Saudah binti Zam'ah, Istri Rasulullah SAW yang Pernah Dipuji Aisyah RA

Saudah binti Zam'ah, Istri Rasulullah SAW yang Pernah Dipuji Aisyah RA

Diky Darmanto - detikHikmah
Jumat, 14 Jun 2024 05:00 WIB
Young arabian woman in hijab with sexy blue eyes. Yashmak.
Foto: Getty Images/iStockphoto/IgorVoloshin
Jakarta - Kisah salah satu istri Nabi Muhammad SAW bernama Saudah binti Zam'ah RA merupakan seorang wanita Quraisy dari Bani Amir. Sebagai bantahan terhadap orang-orang kafir yang senantiasa menuduh Rasulullah SAW.

Mengutip buku Air Mata Kanjeng Nabi Tindak Tanduk Wanita yang Membuat Baginda Menitikkan Air Mata karya Atiqah Hamid perihal riawayat hidup Saudah binti Zam'ah.

Saudah binti Zam'ah RA adalah wanita yang gemar sedekah. Beliau adalah wanita pertama yang dinikahi Rasulullah SAW setelah wafatnya Khadijah RA. Saudah binti Zam'ah RA sangat dihormati pada masanya.

Sebelum menikah dengan Rasulullah SAW, Saudah binti Zam'ah RA pernah menikah dengan sepupunya, Sakran bin Amr, yang kemudian meninggal setelah hijrah ke Habasyah.

Saat Rasulullah SAW melamarnya, Saudah binti Zam'ah RA diketahui telah memiliki lima anak yang masih kecil. Beliau berkata kepada Rasulullah SAW,

"Demi Allah, tidak ada hal yang bisa menghalangi diriku untuk menerima dirimu, sedang kau adalah sebaik-baik orang yang paling aku cintai. Akan tetapi, aku sangat memuliakanmu agar aku bisa menempatkan mereka (anak-anakku yang masih kecil) berada di sampingmu siang dan malam."

"Semoga Allah menyayangi kamu. Sesungguhnya, sebaik- baik wanita adalah mereka yang menunggangi kuda, sebaik-baik wanita Quraisy adalah yang bersikap lembut terhadap anak pada waktu kecilnya dan merawatnya untuk pasangannya dengan tangannya sendiri," jawab Rasulullah SAW.

Pernikahan Rasulullah SAW dan Saudah binti Zam'ah RA berlangsung pada Ramadhan, tahun kesepuluh dan setelah kematian Khadijah RA, di Makkah.

Saudah binti Zam'ah RA dikenal sebagai orang yang gemar bersedekah. Khalifah Umar bin Khattab RA pernah mengirim sekantong penuh uang dirham padanya. Kemudian Saudah binti Zam'ah RA bertanya kepada Umar bin Khattab RA, "Apa ini?"

"Dirham yang banyak," jawab Umar bin Khathab RA.

"Dalam kantong ada setandang kurma. Wahai jariah yakinkan diriku," ujar Saudah binti Zum'ah RA. Kemudian, ia membagi-bagikan dirham tadi.

Saudah binti Zam'ah RA. juga memiliki akhlak yang terpuji. Aisyah RA, pernah berkata, "Tiada seorang pun yang lebih aku kagumi tentang perilakunya selain Saudah binti Zam'ah yang sungguh hebat."

Wafatnya Saudah binti Zam'ah

Mengutip buku Ensiklopedia Tokoh Muslim yang ditulis Ahmad Rofi Usmani dijelaskan kapan wafatnya Saudah binti Zam'ah.

Setelah Khadijah binti Khuwalid wafat pada 10 atau 11 Ramadhan tahun ke-10 kenabian (sekitar 30 atau 31 April 619 M), Rasulullah SAW menikahi Saudah.

Saat Rasulullah SAW menikahi 'Aisyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq, Rasulullah SAW pernah berniat untuk menceraikan Saudah.

Ketika itu Saudah berkata, "Rasulullah! Saya bersedia memutuskan giliranku demi 'Aisyah. Sama sekali tiada keinginan bagiku untuk berkeluarga (karena sudah tua). Namun, saya ingin dibangkitkan pada Hari Pembalasan nanti sebagai istrimu!" Beliau langsung mengabulkan permintaan tersebut.

Perempuan yang bertangan panjang (Saudah binti Zam'ah) wafat di Madinah pada 54 H/673 M, pada masa pemerintahan Mu'awiyah ibn Abu Sufyan. Beberapa sejarawan menyebutkan ia wafat pada 19 H/640 M, pada masa pemerintahan Umar ibn Al-Khaththab.

Keutamaan Saudah Binti Zam'ah

Menguitip buku The Golden Stories of Ummahatul Mukminin karya Ukasyah Habibu Ahmad inilah keutamaan-keuatamaan yang dimiliki Saudah binti Zam'ah.

Saudah merupakan wanita yang mempunyai ketabahan dan kesabaran luar biasa, terutama ketika ia mampu menahan derita pengusiran, kezaliman, dan penganiayaan dari kaum kafir Quraisy, sesudah beliau menyatakan keislamannya.


(lus/lus)

Hide Ads