Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa agung yang membawa cahaya bagi umat manusia. Bahkan dalam sejarah Islam, Abu Lahab, salah satu tokoh kafir yang sangat memusuhi Rasulullah, namun siksanya di alam kubur diringankan setiap hari Senin karena ia bergembira atas kelahiran Nabi SAW.
Siapa Abu Lahab?
Dikutip dari buku Syarah Al-Lu'lu' wa Al-Marjan 2 yang ditulis Wafi Marzuqi Ammar, Lc., M.Pd.I.,MA.,Ph.D., Abu Lahab memiliki nama asli Abdul Uzza bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW sekaligus salah satu tokoh Quraisy yang keras menentang dakwah Islam. Ia terkenal dengan sikap permusuhannya yang nyata, sehingga Allah SWT menurunkan surah khusus tentang dirinya, yakni Surah Al-Lahab (Al-Masad).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam surah tersebut Allah menegaskan kebinasaan Abu Lahab dan istrinya karena kedurhakaan serta permusuhannya terhadap Nabi SAW.
Kisah Abu Lahab Bergembira atas Kelahiran Nabi SAW
Diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari melalui jalur Al-Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi SAW, bahwa ketika Nabi Muhammad SAW lahir, Abu Lahab mendapatkan kabar dari budaknya yang bernama Tsuwaibah. Mendengar berita itu, Abu Lahab merasa gembira dan sebagai ungkapan sukacitanya, ia memerdekakan Tsuwaibah Al-Aslamiyah.
Dikutip dari buku Pro dan Kontra Maulid Nabi karya AM. Waskito, Tsuwaibah Al-Aslamiyah kemudian menyusui Rasulullah SAW selama beberapa hari sebelum kedatangan Halimah.
Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah kisah dari Al-Abbas RA yang mengatakan:
"Aku bermimpi melihat Abu Lahab setelah kematiannya dalam keadaan buruk. Aku bertanya kepadanya, 'Bagaimana keadaanmu?' Abu Lahab menjawab, 'Aku berada dalam siksa. Namun siksaku diringankan setiap hari Senin karena aku bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW, lalu aku memerdekakan budakku, Tsuwaibah, saat itu.'" (HR. Bukhari)
Ibnu Hajar Al-Asqalani menyebut perkataan Imam Al-Baihaqi, "Bahwasanya mereka (orang-orang kafir) tidak terbebas dari neraka dan tidak pula masuk surga. Boleh jadi mereka diringankan dari siksa yang mereka dapati atas dosa-dosa yang mereka lakukan selain kekufuran, dengan kebaikan-kebaikan yang mereka lakukan."
Imam Al-Qurthubi mengatakan, bahwa keringanan itu hanya khusus bagi orang tersebut (Abu Lahab) saja, dan bagi siapa yang ada nash tentang dirinya.
Dari riwayat ini, ulama menjelaskan bahwa Abu Lahab, meskipun seorang kafir, tetap memperoleh keringanan siksa setiap hari Senin. Hal itu semata-mata karena ia pernah menunjukkan kegembiraan atas lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Jika orang kafir saja mendapat keringanan siksa karena bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW, lalu bagaimana dengan kaum muslimin, para ahli tauhid, yang bergembira atas kelahiran beliau.
Kisah Abu Lahab yang diringankan siksanya karena bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah bukti nyata betapa agungnya peristiwa kelahiran Rasulullah SAW. Peristiwa ini menjadi dorongan bagi umat Islam untuk semakin mencintai Nabi, merayakan kelahirannya dengan penuh kegembiraan, dan meneladani akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Gaza Zona Tempur Bahaya, 76 Warga Palestina Tewas Dibom Israel