Allah SWT pernah membinasakan bangsa-bangsa secara massal di masa lalu. Bangsa tersebut mendapat azab baik dari langit maupun bumi karena mengingkari utusan-Nya.
Menurut Imam Ibnu Katsir dalam Qashash Al-Anbiyaa', bangsa-bangsa yang dibinasakan oleh Allah SWT secara massal terjadi sebelum diturunkannya kitab suci Taurat kepada Nabi Musa AS.
Pendapat Ibnu Katsir tersebut bersandar pada firman Allah SWT dalam surah Qasas ayat 43 yang berbunyi,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِ مَآ اَهْلَكْنَا الْقُرُوْنَ الْاُوْلٰى بَصَاۤىِٕرَ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَّرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ
Artinya: "Sungguh, Kami benar-benar menganugerahkan kepada Musa Kitab (Taurat) setelah Kami membinasakan generasi terdahulu sebagai penerang, petunjuk, dan rahmat bagi manusia agar mereka mendapat pelajaran."
Hal tersebut diperkuat dengan riwayat Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan Al-Bazzar dari Auf Al-A'rabi, dari Abu Nadhrah, dari Abu Said Al-Khudri yang mengatakan,
"Tidak ada lagi bangsa yang dibinasakan oleh Allah dengan suatu azab, baik itu azab dari atas langit ataupun dari bumi, setelah diturunkannya kitab suci Taurat ke muka bumi, kecuali suatu perkampungan yang dirubah wajahnya menjadi wajah kera. Bukankah di dalam Al-Qur'an disebutkan, "Dan sungguh, telah Kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) setelah Kami binasakan umat-umat terdahulu."
Al-Bazzar meriwayatkan atsar ini secara marfu' sebagaimana terdapat dalam Tafsir Al-Bazzar. Namun, Ibnu Katsir menyebut, yang lebih benar adalah mauquf karena perawinya memiliki kredibilitas shahih.
Adapun bangsa yang dibinasakan Allah SWT di antaranya penduduk Rass dan Qaryah. Menurut riwayat Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas, bangsa Rass ini merupakan bagian dari perkampungan kaum Tsamud yang hidup jauh sebelum kaum Ad, sedangkan Qaryah menurut mayoritas ulama salaf dan khalaf adalah negeri Antiokhia.
Kisah penduduk Rass kerap diceritakan dalam judul Ashabu Ar-Ras. Al-Hafizh Al-Kabir Abul Qasim Ibnu Asakir mengatakan dalam awal-awal kitab tarikhnya, Tarikh Dimasyq, penduduk Rass itu tinggal di daerah Hadhur.
Kemudian, Allah SWT mengutus seorang nabi yang bernama Hanzalah bin Shafwan kepada penduduk tersebut. Namun, nabi tersebut didustakan oleh mereka dan dibunuh.
Sejak kejadian itu, Ad bin Aush bin Iram bin Sam bin Nuh dan anaknya yang berasal dari keturunan bangsa Rass meninggalkan perkampungan tersebut. Mereka disebut tinggal di bukit-bukit berpasir.
Setelah itu, Allah SWT menurunkan azab dan membinasakan perkampungan tersebut hingga para penduduknya tersebar ke seluruh pelosok negeri.
Sementara itu, bangsa Qaryah kerap dikisahkan dalam Ashabul Qaryah. Menurut riwayat Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas, Kaab Al-Ahbar, dan Wahab bin Munabbih sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, negeri Qaryah dipimpin oleh seorang raja bernama Anthikas bin Anthikas.
Raja Anthikas adalah seorang penyembah berhala, begitu pula dengan rakyatnya. Oleh karena itu, Allah SWT mengutus tiga orang rasul kepada mereka, yaitu Shadiq, Shaduq, dan Salom. Namun, mereka mendustakan utusan tersebut.
Riwayat lain dari Qatadah menduga utusan tersebut adalah Al Masih. Ibnu Katsir mengatakan riwayat ini sangat lemah sekali.
Allah SWT kemudian menurunkan azab kepada mereka karena telah mengingkari utusan-Nya. Bahkan dalam sejumlah riwayat disebut, mereka membutuh ketiga utusan Allah SWT itu.
Naudzubillah min dzaalik.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
Saat Perang Akhir Zaman Tiba, Sekutu Umat Islam Ini Akan Berkhianat
Profil Reza Pahlavi, Keturunan Dinasti Terakhir Iran yang Siap Ganti Khamenei