Nabi Ismail AS adalah anak dari Nabi Ibrahim AS dan istri keduanya, Siti Hajar. Sejak kecil Ismail dikenal sebagai anak yang saleh, taat kepada Allah SWT dan orang tuanya.
Istri pertama Ibrahim adalah Siti Sarah. Ibrahim menikahi Siti Hajar atas suruhan Siti Sarah sebab Ibrahim tak kunjung memiliki keturunan ketika menikah dengannya.
Baca juga: Kisah Nabi Ismail Ceraikan Istrinya, Kenapa? |
Peristiwa Kurban
Merangkum buku Belajar dari Para Nabi dan Rasul oleh Abu Azka ibn Abbas, Ibrahim begitu sayang dengan Ismail, selalu memandang sang anak dengan penuh cinta dan kasih. Melihat begitu sayangnya Ibrahim kepada anaknya, maka Allah hendak menguji kesalehan Ibrahim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat mimpi Ibrahim, Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anaknya. Mimpi itu muncul beberapa kali, membuat Ibrahim amat sedih begitu memandang ke arah anaknya yang lucu itu.
Meskipun tak tega menceritakan kesedihannya, Ibrahim memberanikan diri untuk menceritakan perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail. Di luar dugaan, Ismail kecil justru tersenyum dan mengusap air mata sang ayah seraya berkata, "Ayahku, janganlah kamu berduka cita. Lakukanlah yang Allah SWT perintahkan."
Lalu, Ibrahim membawa Ismail ke tempat penyembelihan. Ketika Ibrahim hendak menyembelih Ismail, Allah SWT memerintahkan malaikatnya untuk menukar Ismail dengan binatang ternak (kambing). Sehingga yang disembelih Ibrahim bukanlah Ismail, melainkan seekor kambing.
Ditinggal di Padang Tandus
Kisah Nabi Ismail tidak dapat dipisahkan dari kisah sang ayah, Nabi Ibrahim. Salah satu kisah yang menarik adalah ketika Nabi Ibrahim hijrah meninggalkan Mesir bersama kedua istrinya.
Nabi Ibrahim juga turut membawa hewan ternak dan harta miliknya yang telah diperoleh dari hasil berdagang di Mesir. Dengan penuh tawakal pada Allah SWT, Nabi Ibrahim berangkat meninggalkan rumah bersama kedua istrinya dan juga Ismail yang waktu itu masih bayi.
Mereka bersama-sama keluar dari kota lalu masuk ke lautan pasir yang terbuka, di mana terik matahari menyengat tubuh dengan pedihnya. Nabi Ibrahim membawa istrinya serta Ismail yang masih menyusui ke Mekkah, kemudian singgah di bawah pohon yang kini menjadi sumur zamzam.
Pada masa itu tidak ada seorang pun yang tinggal di Mekkah dan tidak ada pula sumber air. Nabi Ibrahim meninggalkan sebuah wadah berisi kurma dan satu wadah lagi berisikan air.
Nabi Ibrahim kemudian beranjak pergi meninggalkan anak dan istrinya dari tempat itu karena perintah Allah. Tidak ada yang tahu secara pasti bagaimana perasaan Nabi Ibrahim ketika meninggalkan istri dan putranya di padang pasir yang tandus tanpa mata air. Beliau harus berlapang dada karena itu adalah perintah Allah.
Asal Mula Air Zamzam
Beberapa hari setelah ditinggalkan Nabi Ibrahim, perbekalan Siti Hajar telah habis. Ismail yang kehausan terus menangis tanpa henti karena Siti Hajar tidak bisa lagi menyusui anaknya.
Siti Hajar mencoba mencari pertolongan dengan berlari bolak balik Bukit Shafa dan Bukit Marwah. Hal tersebut tidak dilakukannya hanya sekali, melainkan tujuh kali sembari berdoa kepada Allah.
Setelah bolak balik Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak tujuh kali, Siti Hajar hampir putus asa karena tidak ada sumber air atau pun manusia yang bisa menolongnya. Setelah lama mencari, Siti Hajar teringat Ismail yang telah dia tinggal cukup lama dan kemudian bergegas kembali.
Siti Hajar memutuskan kembali untuk melihat kondisi putranya. Sesampainya di tempat Ismail berbaring, Siti Hajar terkejut karena keluar sebuah mata air jernih.
Air tersebut terus mengalir hingga membuat genangan. Siti Hajar berkata zam...zam...zam... yang berarti banyak, melimpah-ruah.
Wallahu'alam.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah