Nabi Muhammad SAW lahir dari sepasang suami istri yang bernama Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab. Beliau lahir pada 12 Rabiul Awal, Tahun Gajah 570 Masehi.
Seperti yang sudah diketahui, Nabi Muhammad SAW sudah menjadi seorang yatim piatu sejak masih kanak-kanak. Beliau lebih dulu ditinggal oleh ayahnya sebelum pernah melihat wajahnya, kemudian ditinggal wafat oleh ibunya.
Lantas, di mana ibu Nabi Muhammad SAW dimakamkan? Berikut sejarah singkatnya.
Cerita masa kecil Nabi Muhammad SAW dimulai ketika Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW, memilihkan istri untuk anak tersayangnya, Abdullah bin Abdul Muthalib, tulis Daeng Naja dalam bukunya yang berjudul Hidup Bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang ditulis oleh .
Abdul Muthalib memilihkan seorang gadis terhormat dari kalangan Quraisy, baik dari hal nasab (garis keturunan) maupun martabatnya. Wanita itu adalah putri dari pemuka Bani Zahrah yang bernama Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zahrah bin Kilab.
Setelah menjalani hubungan pernikahan selama beberapa bulan, Abdullah bin Abdul Muthalib pergi ke Yatsrib (Madinah) karena dikirim oleh ayahnya untuk mengurusi kurma di sana.
Takdir berkata lain, ketika tiba di Yatsrib, Abdullah jatuh sakit dan tidak bisa tertolong. Ia akhirnya wafat di usia yang sangat muda, yakni pada umur 25 tahun. Ia dimakamkan di suatu tempat bernama Dar an-Nabighah al-Ja'dl. Tanpa dia sadari, ia wafat meninggalkan istrinya yang ternyata sedang mengandung anaknya.
Aminah binti Wahab yang mendengar wafatnya sang suami merasa sangat terpukul dan sedih. Apalagi dirinya sedang mengandung anak pertama. Meski demikian, saat kehamilannya ia lalui tanpa ada rasa susah dan berat sedikit pun.
"Aku tidak merasa sedang hamil, tidak pula merasa lelah seperti biasa dialami wanita hamil. Hanya aku heran mengapa haidku berhenti", ujar Aminah.
Ibnu Hisyam mengatakan, ketika Aminah binti Wahab sedang hamil, ia didatangi oleh seseorang seraya berkata kepadanya,
"Sungguh, engkau mengandung bayi yang kelak menjadi pemimpin umat. Apabila bayimu lahir, ucapkanlah, 'Aku memohonkan perlindungan baginya kepada Yang Maha Esa dan kejahatan setiap pendengki,' dan namai dia Muhammad."
Tanda-tanda kenabian pada bayi yang dikandung Aminah itu juga terlihat karena sebuag cahaya yang sangat terang keluar dari dalam diri Aminah dan mampu menyinari istana Basra di Syam.
Lalu, bayi yang dikandung oleh Aminah binti Wahab tersebut pun lahir pada hari Senin malam, 12 Rabiul Awal, di Makkah pada tahun 570 Masehi.
Setelah lahir, Muhammad disusui oleh seorang perempuan bernama Tsuwaibah selama beberapa hari sebelum datang ibu susuan lain bernama Halimatus Sa'diyah. Muhammad kecil lalu diasuh oleh Halimatus Sa'diyah hingga usianya kurang lebih mencapai 4-5 tahun, sebagaimana dijelaskan dalam buku Be Smart PAI yang disunting oleh Ahmad Dimyati.
Baru setelah itu Muhammad diasuh oleh ibundanya sendiri, Aminah binti Wahab tanpa adanya sosok ayah.
Makam Ibunda Nabi Muhammad SAW
Diambil dari sumber sebelumnya, Nabi Muhammad SAW menjadi seorang anak yatim piatu saat usianya menginjak enam tahun.
Saat itu, Siti Aminah mengajak Muhammad kecil untuk pergi ke Yatsrib (Madinah) untuk menziarahi sanak saudaranya dari pihak ibu, sekaligus menziarahi makam suaminya atau ayah Muhammad, Abdullah.
Perjalanan ini juga disertai oleh Ummu Aiman yang merupakan pembantu dari Aminah dan Abdullah. Siti Aminah dan putranya beserta Ummu Aiman tinggal di Yatsrib hingga sebulan lamanya. Setelah itu, mereka bertolak kembali menuju Makkah.
Di tengah perjalanan kembali ke Makkah dari Madinah, tepatnya di desa Abwa, Aminah akhirnya jatuh sakit.
Sakit itu tidak kunjung sembuh dan berujung pada wafatnya ibunda Nabi Muhammad SAW, Aminah. Sehingga ibunda Nabi Muhammad SAW dimakamkan di Abwa.
Sepeninggal ibunda Nabi Muhammad SAW, beliau lantas diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib di kota Makkah. Beliau sangat dicintai oleh kakeknya tersebut melebihi cintanya pada anak-anaknya yang lain.
Menurut Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW karya Abdurrahman bin Abdul Karim, setelah Siti Aminah wafat, Nabi Muhammad SAW diasuh juga oleh Ummu Aiman. Ummu Aiman menjadi seorang perempuan yang berarti bagi hidup Nabi Muhammad SAW dan beliau memanggil Ummu Aiman juga sebagai ibu
(dvs/dvs)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana