Kisah Rasulullah Mencium Cucu dan Keluarganya Sebagai Bentuk Kasih Sayang

Kisah Rasulullah Mencium Cucu dan Keluarganya Sebagai Bentuk Kasih Sayang

Farah Ramadanti - detikHikmah
Minggu, 26 Feb 2023 18:30 WIB
Nabi Muhammad
Kisah Rasulullah SAW menyayangi keluarganya Foto: Getty Images/iStockphoto/Gogosvm
Jakarta -

Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang penyayang, lemah lembut, dan penuh kasih. Kepada keluarganya, Rasulullah SAW sering memberi tanda kasih sayang dengan menciumnya.

Sikap kasih sayang Rasulullah SAW yang lemah lembut ditunjukkan lewat nasihat-nasihat pada semua orang di sekitarnya. Beliau dikenal sebagai penyayang yang kerap menasihati dengan cara perlahan.

Sebagai seorang kepala keluarga, suami, ayah, dan juga kakek, Rasulullah SAW memaksimalkan perannya dengan senantiasa melimpahkan kasih sayang dan ekspresi cinta kepada keluarganya. Dalam hal ini, Rasulullah senang mencium keluarganya sebagai bentuk kasih sayang darinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

H. Miftahur Rahman dalam bukunya yang berjudul Jangan Sakiti Rasulullah Al-Mustafa: Mengukir Senyum di Wajah al-Mustafa, menyebutkan bahwa di antara orang yang dicium Rasulullah adalah ahlul bait. Ciuman beliau pada ahli baitnya menunjukkan betapa kasih sayangnya Rasulullah pada keluarganya.

Rasulullah Mencium Cucunya, Hasan dan Husain

Rasulullah sangat mencintai cucunya. Beliau sering bermain-main dengan Hasan dan Husain. Saking cintanya, bahkan membiarkan dua cucu kecilnya ini menaiki punggungnya ketika ia tengah melaksanakan sholat dan menunggu mereka untuk turun sebelum melanjutkan ibadah.

ADVERTISEMENT

Sebagai seorang kakek, Rasulullah mengekspresikan rasa cintanya dengan membawa mereka di kedua bahu, memangku mereka, dan juga menciumi mereka dengan penuh kelembutan. Rasulullah juga kerap kali membanggakan cucunya di depan para sahabatnya.

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Bakrah, "Aku melihat Nabi di atas mimbar, sementara Hasan di sampingnya. Kadang beliau melihat hadirin dan kadang beliau melihat Hasan, lalu Beliau bersabda:

ابني هذا سيِّد، ولعلَّ اللهَ أن يُصلحَ به بين فئتين من المسلمين

Artinya: "Cucuku ini adalah pemimpin. Semoga Allah menjadikannya pendamai antara dua kelompok besar Islam yang bertikai."

Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Islam Aktual, mengisahkan suatu ketika, Al Aqra bin Habis At-Tamimi melihat Nabi Muhammad mencium Hasan. Dia heran dan berkata, "Aku mempunyai sepuluh orang anak. Tidak seorang pun aku cium." Nabi pun mengalihkan pandangan kepadanya dan bersabda, "Allah tidak menyayangi orang yang tidak menyayangi manusia." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi).

Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa "Siapa yang tidak menyayangi tidak akan diberi kasih sayang", sebagai bukti cintanya pada keluarganya.

Adapun dari beberapa hadits disebutkan bahwa Rasulullah sering mengecup bibir Hasan karena beliau kelak wafat karena diracun oleh istrinya, sementara Rasulullah sering mengecup leher Husain karena kelak ia akan wafat dengan leher terputus saat Perang Karbala. Keduanya mati syahid dan menjadi dua orang yang sangat dicintai baginda Nabi.

Rasulullah Mencium Istri-istrinya, termasuk Aisyah

Dalam buku Metode Rasulullah Mengatasi Problematika Rumah Tangga yang ditulis oleh Dr. Abdussami' Anis, diriwayatkan dari Aisyah RA bahwa, "Nabi mencium sebagian istrinya kemudian pergi melakukan sholat." (HR. Tirmidzi No. 75, Abu Dawud No. 178, An Nasa'i No. 170, dan Ibnu Majah No. 502).

Rasulullah juga mencium dan mencumbu istri-istrinya meskipun dalam keadaan puasa. Hal ini diterangkan dalam hadits riwayat Aisyah RA, "Rasulullah mencium dan mencumbu istrinya dalam keadaan puasa. Beliau adalah orang yang paling mampu menahan kebutuhan(syahwat)nya." (HR. Bukhari No. 1927 dan Muslim No. 1106).

Berdasarkan hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembolehan hukum mencium tersebut adalah bagi orang yang kuat menahan diri, bukan bagi orang yang dikhawatirkan terjerumus ke dalam perkara yang diharamkan dalam berpuasa, misalnya bersetubuh.

Saking sayangnya dan begitu menghargai istrinya, Rasulullah bahkan mendorong para suami agar menyuapi istri mereka dan menganggap hal tersebut sebagai bagian dari ibadah yang membawa pahala bagi yang melakukannya.

Hal ini sebagaimana sabda Rasul, "Sesungguhnya memberikan nafkah keluargamu adalah sedekah, termasuk menyuapi istrimu." (HR. Bukhari No. 2742 dan Muslim No. 1628).

Rasulullah Mencium Putrinya, Fathimah

Nabi memberikan contoh penghargaan kepada anak perempuannya, ketika memperlakukan Fathimah. Nabi memanggilnya dengan sebutan "Ummu Abiha" (ibu dari bapaknya), sebagai penghormatan atas kebaktian Fathimah dalam berkhidmat pada ayahnya.

Jika Fathimah datang, Nabi segera berdiri. Ia menjemput Fathimah, mengambil tangannya, dan menciumnya. (HR. Tirmidzi 5: 700, Sunan Abu Daud 4: 335). "Fathimah belahan nyawaku. Siapa yang membuatnya marah, ia membuatku marah. Siapa yang menyakitinya, ia menyakitiku." Begitulah sabdanya di hadapan para sahabatnya saat berada dalam majelis. Betapa beliau memuliakan dan menyayangi putrinya.

Tak jarang Rasulullah juga mencium dahi Fathimah seraya berkata, "Bila aku merindukan bau surga, aku mencium Fathimah."

Caranya mengungkapkan rasa cinta dan ekspresi kasih sayangnya dapat menjadi contoh bagi kita semua, umat muslim, agar tidak lupa untuk senantiasa saling mengasihi kepada setiap anggota keluarga.




(dvs/dvs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads