Sosok Said bin Musayyab, Tabi'in yang Tolak Bangsawan Kaya Jadi Menantu

Sosok Said bin Musayyab, Tabi'in yang Tolak Bangsawan Kaya Jadi Menantu

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Senin, 01 Jan 2024 13:02 WIB
Symbol of the Shia Muslim religion with an Ayatollah who prays and preaches in front of his followers by stretching a finger upwards.
Ilustrasi Said bin Musayyab. Foto: Getty Images/iStockphoto/Pict Rider
Jakarta -

Said bin Musayyab adalah seorang tabi'in yang hidup setelah era Khulafaur Rasyidin. Sosok Said bin Musayyab terkenal karena kesalehan dan kisah keimanannya.

Kisahnya kesalehan dan keimanan Said bin Musayyab patut dicontoh umat Islam. Ia selalu mengedepankan akhirat daripada dunia beserta perhiasannya.

Sosok Said bin Musayyab

Mengutip buku Kisah Orang-Orang Sabar karya Nasiruddin, Said bin Musayyab adalah seorang tokoh ulama tabi'in atau seseorang yang hidup pada generasi Islam kedua setelah masa Rasulullah SAW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imam Said bin Musayyab awalnya merupakan seorang ulama yang memiliki banyak harta, kedudukan yang tinggi, dan dari suku Quraisy. Namun, semua itu rela ia tinggalkan demi menjalani hidup wara', yakni meninggalkan kemewahan duniawi sehingga mencapai kesalehan dan ketakwaan tinggi.

Dalam sejarah disebutkan, Said bin Musayyab sudah pernah melakukan haji lebih dari 30 kali. Ia juga merupakan orang yang tidak pernah meninggalkan salat berjamaah di masjid selama 40 tahun. Bahkan ia selalu menempati saf pertama selama itu juga.

ADVERTISEMENT

Imam Said bin Musayyab memiliki seorang putri yang sangat cantik dan bahkan paling cantik di tempat itu. Putrinya juga merupakan seorang perempuan yang paling mendalami ilmu Al-Qur'an dan sunah rasul.

Rabi' BAdur Rauf Az-Zawawi menyebutkan dalam Al-Baqiyatus Shalihat: Amalan Abadi yang Tidak Merugi bahwasanya Said bin Musayyab terbiasa menghabiskan malam-malamnya untuk mendalami ilmu.

Pada siang hari, ia gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT juga. Ia rela melakukan perjalanan selama berbulan-bulan hanya untuk memastikan kesahihan sebuah hadits.

Ketika sudah masanya sang putri menikah, terjadilah sebuah cerita yang menunjukkan betapa teguhnya ketakwaan Said bin Musayyab. Bagaimana kisah itu?

Kisah Said bin Musayyab Tolak Putra Mahkota Umayyah Jadi Menantu

Diambil dari dua sumber di atas, suatu hari, Khalifah dari Dinasti Umayyah yang bernama Khalifah Abdul Malik bin Marwan datang menemui Said bin Musayyab untuk meminangkan putranya, Al-Walid bin Abdul Malik, dengan putri Musayyab yang terkenal cantik dan pandai ilmu agama.

Said bin Musayyab bukannya menerima lamaran dari putra mahkota yang kaya raya itu, namun malah menolaknya. Sebab, Al Walid adalah seorang pemuda yang banyak melakukan dosa dan lemah agamanya.

Keluarga istana Dinasti Umayyah tetap berusaha keras untuk dapat menikahkan sang putra mahkota dengan putri Said bin Musayyab yang cantik dan salihah itu. Namun, keteguhan hatinya tidak pernah berubah.

Said bin Musayyab tetap menolak tawaran pihak istana dan Al-Walid untuk mempersunting putrinya meskipun ia disakiti dengan hukuman seratus cambukan.

Akhirnya, Said bin Musayyab dan keluarganya pindah dari Damaskus ke Makkah demi mendapatkan tempat yang nyaman kembali.

Suatu hari, Said bin Musayyab melihat seorang muridnya yang bernama Abdullah bin Wada'ah kembali setelah beberapa waktu menghilang dari majelisnya.

Abdullah bercerita, Said bin Musayyab bertanya kepadanya, "Ke mana saja kamu?"

Kemudian ia menjawab, "Istriku meninggal dunia, sehingga aku tersibukkan dengannya."

Said lalu berkata, "Mengapa kamu tidak memberi tahu aku, maka aku akan datang di prosesi pemakamannya!"

Ketika Abdullah ingin berdiri, ia bertanya kembali, "Apakah kamu sudah menemukan perempuan lain sebagai penggantinya?"

Abdullah menjawab, "Yarhamukallah, siapakah yang bersedia menikahkan putrinya denganku, sedangkan aku tidak mempunyai kekayaan selain dua atau tiga dirham saja!?"

Said bin Musayyab lalu berkata dengan mantab, "Jika aku melakukannya, apakah kamu menerimanya?"

Abdullah menjawab, "Ya."

Benarlah hal itu terjadi. Said bin Musayyab benar-benar menikahkan putrinya yang cantik dan salihah ini dengan seorang pemuda yang berstatus duda dan miskin. Namun ia tahu, pemuda ini memiliki hati yang bersih dan ketakwaan yang tinggi.

Said bin Musayyab bahkan mengantarkan putrinya sendiri kepada Abdullah setelah mereka menikah dan tentu saja hal ini membuatnya sangat bahagia.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads