Makna Asmaul Husna Al-'Alim dan Contoh Penerapannya dalam Hidup

Makna Asmaul Husna Al-'Alim dan Contoh Penerapannya dalam Hidup

Salsa Dila Fitria Oktavianti - detikHikmah
Kamis, 18 Des 2025 07:15 WIB
Makna Asmaul Husna Al-Alim dan Contoh Penerapannya dalam Hidup
Ilustrasi Asmaul Husna. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Raabia87)
Jakarta -

Asmaul Husna Al-'Alim merupakan salah satu nama Allah SWT sekaligus sifat yang menunjukkan kesempurnaan-Nya. Dikutip dari buku Terapi Mencerdaskan Hati karya Muhammad Syafie el-Bantanie, nama Al-'Alim menunjukkan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu tanpa batas ruang dan waktu, tidak didahului oleh ketidaktahuan dan tidak diakhiri oleh lupa.

Asmaul Husna Al-'Alim juga menegaskan bahwa pengetahuan Allah SWT mencakup perkara lahir dan batin, rahasia hati, hingga segala sesuatu yang belum dan tidak pernah terlintas dalam pikiran manusia. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an surat Al Hujurat ayat 16 bahwa tidak ada satu pun yang luput dari ilmu-Nya.

Untuk memahami Asmaul Husna Al-'Alim secara lebih utuh, penting mengetahui maknanya berdasarkan dalil serta bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makna Asmaul Husna Al-'Alim

Dikutip dari buku Akidah Akhlak untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2 karya Drs. H. Abdul Rosyid, M.Pd. dan Muhammad Zaky Rasyid, Al-'Alim bermakna Maha Mengetahui. Allah Swt. memiliki pengetahuan yang meliputi segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi atau gaib.

Seluruh perbuatan makhluk diketahui oleh-Nya, bahkan segala peristiwa yang belum terjadi pun telah berada dalam pengetahuan Allah SWT. Dengan demikian, ilmu Allah. tidak memiliki batas.

ADVERTISEMENT

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam QS Al-Hujurat ayat 16:

قُلْ اَتُعَلِّمُوْنَ اللّٰهَ بِدِيْنِكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Latin: Qul atu'alimūnallāha bidīnikum, wallāhu ya'lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), wallāhu bikulli syai'in 'alīm(un).

Artinya: Katakanlah (kepada mereka), "Apakah kamu akan memberi tahu Allah tentang agamamu (keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi serta Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al-Ḥujurāt: 16)



Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah Swt. mengetahui seluruh ciptaan-Nya, baik yang berada di langit maupun di bumi. Sebagaimana dalam firman Allah SWT lainnya dalam QS Al An'am ayat 59 yang berbunyi:

۞ وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Latin: Wa 'indahū mafātiḥul-gaibi lā ya'lamuhā illā huw(a), wa ya'lamu mā fil-barri wal-baḥr(i), wa mā tasquṭu miw waraqatin illā ya'lamuhā wa lā ḥabbatin fī ẓulumātil-arḍi wa lā raṭbiw wa lā yābisin illā fī kitābim mubīn(in).

Artinya: Kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahuinya selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauhulmahfuz). (Al-An'ām: 59)

Oleh karena itu, manusia dianjurkan untuk terus menuntut ilmu agar mampu mengenal dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Allah Swt. menyukai hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan Al-'Alim dalam Kehidupan Sehari-hari

Dikutip dari sumber sebelumnya, keyakinan terhadap sifat Allah Al-'Alim dapat diwujudkan melalui sikap gemar menuntut ilmu serta kebiasaan merenungi ciptaan-Nya. Meski demikian, seseorang yang berilmu tetap dituntut untuk bersikap rendah hati dan tidak merasa paling mengetahui. Ilmu seharusnya membentuk kepribadian yang santun, sebagaimana perumpamaan padi yang semakin berisi justru semakin merunduk.

Selain itu, pengamalan Asmaul Husna Al-'Alim juga tercermin dalam sikap amanah, termasuk ketika tidak ada manusia yang melihat.

Kesadaran bahwa Allah Swt. Maha Mengetahui segala sesuatu mendorong seorang Muslim untuk menjaga kejujuran dalam setiap perbuatan. Keyakinan ini pula yang menumbuhkan semangat untuk terus belajar, karena Allah Swt. mencintai hamba-Nya yang berilmu dan menggunakan ilmunya untuk kebaikan.

Sebagaimana dijelaskan dalam buku Terapi Mencerdaskan Hati karya Muhammad Syafie el-Bantanie, meneladani nama dan sifat Allah Al-'Alim berarti bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.

Dengan ilmu, seseorang mampu memahami banyak hal sehingga terhindar dari kebodohan dan kekeliruan. Oleh sebab itu, menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan menjadi salah satu bentuk pengamalan sifat Al-'Alim, agar Allah SWT menganugerahkan pemahaman yang bermanfaat.

Melalui ilmu pula, seorang Muslim dapat menjalankan ajaran agama secara benar dan penuh kesadaran. Ilmu mengangkat derajat manusia, baik di hadapan sesama maupun di sisi Allah SWT., sebagaimana ditegaskan dalam QS Al-Mujadilah ayat 11.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam QS Al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Latin: Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥū fil-majālisi fafsaḥū yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzū fansyuzū yarfa'illāhul-lażīna āmanū minkum, wal-lażīna ūtul-'ilma darajāt(in), wallāhu bimā ta'malūna khabīr(un).

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, "Berdirilah," (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujādalah: 11)

Namun demikian, ilmu bukanlah sarana untuk menyombongkan diri. Ilmu seharusnya menjadikan seseorang semakin dekat kepada Allah Swt. serta mendorongnya untuk taat dan berakhlak mulia.




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads