Tata Cara Salat Istisqa: Ibadah Meminta Turunnya Hujan

Tata Cara Salat Istisqa: Ibadah Meminta Turunnya Hujan

Indah Fitrah - detikHikmah
Kamis, 23 Okt 2025 09:30 WIB
ilustrasi sholat
ilustrasi sholat. Foto: Getty Images/iStockphoto/leolintang
Jakarta -

Salat istisqa adalah ibadah sunnah yang dilakukan ketika terjadi musim kering panjang. Melalui amalan ini, umat Islam bersama-sama memohon turunnya hujan sebagai rahmat dari Allah SWT. Ibadah ini juga menunjukkan kerendahan hati manusia di hadapan Sang Pencipta dan keyakinan bahwa hanya Allah yang mampu menurunkan hujan.

Dalam buku Terjemah Fiqhul Islam wa Adillathuhu Juz 2 karya Wahbah Az Zuhaili dijelaskan bahwa istisqa secara bahasa berarti "meminta hujan". Dalam syariat, istisqa adalah usaha memohon air kepada Allah SWT di saat manusia sangat membutuhkan. Mayoritas ulama, kecuali Abu Hanifah, berpendapat salat istisqa terdiri atas dua rakaat sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Menurut penjelasan dalam buku Fikih Ibadah Madzhab Syafi'i karya Syaikh DR. Alauddin Za'tari, salat istisqa hukumnya sunnah muakkadah. Rasulullah SAW melaksanakannya di lapangan terbuka agar dapat diikuti banyak orang. Umat Islam dianjurkan membawa keluarga, termasuk anak-anak dan perempuan. Bahkan yang sedang haid pun boleh hadir tanpa ikut salat. Tempat terbuka memudahkan semua jemaah berkumpul dan berdoa bersama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pelaksanaannya, salat istisqa tidak memakai adzan dan iqamat, melainkan diserukan kalimat ash-shalatu jami'ah. Hal ini sesuai dengan riwayat Abu Hurairah RA,

"Rasulullah SAW keluar rumah untuk menunaikan salat istisqa, lalu beliau salat dua rakaat tanpa adzan dan iqamat. Setelah itu beliau menyampaikan khutbah, berdoa kepada Allah, menghadap kiblat, dan mengangkat kedua tangannya."

ADVERTISEMENT

Diriwayatkan pula bahwa Rasulullah SAW bersama para sahabat keluar memohon turunnya hujan.

"Sesungguhnya Rasulullah mengajak orang-orang keluar untuk memohon turunnya hujan. Beliau salat dua rakaat bersama mereka, membaca dengan suara keras, memindahkan kain selendangnya, kemudian mengangkat kedua tangannya dan berdoa memohon hujan sambil menghadap kiblat."

Tata Cara Salat Istisqa

Masih merujuk dari sumber sebelumnya, berikut tata cara salat istisqa yang bisa diamalkan.

1. Membaca niat salat istisqa.

اُصَلِّ سُنَّتَ الأِسْتِسْقَاءِرَكْعَتَيْنِ اِمَامًا/مأَمُوْمًالِلّٰهِ تَعَالٰى

Arab latin: Ushallii sunnatal Istisqaa'i rak'ataini imaaman/makmuuman lillaahi Ta'aala.

Artinya: "Aku berniat mengerjakan salat sunnah Istisqa sebanyak dua rakaat, sebagai imam/makmum, karena Allah Ta'ala."

2. Pada rakaat pertama melakukan takbir tujuh kali setelah takbiratul ihram.

3. Membaca doa iftitah, surah Al-Fatihah, dan surah Al-A'la.

4. Pada rakaat kedua bertakbir lima kali.

5. Membaca surah Al-Fatihah dan surah Al-Ghasyiyah.

Setelah selesai salat, imam menyampaikan dua khutbah.

Khutbah pertama dimulai dengan membaca istighfar sembilan kali sambil mengucapkan:

Astaghfirullah al-'azhim alladzi la ilaha illa huwa al-hayyu al-qayyum wa atubu ilaihi

Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung yang tidak ada Tuhan selain Dia, yang Maha Hidup lagi Maha Mengurus makhluk-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya."

Selama khutbah, dianjurkan banyak membaca istighfar dan membaca surah Nuh ayat 10-12. Setelah itu, imam membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ اسْقِنا غَيْثًا مُغيثًا، هَنيئًا مَريئًا، غَدَقًا مُجَلِّلًا، عامًّا طَبَقًا، سَحًّا دائمًا، اللَّهُمَّ اسْقِنا الغَيثَ ولا تَجعَلْنا منَ القانِطينَ، اللَّهُمَّ إنَّ بالعبادِ والبلادِ والبهائمِ والخَلقِ منَ اللَّأْواءِ والجَهْدِ والضنْكِ ما لا نَشْكوه إلَّا إليكَ، اللَّهُمَّ أنْبِتْ لنا الزرْعَ، وأدِرَّ لنا الضَّرْعَ، واسْقِنا من بَرَكاتِ السماءِ، وأنْبِتْ لنا من بَرَكاتِ الأرضِ، اللَّهُمَّ ارفَعْ عنَّا الجَهدَ والجوعَ والعُريَ، واكشِفْ عنَّا منَ البَلاءِ ما لا يَكشِفُه غيرُكَ، اللَّهُمَّ إنَّا نَستَغفِرُكَ إنَّكَ كُنْتَ غفَّارًا، فأرسِلِ السماءَ علينا مِدْرارًا

Arab latin: Allaahummasqinaa ghaitsan mughiitsan marii'an ghadaqan mujalla lan 'aaman thabaqan sahhan daa'iman. Allaahummasqinal ghaitsa wa laa taj'alnaa minal qaanithiina. Allaahumma inna bil 'ibaadi wal balaadi wal bahaa'imi wal khalqi minal-la'awaa'i wal jahdi wadh-dhanki maa laa nasykuhu illaa ilaika. Allahumma anbit lanaz-zar'a wa adirra lanadh-dhar'a, wasqinaa min barakaatis-samaa'i, wa anbit lanaa min barakaatil ardhi. Al laahummarfa' 'annal jahda, wal juu'a wal 'uraa, waksyif 'annaa minal balaa'i maa laa yaksyifuhu ghairuka. Allaahumma innaa nastaghfiruka innaka kunta ghaffaaran, fa arsilis-samaa'a 'alainaa midraaran.

Artinya: "Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang deras, yang menyenangkan, yang berakibat baik, yang membawa kesuburan, yang melimpah, dan yang selalu membawa manfaat. Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang deras, dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa. Ya Allah, sesungguhnya pada hamba dan negeri ini ada kesusahan, penderitaan, dan kesempitan yang hanya kami adukan kepada Engkau. Ya Allah, tumbuhkanlah untuk kami tanaman, deraskan untuk kami puting susu ternak, dan turunkan kepada kami hujan dari berkah-berkah bumi. Ya Allah, hilangkan dari kami kesusahan, lapar, dan telanjang. Keluarkan kami dari bencana di mana selain Engkau tidak ada yang sanggup mengeluarkannya. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon ampunan kepada Engkau. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun, kirimkanlah dari langit hujan yang deras kepada kami."

Pada khutbah kedua, imam beristighfar tujuh kali, menghadap kiblat, dan membalikkan kain selendangnya dari kanan ke kiri serta dari kiri ke kanan. Setelah itu imam berdoa dengan suara pelan dan jemaah mengikutinya:

اَللّهُمَّ أَنْتَ أَمَرْتَنَا بِدُعَائِكَ، وَوَعَدْتَنَا إِجَابَتَكَ، وَقَدْ دَعَوْنَاكَ كَمَا أَمَرْتَنَا، فَأَجِبْنَا كَمَا وَعَدْتَنَا ، اَللّهُمَّ امْنُنْ عَلَيْنَا بِمَغْفِرَةِ مَا قَارَفْنَا، وَإِجَابَتِكَ فِيْ سُقْيَانَا، وَسَعَةِ رِزْقِنَا

Arab latin: Allahumma anta amratan bidu'aika wa wa'adtana ijaabataka wa qad da'awnaaka kamaa amartanaa fa ajabnaa kamaa wa'adtanaa, Allahumma amnun alaynaa bimaghfirati ma qaarafnaa wa ijaabatika fi suqyaana wa sa'ati rizqina.

Artinya: "Ya Allah, Engkau memerintahkan kami untuk berdoa kepada-Mu, dan menjanjikan kepada kami kalau Engkau akan mengabulkannya. Sesungguhnya kami telah berdoa kepada-Mu sebagaimana yang Engkau perintahkan. Kabulkanlah doa kami, sebagaimana yang Engkau janjikan. Ya Allah, karuniakan kepada kami ampunan atas apa yang telah kami langgar, perkenan-Mu menurunkan hujan kepada kami, dan kelapangan rezeki kami."




(inf/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads