Sosok Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Muslim Modern

Sosok Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Muslim Modern

Hanif Hawari - detikHikmah
Jumat, 19 Jan 2024 12:30 WIB
Ibnu Sina, avicenna
Ibnu Sina (Foto: Foto: Wikipedia Commons/Ilustrasi: Mindra Purnomo)
Jakarta -

Ibnu Sina adalah Bapak Kedokteran yang bukan hanya terkenal di kalangan muslim tetapi juga dipuja di Eropa. Ibnu Sina telah wafat lama, tetapi orang terus belajar lewat bukunya.

Kehebatan Ibnu Sina berkat ketekunannya dalam belajar. Ia mampu belajar sendiri dengan membaca buku di perpustakaan.

Ibnu Sina tidak pernah memungut bayaran pada pasiennya. Ia senang menolong siapa saja, mulai dari raja sampai rakyat jelata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak buku Ibnu Sina yang menjelaskan mengenai penyakit-Penyakit di zaman modern ini. Mari kenalan lebih jauh tentant Ibnu Sina.

Awal Kehidupan Ibnu Sina

Namanya Abu Ali al-Husain bin Abdullah bin al-Hasan bin Ali bin Sina atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ibnu Sina. Dia lahir di Afshana, sebuah desa dekat Bukhara tahun 980 Masehi.

ADVERTISEMENT

Ketika itu, desanya termasuk wilayah kerajaan Samaniah. Kini, desa tersebut berada di negara Uzbekistan.

Ayahnya bernama Abdullah seorang pejabat kerjaan. Ibunya bernama Setareh yang berasal dari Bukhara. Lima tahun setelah kelahiran Ibnu Sina, lahirlah adiknya bernama Mahmoud.

Sejak kecil Ibnu Sina mendalami ilmu agama, sebab orang tuanya ingin medahulukan pendidikan agama bagi sang anak. Ibnu Sina belajar agama dengan sungguh-sungguh dan berhasil menghafal 30 juz Al-Qur'an diusia 10 tahun.

Meskipun otaknya cerdas, Ibnu Sina ternyata sempat mengalami kesulitan dalam belajar. Saat itu, Ibnu Sina membaca buku Metaphysic karya Plato sebanyak lima kali tapi belum juga dapat memahaminya.

Suatu ketika saat ia berjalan-jalan ke pasar, seorang pedagang buku menawarkan sebuah buku. Buku itu ternyata karya ilmuan termasyhur Al-Farabi yang membahas tentang Metaphysic. Ibnu SIna mempelajari buku itu dengan sungguh-sungguh dan akhirnya dapat memahami mengenai Metaphysic.

Ibnu Sina belajar kepada guru-guru yang hebat dan mempelajari berbagai bidang keilmuan. Ibnu Sina belajar bahasa pada Abu Bakar Ahmad bin Muhammad Al-Barqi Al-Khawarizmi.

Sedangkan gurunya dalam ilmu kedokteran adalah Abu Sahal Al-Masihi dan Abu Manshur Al-Hasan bin Nuh. Kemudian belajar aritmatika kepada Ali Natili. Selebihnya Ibnu Sina belajar otodidak.

Ibnu Sina baru mempelajari ilmu kedokteran pada usia 16 tahun. Tak hanya teori, ia pun membuka praktek pada saat itu.

Ibnu sina wafat pada usia 57 tahun. Ia meninggal dunia ketika melakukan perjalanan ke Hamadhan, yang kini merupakan wiayah Iran.

Karya Ibnu Sina

Mengutip buku Ibnu Sina: Sarjana, Pujangga, dan Filsuf Besar Dunia Biografi Singkat 980-1037 M karya Ahmad Ridlo Shohibul Ulum, berikut beberapa karya dari Ibnu Sina.

  1. Kitab Asy-Syifa
  2. Risalah As-Siyasah (mengenai ilmu politik)
  3. Fi Aqsam Al-Ulum Al-'Aqliyyah (membahas pembagian ilmu-ilmu akal)
  4. Fi Itsbat An-Nubuwwat (tentang penetapan kenabian)
  5. Al-Azraq (mengenai pemberian rezeki)
  6. Tadbir Al-Manazil an As-Siyasah Al-Ilahiyyah (penyusunan kekeluargaan dalam politik keutuhan)
  7. Tadbir Al-Junud wa Al-Mamalik wa Al-'Asakir wa Arzaqihim wa Kharaju Al-Mamalik (buku tentang pertahanan, angkatan bersenjata, gaji mereka, dan keuangan negara)
  8. Jami' Al-Badai (koleksi buku tafsir Al-Qur'an)

Sedangkan dalam sumber lain, Ibnu Sina memiliki beberapa karya lain seperti:

  1. Qanun fi al Tibb (Peraturan tentang Pengobatan)
  2. Kitab Syifa An-Nafs (Buku Penyembuhan Jiwa) atau dikenal dengan nama Sufficientia pada abad pertengahan Eropa
  3. Kitab al Isyarat wa al Tanbihat (Buku Isyarat dan Petunjuk).

Dalam beberapa karya tulis lainnya Ibnu Sina juga menulis soal geometri, astronomi, teologi, filologi, dan seni.




(hnh/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads