Ibnu Sina sangat tertarik mempelajari ilmu kedokteran saat masih kecil. Ia mendalami ilmu tersebut dengan belajar pada Isa bin Yahya. Pada usia 16 tahun, Ibnu Sina sudah mulai praktik dokter.
Meskipun telaten merawat pasien-pasiennya, kadangkala Ibnu Sina kebingungan mengobati penyakit baru. Maka Ibnu Sina berdoa memohon bantuan Allah SWT sehingga ia mendapat petunjuk cara mengobati lewat mimpi.
Mengutip buku Ibnu Sina Bapak Kedokteran Dunia oleh Yoli Hemdi, suatu ketika Raja Samaniah, Nuh bin Mansyur, menderita sakit parah. Dokter-dokter datang bergantian mengobati Raja, tapi sakit Raja justru semakin parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak istana yang mendengar kehebatan Ibnu Sina memanggilnya ke istana. Ibnu Sina seorang anak muda yang percaya diri mengobati Raja dengan penuh ketekunan sehingga kesehatan Raja pulih kembali.
Nuh bin Mansyur sangat berterima kasih kepada Ibnu Sina dan ia diangkat menjadi dokter istana. Ibnu Sina berterima kasih atas tawaran hadiah yang diberikan Raja, tapi itu bukanlah hadiah yang diharapkannya.
Ibnu Sina meminta Raja mengizinkan ia bebas memasuki Kutub Khana. Nuh bin Mansyur tersenyum mendengar permintaan Ibnu Sina dan Raja mengizinkan Ibnu Sina bebas memasuki Kutub Khana.
Kutub Khana adalah sebuah perpustakaan yang sangat lengkap dan canggih yang dimiliki istana. Buku-bukunya sudah tersusun sesuai bidang keilmuan, salah satunya buku-buku kedokteran dan ilmu kesehatan.
Dengan bebasnya Ibnu Sina masuk Kutub Khana, dia semakin menambah ilmunya agar bisa membantu orang banyak. Ibnu Sina langsung menjadi dokter yang dipuji-puji rakyat, tapi hal tersebut tidak membuat dirinya sombong dan tetap rendah hati.
Sayangnya ada saja pihak-pihak yang merasa iri dan tidak ingin Ibnu Sina semakin pintar. Mereka membakar Kutub Khana yang berakibat pada musnahnya buku-buku berharga akibat dilalap api.
Mereka malah menuduh Ibnu Sina yang melakukan pembakaran perpustakaan istana. Mereka menuduh Ibnu Sina tidak mau ada orang lain yang lebih hebat darinya, ia ingin dirinya saja yang pintar ilmu kedokteran.
Peristiwa kebakaran itu justru tidak membuat Ibnu Sina hancur dan dibenci. Masyarakat malah semakin memuji ketulusan hatinya dan semakin banyak orang yang berbondong-bondong berobat kepadanya.
Dia tidak membeda-bedakan pasiennya. Siapapun ia tolong sekuat tenaga, karena baginya kedokteran adalah ilmu yang dipakai untuk berbuat kebaikan.
Musuh-musuhnya tidak berhasil menghancurkan Ibnu Sina. Dia semakin termasyhur karena berhasil mengobati penyakit sulit. Ibnu Sina pernah diundang berbagai kerajaan untuk mengobati.
Dia diundang mengobati Sultan Majdud dan Ratu Sayyidah dari kerjaan Rayy. Ibnu Sina berjasa mengobati Raja Syams Ad-Daulah dari Hamadan. Dokter yang baik itu mengobati pula Raja Ali Ad-Daulah di Isfahan.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal