Kisah Nabi Muhammad Membangun Kota Madinah

Kisah Nabi Muhammad Membangun Kota Madinah

Rahma Ambar Nabilah - detikHikmah
Jumat, 02 Feb 2024 05:00 WIB
Ilustrasi kafilah suku Quraisy yang melakukan perjalanan dagang dalam dua musim.
Ilustrasi saat Nabi Muhammad SAW membangun Kota Madinah. Foto: Getty Images/iStockphoto/EP-stock
Jakarta -

Salah satu kisah teladan dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW adalah saat beliau membangun Kota Madinah. Peristiwa ini terjadi sejak awal hijrah dari Makkah.

Proses pembangunan Kota Madinah tak berjalan mudah. Rasulullah SAW harus menghadapi berbagai tantangan khususnya dari kaum yang tinggal di sana.

Tantangan Nabi Muhammad Membangun Kota Madinah

Diceritakan dalam Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri yang diterjemahkan Kathur Suhardi, setelah hijrahnya Rasulullah SAW dari Kota Makkah menuju Kota Madinah, beliau langsung memikul tanggung jawab yang besar. Rasulullah SAW bertanggung jawab dalam melakukan perbaikan dan pembangunan masyarakat muslim di Madinah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rasulullah SAW singgah di bani An-Najjar pada hari Jumat, 12 Rabiul Awwal 1 H, bertepatan pada 27 September 622 M. Pada saat Nabi Muhammad SAW hijrah, kondisi Kota Madinah masih labil. Salah satu tantangan dalam membangun Kota Madinah adalah adanya tiga kelompok masyarakat, yakni:

  • Sahabatnya yang suci, mulia, dan baik.
  • Orang-orang musyrik dari berbagai kabilah yang tidak mau beriman kepada beliau.
  • Orang-orang Yahudi yang memandang Islam dengan kebencian dan kedengkian.

Pembentukan masyarakat yang ideal membutuhkan jangka waktu yang lama agar ketetapan-ketetapan syariat, hukum, pengetahuan, pendidikan dan pelaksanaan dapat menjadi sempurna dengan melalui beberapa tahapan.

ADVERTISEMENT

Meskipun demikian, Nabi Muhammad SAW berhasil melaksanakan tugas risalah dan kepemimpinan di Kota Madinah. Sikapnya yang dominan lemah lembut daripada kekerasan membuat masyarakat Kota Madinah banyak yang masuk Islam dalam jangka beberapa tahun saja.

Upaya Nabi Muhammad SAW Membangun Kota Madinah

Nabi Muhammad SAW melakukan sejumlah upaya dalam membangun Kota Madinah. Berikut di antaranya.

1. Membangun Masjid Nabawi

Langkah pertama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah membangun masjid. Beliau turut serta dalam pembangunan masjid itu, seperti memindahkan bata dan bebatuan.

Masjid tersebut bukan sekadar sebagai tempat untuk salat, namun juga menjadi sekolah untuk orang-orang muslim, sebagai balai pertemuan, tempat mengajar, serta tempat untuk menjalankan roda pemerintahan. Masjid Nabawi juga berfungsi sebagai tempat tinggal orang-orang Muhajirin yang miskin.

2. Mempersaudarakan Sesama Muslim

Langkah kedua yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah mempersatukan manusia. Beliau juga berusaha mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dan Anshar.

Nabi Muhammad SAW menjadikan persaudaraan ini sebagai ikatan yang harus dilaksanakan. Harus ada tindakan nyata yang mempertautkan darah dan harta, bukan sekedar ucapan saja. Ikatan persaudaraan ini merupakan tindakan yang sangat tepat dan bijaksana karena bisa memecahkan berbagai masalah yang dihadapi kaum Muslim.

Dengan mempersaudarakan kaum Muslim, Rasulullah SAW telah mengikat suatu perjanjian yang mampu menyingkirkan belenggu jahiliah dan fanatisme kekabilahan tanpa menyisakan tradisi jahiliah. Perjanjian tersebut berlaku di antara orang-orang Mukmin dari Quraisy dan Yastrib serta siapa pun yang mengikuti mereka, menyusul di kemudian hari, dan yang berjihad bersama mereka.

3. Membuat Perjanjian dengan Yahudi

Setelah berhasil membangun masyarakat Islam yang baru, Nabi Muhammad SAW menjalin hubungan dengan selain golongan muslim. Beliau melakukannya untuk menciptakan keamanan, kebahagiaan, serta kebaikan bagi semua masyarakat Kota Madinah.

Orang-orang Yahudi adalah tetangga dekat kaum muslim di Madinah. Nabi Muhammad SAW menawarkan perjanjian kepada mereka. Inti dari perjanjian tersebut adalah untuk memberikan kebebasan menjalankan agama dan memutar kekayaan, serta tidak boleh saling menyerang dan memusuhi.

Setelah perjanjian tersebut disahkan, Madinah dan sekitarnya seolah-olah menjadi negara yang makmur. Kota Madinah adalah ibu kotanya, sedangkan Nabi Muhammad SAW adalah pemimpinnya.

Pelaksana pemerintahan dan penguasa Kota Madinah mayoritas kaum Muslim. Dengan demikian, Kota Madinah benar-benar menjadi ibukota bagi kaum Muslim pada saat itu.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads