Kisah Perdebatan Nabi Adam dan Nabi Musa di Hadapan Allah SWT

Kisah Perdebatan Nabi Adam dan Nabi Musa di Hadapan Allah SWT

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 02 Agu 2025 05:00 WIB
Stairs in sky With Light
Foto: Getty Images/iStockphoto/RomoloTavani
Jakarta -

Siapa yang tidak mengenal Nabi Adam AS, bapak seluruh umat manusia? Pada awal penciptaan, Allah SWT menempatkan Nabi Adam AS di surga hingga karena suatu hal menyebabkannya diturunkan ke bumi.

Namun, tahukah Anda bahwa kisah dikeluarkannya dari surga pernah menjadi perdebatan sengit dengan Nabi Musa AS? Pertemuan yang unik ini terjadi di hadapan Allah SWT dan menjadi pelajaran berharga tentang takdir dan tanggung jawab manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nabi Musa Menyesalkan Keadaan Manusia di Dunia

Kisah ini bermula saat Nabi Musa AS, seorang nabi yang dipilih Allah dengan keistimewaannya, merasa prihatin dengan kehidupan manusia di dunia yang penuh dengan kesulitan. Seperti yang tertera dalam surat Al-Balad ayat 4,

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ

ADVERTISEMENT

Artinya: "Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam keadaan susah payah."

Ayat ini menggambarkan betapa beratnya perjuangan manusia. Sebuah kondisi yang menurut Nabi Musa AS berawal dari kesalahan Nabi Adam AS.

Dalam sebuah riwayat yang diceritakan oleh Ibnu Katsir dalam bukunya Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi Sejak Adam hingga Isa, Nabi Musa AS menyalahkan Nabi Adam AS karena telah menyebabkan seluruh keturunannya harus hidup di bumi yang penuh tantangan. Ia berkata, "Engkau adalah Adam yang dikeluarkan dari surga karena suatu kesalahan yang dilakukan oleh dirimu sendiri."

Pembelaan Nabi Adam Berdasarkan Takdir yang Telah Ditentukan

Namun, Nabi Adam AS tidak tinggal diam. Dengan argumen yang kuat, ia mengingatkan Nabi Musa AS bahwa segala sesuatu yang terjadi, termasuk kesalahan yang ia perbuat, telah tertulis dalam takdir Allah SWT.

Nabi Adam AS balik bertanya kepada Nabi Musa AS, "Engkau adalah Musa yang dipilih Allah dengan risalah dan kalam-Nya. Engkau mencela diriku terhadap suatu persoalan yang telah ditakdirkan kepadaku sebelum aku diciptakan?"

Perdebatan ini semakin menarik ketika Nabi Adam AS merujuk pada kitab suci Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS. Ia bertanya berapa lama Taurat itu ditulis sebelum penciptaannya.

Nabi Musa AS menjawab, "Empat puluh tahun." Kemudian Nabi Adam AS kembali bertanya, "Apakah engkau menemukan di dalamnya ayat yang berbunyi: 'Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia'?"

Nabi Musa AS mengiyakan, "Ya."

Mendengar jawaban itu, Nabi Adam AS menegaskan, "Kalau begitu, mengapa engkau mencela diriku atas perbuatan yang telah ditetapkan oleh Allah bagiku untuk mengerjakannya, (yaitu) ketetapan yang sudah tertulis empat puluh tahun sebelum Dia menciptakan aku?"

Hikmah dari Perdebatan

Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Adam AS mengalahkan argumentasi Musa AS. Ini bukan berarti Nabi Adam AS tidak bersalah, melainkan menunjukkan bahwa takdir adalah bagian tak terpisahkan dari rencana ilahi.

Perdebatan ini mengajarkan kita tentang pentingnya memahami konsep takdir tanpa mengabaikan tanggung jawab atas perbuatan kita.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa meskipun hidup di dunia penuh dengan tantangan, kita harus menghadapinya dengan kesabaran dan keikhlasan, meyakini bahwa segala sesuatu telah diatur oleh-Nya.

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads