Nabi Musa AS memiliki seorang istri yang bernama Shafura. Ia merupakan perempuan yang pemalu lagi setia hatinya. Dirinya tidak segan dan mundur ketika harus berjuang dengan suaminya, sedangkan dirinya masih dalam keadaan mengandung.
Kisah Shafura RA ini diabadikan dalam sebuah buku yang berjudul 29 Kisah Istri yang Dijamin Masuk Surga yang ditulis oleh Laila Ummul Janan. Berikut kisah istri Nabi Musa AS selengkapnya.
Pada suatu hari, Nabi Musa AS mendatangi sebuah kota yang sangat sepi. Di sana tidak ada seorang penduduk pun yang melakukan aktivitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah sunyinya kota tersebut, Nabi Musa AS mendengar ada orang yang sedang berselisih. Ia pun segera mendatangi sumber suara tersebut. Ternyata orang yang berselisih tadi adalah dari kaum Bani Israil, kaumnya sendiri, dan kaum Firaun.
Kaum Nabi Musa AS tadi langsung meminta pertolongan kepadanya. Saat itu juga Nabi Musa AS memukul pengikut Firaun hingga tewas.
Melihat orang tersebut tewas tak berdaya, ia pun terkejut karena ia tidak bermaksud untuk membunuhnya. Maka dari itu, Nabi Musa AS langsung bertobat dan meminta ampun kepada Allah SWT.
"Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah diriku..." (QS Al-Qashash: 16)
Beberapa hari kemudian, Nabi Musa AS menemui hal yang sama terulang kembali. Nabi Musa AS pun ingin kembali menolong kaumnya yang sesat itu. Tetapi lawannya berkata,
"Apakah engkau bermaksud membunuhku sebagaimana kemarin engkau membunuh seseorang? Engkau hanya bermaksud menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri ini (Mesir), dan engkau tidak bermaksud menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian." (QS Al-Qashash: 19)
Setelah itu, ada kabar miring mengenai Nabi Musa AS yang tersebar ke seluruh penjuru Mesir. Dirinya pun menjadi "buronan" para algojo Firaun.
Tak lama, datanglah seorang lelaki yang menyarankan Nabi Musa AS untuk segera pergi dari Mesir. Akhirnya ia pun menuruti nasihat dari orang tersebut untuk mencari tempat lain yang aman.
Dalam perjalanan mencari tempat yang aman itu, Nabi Musa AS tiba di suatu tempat bernama Kota Madyan. Di sana, ia melihat orang-orang sedang berkerumun di dekat sebuah sumur untuk memberi minum ternak mereka.
Nabi Musa AS juga melihat dua orang wanita yang berdiri jauh dari kerumunan laki-laki itu dengan menahan hewan ternaknya. Mengisyaratkan keduanya tidak mau berdesakan dengan para lelaki itu.
Nabi Musa AS pun menghampirinya dan bertanya, "Apakah maksud kalian berdua dengan berbuat begitu?" (QS Al-Qashash: 23)
Kedua wanita itu menjawab, "Kami tidak bisa memberi minum ternak-ternak kami sebelum orang-orang itu memulangkan ternak mereka (setelah selesai dari memberi minumnya), sedangkan ayah kami adalah seorang yang telah lanjut usianya." (QS Al-Qashash: 23)
Nabi Musa AS langsung membantu kedua wanita tadi dengan memberi minum ternak-ternaknya. Kemudian keduanya pulang ke rumahnya meninggalkan Nabi Musa AS yang belum mendapatkan tempat berteduh.
Nabi Musa AS lalu memohon kepada Allah SWT untuk diberikan tempat tinggal. Tak lama, salah satu dari dua orang wanita tadi datang menghampirinya dengan langkah yang malu-malu.
Ia berkata, "Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas kebaikanmu memberi minum ternak kami..." (QS Al-Qashash: 25)
Sampailah Nabi Musa AS ke rumah wanita yang ditolongnya tadi. Ia pun menyadari ternyata ayah dari kedua wanita tadi adalah Nabi Syu'aib AS.
Salah satu putri dari Nabi Syu'aib AS berkata, "Wahai ayah! Jadikanlah ia sebagai pekerja kita, sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja pada kita adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya." (QS Al-Qashash: 26)
Mendengar usulan putrinya itu, Nabi Syu'aib AS lantas menawari Nabi Musa AS untuk menjadi menantunya dan bekerja untuknya selama 8-10 tahun. Nabi Musa AS pun setuju dan akhirnya menikah dengan salah satu wanita tadi yang bernama Shafura, dan tinggal di rumahnya.
Shafura adalah seorang istri yang sangat setia kepada suaminya, Nabi Musa AS. Ia bersedia mengikuti Nabi Musa AS yang mendapat perintah dari Allah SWT untuk kembali ke Mesir untuk memerangi Firaun.
Shafura pun dengan sepenuh hati menemani suaminya itu walaupun saat itu dirinya sedang dalam keadaan hamil. Terlebih lagi, jarak dari rumahnya menuju Mesir sangatlah jauh.
Kesetiaan Shafura tak berhenti sampai di situ. Sesampainya di Mesir, ternyata masih banyak orang yang mengejar Nabi Musa AS meskipun berita itu sudah berlangsung sangat lama.
Namun hal itu tidak membuat Shafura gentar. Dirinya tetap setia berjalan bersama Nabi Musa AS dengan tak henti-hentinya berdoa kepada Allah SWT agar selalu dilindungi.
Begitulah kisah istri Nabi Musa AS, Shafura, yang pemalu dan sangat setia.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi