Cara Nabi Muhammad Atasi Krisis Ekonomi dan Sosial di Madinah

Cara Nabi Muhammad Atasi Krisis Ekonomi dan Sosial di Madinah

Kristina - detikHikmah
Jumat, 21 Mar 2025 09:01 WIB
Ilustrasi kafilah suku Quraisy yang melakukan perjalanan dagang dalam dua musim.
Ilustrasi cara Nabi mengatasi krisis ekonomi di Madinah usai hijrah. Foto: Getty Images/iStockphoto/EP-stock
Jakarta -

Nabi Muhammad SAW menghadapi berbagai tantangan saat hijrah dan memimpin Kota Madinah yang kala itu bernama Yatsrib. Kota itu dilanda krisis ekonomi dan sosial parah.

Krisis ekonomi di Madinah disebabkan karena perang, monopoli dagang dan praktik riba yang dilakukan kaum Yahudi, serta migrasi. Peristiwa di Madinah setelah hijrah menyebabkan gejolak keseimbangan perekonomian, sumber daya yang ada menjadi langka dan produksi melemah. Blokade kaum Quraisy terhadap kaum Muhajirin menyebabkan pengangguran besar-besaran.

Strategi Nabi Muhammad Atasi Krisis Ekonomi

Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin di Madinah menerapkan sejumlah strategi untuk mengatasi krisis ekonomi yang terjadi pada 620-an Masehi itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut penelitian berjudul Economic and Social Crisis Management Strategies by Prophet Muhammad (PBUH) in Medina yang dilakukan profesor di Al-Farabi University College, Usama Abdulmajed Alani (2022), kunci utama Nabi SAW memerangi kemiskinan dan memburuknya perekonomian adalah memberdayakan para pengangguran dengan memberinya lapangan kerja.

Sektor pertanian, yang menjadi pekerjaan penduduk lokal Madinah, dinilai kurang cocok bagi kaum Muhajirin karena mereka tak terbiasa dengan itu sehingga butuh keterampilan untuk bisa mengelolanya. Nabi SAW lalu mencari pasar sebagai lokasi dagang kaum Muhajirin.

ADVERTISEMENT

Nabi Muhammad SAW menerapkan sejumlah aturan di pasar sesuai syariat Islam. Beliau melarang praktik monopoli, memberi kebebasan seluruh pelanggan termasuk dari biaya-biaya, melarang praktik penipuan, memberikan informasi lengkap barang yang beredar, melakukan standarisasi, dan melarang praktik riba.

Kebijakan Moneter Nabi Muhammad

Dalam Sejarah Ekonomi Islam pada Masa Rasulullah dan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang ditulis Putri Fauziyah Haqiqi dan Rachmad Risqy Kurniawan yang terbit di Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Vol 1, Nomor 1 (2022) dikatakan, pengelolaan sistem moneter era Nabi Muhammad SAW diserahkan kepada lembaga Baitul Mal. Baitul Mal era Nabi SAW ini cukup sederhana, tidak seperti era Khalifah Umar bin Khattab RA.

Dana di lembaga tersebut dialokasikan untuk penyebaran Islam, pendidikan dan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan, serta pengembangan infrastruktur.

Kebijakan Fiskal Nabi Muhammad

Dalam hal kebijakan fiskal, Rasulullah SAW menetapkan jenis pajak tertentu dan jumlah yang proporsional. Rasulullah SAW juga menerapkan kebijakan peningkatan pendapatan dan partisipasi kerja dengan mempekerjakan kaum Anshar dan Muhajirin.

Rasulullah SAW juga menerapkan kebijakan fiskal berimbang. Dampaknya, terjadi defisit neraca anggaran belanja saat Fathu Makkah dan surplus lagi saat Perang Hunain.

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memanfaatkan pemasukan dari kaum muslim secara sukarela.

Cara Nabi Muhammad Atasi Krisis Sosial

Peristiwa hijrah ke Madinah juga menimbulkan krisis sosial bagi kaum Muhajirin. Rasulullah SAW pun memutuskan mempersaudarakan kaum Anshar, penduduk asli Madinah, dengan kaum Muhajirin. Sistem persaudaraan ini juga menjadi solusi masalah perekonomian di Madinah.

Nabi Muhammad SAW ingin mendamaikan dua kaum tersebut, dengan mengubah konsep sekutu menjadi setara.




(kri/lus)

Hide Ads