Atas izin Allah SWT, seorang tukang daging berkesempatan menjadi sahabat Nabi Musa AS di surga. Kisah ini dapat menjadi pelajaran berharga bahwa Allah SWT menghendaki siapapun yang beriman untuk masuk ke surga-Nya kelak.
Suatu hari, Nabi Musa AS berdoa kepada Allah SWT seraya bertanya tentang siapa orang yang kelak menjadi sahabatnya di surga. Tak disangka, ternyata sahabat Nabi Musa AS kelak adalah seorang tukang daging.
Merangkum buku Lembaran Kisah Mutiara Hikmah oleh Dian Erwanto, Nabi Musa AS berdoa, "Ya Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku sahabat karibku kelak di surga nanti." Kemudian Allah SWT berfirman, "Pergilah ke suatu negeri, ke pasar ini, di sana ada seorang laki-laki tukang potong daging, temuilah ia dan itulah orang yang akan menjadi sahabat karibmu kelak di surga."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas petunjuk ini, Nabi Musa AS lantas pergi ke pasar tersebut dan melihat seorang tukang potong daging. ia mengambil sepotong daging dan meletakannya di sebuah keranjang lantas berlalu untuk pulang.
Sebelum kehilangan sosok yang kelak menjadi sahabatnya di surga, Nabi Musa AS menghampiri ia dan menyampaikan maksudnya untuk ikut menginap di rumahnya.
Nabi Musa AS bertanya, "Apakah engkau bersedia menerima tamu?"
Laki-laki tukang daging tersebut menjawab, "Ya, silahkan."
Nabi Musa AS kemudian berjalan bersamanya menuju sebuah rumah sederhana. Setibanya di rumah, laki-laki tukang daging itu langsung mengolah daging yang ia bawa. Hidangan sup hangat dengan kuah sedap tersaji sebagai menu makan malam.
Tidak langsung menyantap sup hangat tersebut, laki-laki tukang daging itu justru membawa semangkuk sup ke dalam kamar. Dengan perlahan dan penuh kasih sayang, laki-laki tukang daging ini menyuapi seorang perempuan tua yang terbaring di kasur. Ia adalah ibundanya.
Mendapat perlakuan baik dari anak laki-lakinya, perempuan tua itu mengucapkan kalimat yang tak terdengar suaranya. Namun Nabi Musa AS bisa mendengar dan mengerti maksud dari ucapan ibunda tukang daging.
"Ya Allah, tempatkan anakku bersama Nabi Musa di surga," ucap perempuan tua tersebut.
Doa inilah yang menembus langit dan kemudian dikabulkan Allah SWT.
Nabi Musa berkata, "Terimalah kabar gembira untukmu, dan kenalkan aku adalah Nabi Musa, engkaulah sahabatku kelak di surga. Mudah-mudahan perjumpaan kita nanti di surga dimudahkan oleh Allah SWT."
Dari kisah ini dapat dipetik pelajaran bahwa berbakti kepada orang tua merupakan perintah dalam ajaran Islam. Allah SWT juga memerintahkan setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an surat Luqman ayat 14,
(14) وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Iran-Israel Memanas, PBNU Minta Kekuatan Besar Dunia Tak Ikut Campur