Kisah Umar bin Khattab dan Kebijakan Subsidi Makanan bagi Rakyatnya

Kisah Umar bin Khattab dan Kebijakan Subsidi Makanan bagi Rakyatnya

Devi Setya - detikHikmah
Kamis, 17 Agu 2023 05:00 WIB
Ilustrasi Umar bin Khattab
Foto: Ilustrasi ; Fauzan Kamil/detikcom
Jakarta -

Umar bin Khattab merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang kemudian menjadi khalifah kedua. Di masa kepemimpinannya, Umar dikenal sebagai sosok yang bijaksana.

Rasulullah SAW memberikan julukan Abu Faiz bagi Umar bin Khattab. Julukan ini disematkan karena kecerdasan Umar dalam mengatur pemerintahan dan strategi perang. Umar memang lihai dalam mengatur sistem pemerintahan, termasuk mengambil kebijakan untuk memberikan subsidi makanan bagi rakyatnya.

Dirangkum dari buku Kisah-Kisah Inspiratif Sahabat Nabi oleh Muhammad Nasrulloh, dikisahkan bahwa Umar memberikan subsidi makanan bagi anak-anak yang telah disapih. Ternyata kebijakan ini disalahartikan oleh beberapa orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suatu malam tiba, Umar bin khattab mendapati kafilah dagang yang sedang singgah di salah satu tempat di kota Madinah. la mendapati Abdurrahman bin 'Auf sedang bersama mereka. Umar pun berkata pada Abdurrahman bin 'Auf yang juga merupakan sahabat Rasulullah SAW ini.

"Apakah engkau sedang menemani dan menjaga mereka?" tanya Umar.

ADVERTISEMENT

Abdurrahman bin 'Auf: "Benar!"

Umar: "Kalau begitu aku bantu menemanimu terjaga untuk menjaga mereka".

Di tengah malam, Umar mendengar isak tangis anak kecil, kemudian ia mencari sumber suara dari mana asal tangisan tersebut. Umar akhirnya mengetahui bahwa anak itu tengah bersama ibunya.

Umar pun mengingatkan ibu tersebut: "Berbuat baiklah pada buah hatimu". Kemudian Umar mendengar lagi isak tangis anak kecil tersebut dan kembali memperingatkan si ibu untuk berlaku baik pada anaknya.

Hingga di penghujung malam, Umar mendengar kembali isak tangis anak kecil tersebut lalu ia berkata pada ibunya.

"Celaka engkau! Sungguh engkau ibu yang buruk! Tidak henti-hentinya aku melihat dan mendengar putramu menangis sejak malam tadi".

Ibu: "Wahai tuan, aku sudah berusaha memberinya makan. Namun ia tidak mau."

Ibu ini tidak mengetahui kalau lawan bicaranya adalah Amirul Mukminin Umar bin Khattab.

Umar: "Kenapa engkau paksa ia makan?"

Ibu: "Karena Umar tidak memberi subsidi makanan kecuali hanya bagi anak yang telah disapih".

Umar: "Berapa usia anakmu?"

Ibu: "Masih beberapa bulan"

Umar: "Celaka engkau. Jangan tergesa-gesa menyapihnya!"

Dari pengalaman ini, Umar kemudian sadar bahwa kebijakannya memberi subsidi dengan membagikan makanan hanya kepada anak yang telah disapih telah membuat banyak ibu-ibu mempercepat menyapih bayinya. Tujuan tidak lain yakni agar para ibu mendapatkan makanan dari pemerintah.

Menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan, ia pun berkata pada dirinya sendiri: "Buruk sekali engkau Umar. Sudah berapa anak yang telah engkau sengsarakan?"

Umar lalu membuat kebijakan baru agar setiap orang tidak tergesa-gesa menyapih anaknya. Dan subsidi makanan kemudian diberikan kepada setiap anak yang lahir tanpa menunggu disapih.

Dikutip dari buku 'Umar Ibn Al-Khattab His Life and Times Vol. 1, kekeringan dan kelaparan parah juga sempat terjadi pada tahun ke 18 setelah hijrah. Tahun ini disebut Ar-Ramadah karena angin menerbangkan debu seperti abu atau Ar-Ramad.

Bencana ini mengakibatkan kematian hingga hewan-hewan ikut merasakan dampaknya. Bencana alam ini terjadi pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab.

Sebagai pemimpin yang bertanggung jawab, Umar memastikan agar rakyatnya tidak ada yang kesulitan mendapatkan makanan. Ia bahkan tak segan untuk turun langsung dan membagikan makanan.

Kebijakan memberikan makanan bagi rakyatnya bukan satu atau dua kali dilakukan Umar tetapi menjadi kegiatan yang rutin.




(dvs/erd)

Hide Ads