Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi) 2023 di Pullman Hotel, Thamrin, Jakarta pada Selasa (7/3/2023).
Salah satu strategi khusus yang disebutkan oleh Faizal adalah memastikan hubungan antara lembaga filantropi Islam dengan donatur tetap hangat. Artinya, kata Faizal, keterbukaan informasi pada donatur terkait penyaluran dana menjadi perkara yang penting dalam hal ini.
"Pastikan ada laporan yang jelas, ke mana uang disalurkan. (Hubungan yang hangat) bisa dilakukan selama ada rasa percaya," kata Faizal dalam panel diskusi yang turut disiarkan melalui ZOOM Meeting.
Berdasarkan penuturannya, hal itu pula yang dilakukan oleh RLAF dalam membangun kepercayaan masyarakat. "Kepercayaan ada karena tata kelola yang baik dan juga memberikan informasi kepada masyarakat ketika bermitra dengan lembaga manapun," bebernya.
Faizal menambahkan, ia turut menginformasikan pada masyarakat soal lembaga filantropi Islam yang dinaunginya bermitra dengan UNHCR. Hal itu menjadi salah satu penarik masyarakat dalam menyalurkan sedekah atau zakat.
"Jaga kepercayaan maka donatur bisa berdonasi sekali atau lebih dari sekali," ungkap dia.
Lebih lanjut, kata Faizal, meski pemeluk agama Islam di Singapura menempati posisi tiga terbesar, Singapura pernah mengumpulkan zakat kurang lebih 6 juta USD. Lalu, zakat tersebut disalurkan bagi masyarakat lokal yang membutuhkan maupun mereka yang berada di Singapura.
"Kepada ibnu sabil, masyarakat lokal, pengungsi, atau mereka yang ada di Singapura. MUIS Singapura mendirikan RLAF bukan hanya untuk orang Islam, tapi semuanya," ujar dia.
Sementara itu, Penasihat Senior dan Perwakilan UNHCR untuk Dewan Kerjasama Negara - Negara Teluk UNHCR Khaled Khalifa menambahkan, sejak awal UNHCR menempatkan filantropi Islam dalam peta global termasuk di luar negara Islam. Lantaran, menurutnya, filantropi Islam adalah soal cara hidup yang seirama dengan tujuan UNHCR.
"Karena filantropi Islam tentang kehidupan, tentang aksi tanpa batas, berbicara tentang satu umat," tuturnya.
Khaled juga menjelaskan, UNHCR hendak menciptakan kesadaran soal filantropi Islam dengan pihak barat. Salah satunya dengan bertemu pihak barat yang tidak memiliki pengetahuan soal hal tersebut.
"Hasilnya, mereka mau mengaplikasikan model tersebut. Coba bayangkan, masyarakat nonmuslim mau mengaplikasian model tersebut," beber dia.
Sebagai informasi, UNHCR menggelar forum tahunan dengan tajuk Pelaporan Tahunan Filantropi Islam UNHCR di Jakarta pada Selasa (7/3/2023). Forum yang digelar pertama kali di Asia tersebut memaparkan hasil bantuan yang berhasil disalurkan UNHCR dengan model filantropi Islam seperti zakat, sedekah, dan penyucian harta (purification funds) di sepanjang 2022.
Dana yang terkumpul tersebut kemudian disalurkan untuk menjamin kebutuhan para suaka maupun para pengungsi. Pada tahun 2022, UNHCR berhasil membantu 1,59 juta pengungsi di seluruh dunia.
(rah/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana