Semasa hidupnya, Rasulullah SAW memiliki banyak sahabat. Mereka berperan untuk membantu Nabi SAW menyebarkan agama Islam.
Salah satu sahabat Nabi SAW adalah Sa'ad bin Abi Waqqash, ia merupakan paman dari Rasulullah SAW dari pihak ibunya. Menurut buku Biografi 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga susunan Suja'i Fadil, Aminah ibu Nabi SAW berasal dari bani Zuhrah yang juga merupakan suku Sa'ad.
Selain itu, dijelaskan dari Nafahat 'Athirah fi Sirah Shahabath Rasulillah SAW oleh Muhammad Raji Hasan Kinas yang diterjemahkan Nurhasan Humaedi dkk, Sa'ad bin Abi Waqqash RA menjadi salah satu dari enam sahabat yang sering diminta pendapatnya oleh Rasulullah SAW. Ia juga termasuk Assabiqunal Awwalun yang artinya dijamin masuk surga ketika meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sa'ad merupakan sosok yang sangat mencintai Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT. Bahkan, rasa cintanya kepada sang rasul melebihi kepada keluarganya sendiri.
Suatu malam saat Rasulullah SAW terjaga dari tidurnya, beliau bersabda, "Seandainya pada malam ini ada seorang saleh dari sahabatku yang mau menjagaku."
Lalu, terdengar suara seseorang menghunus pedang. Nabi SAW bertanya, "Siapa itu?"
Orang itu menjawab, "Sa'ad bin Abi Waqqash wahai Rasulullah. Aku datang untuk menjagamu."
Doa Sa'ad bin Abi Waqqash RA Sangat Mustajab
Mengutip dari Rijal Haula Rasul susunan Khalid Muhammad Khalid yang diterjemahkan Kaserun, Sa'ad merupakan pejuang Islam yang sangat pemberani. Ia tidak hanya memiliki senjata panah, melainkan juga doa.
Doanya kepada Allah SWT akan selalu dijabah langsung oleh-Nya. Hal ini dikarenakan Rasulullah SAW mendoakan Sa'ad dengan doa yang makbul,
"Ya Allah, tepatkanlah lemparan panahnya dan kabulkanlah doanya."
Sejak saat itu, Sa'ad bin Abi Waqqash RA dikenal dengan sosok yang doanya tajam laksana pedang. Mustajabnya doa Sa'ad terbukti dari salah satu kisah yang diriwayatkan Amir bin Sa'ad. Dia berkata,
"Sa'ad melihat seorang laki-laki mengumpat Ali, Thalhah, dan Zubair. Sa'ad melarangnya, tetapi laki-laki itu tidak menghiraukan. Sa'ad lantas berkata, 'Kalau begitu akan kudoakan (keburukan) padamu!'
Laki-laki tersebut menjawab, 'Engkau mengancamku seolah dirimu seorang nabi.'
Sa'ad pun pergi untuk mengambil wudhu lalu melaksanakan salat dua rakaat. Setelah itu, ia mengangkat kedua tangannya dan berdoa,
"Ya Allah, jika menurut ilmu-Mu laki-laki ini telah mengumpat orang-orang yang telah mendapat anugerah (kebaikan) dari-Mu dan umpatan itu membuat-Mu murka, jadikanlah ia sebagai pertanda dan suatu pelajaran."
Setelahnya, muncul seekor unta liar dari sebuah pekarangan rumah. Tak ada satu pun yang bisa merintanginya sampai ia harus masuk ke dalam kerumunan manusia seakan sedang mencari sesuatu.
Unta itu kemudian menerjang laki-laki yang sebelumnya mengumpat dan membantingnya di antara kaki-kakinya. Hewan tersebut menginjak-injaknya sampai lelaki tersebut hingga meninggal dunia.
Sa'ad Mengikuti Berbagai Peperangan Kaum Muslimin
Sa'ad bin Abi Waqqash RA juga menjadi salah satu pasukan muslim yang berjuang membela Islam. Bersama Rasulullah SAW, Sa'ad mengikuti berbagai pertempuran seperti Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandaq.
Bahkan, Sa'ad menjadi orang pertama yang melemparkan panah dan mengucurkan darah di jalan Allah SWT. Sa'ad pernah diutus oleh Khalifah Umar bin Khattab RA untuk menghadapi pasukan Persia di Qadisia.
Bersama pasukannya, Sa'ad berangkat dengan dibekali doa dari Amirul Mukminin dan seluruh umat muslim. Pertempuran antara kaum muslimin dan pasukan Persia kala itu berlangsung sengit.
Namun, Allah SWT memberikan kemenangan kepada umat Islam. Sa'ad bin Abi Waqqash RA beserta pasukan muslim berhasil merebut beberapa daerah seperti Karkasia, Tikrit, Jaluja dan Masbandan.
Wafatnya Sa'ad bin Abi Waqqash RA
Sa'ad bin Abi Waqqash RA wafat di al-Aqiq, lokasinya 12 kilometer dari Madinah. Jenazah Sa'ad digotong oleh beberapa orang ke Madinah.
Diterangkan dalam Shifatush-Shafwah susunan Ibnu Al Jauzi terjemahan Wawan Djunaedi, Sa'ad wafat di rumahnnya pada usia 70 tahun lebih. Jenazah Sa'ad dikebumikan di pemakaman Baqi.
Beberapa pendapat menyebut Sa'ad meninggal pada tahun 55 Hijriah. Sebagian lainnya mengatakan pada 50 Hijriah.
Wallahu a'lam.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina