Kisah Sa'ad bin Abi Waqqash, Pemanah yang Doanya Selalu Dikabulkan Allah

Kisah Sa'ad bin Abi Waqqash, Pemanah yang Doanya Selalu Dikabulkan Allah

Hanindita Basmatulhana - detikHikmah
Rabu, 27 Jul 2022 21:21 WIB
Inspirasi Sahabat Nabi
Foto: Ilustrasi: MIndra Purnomo
Jakarta -

Sa'ad bin Abi Waqqash atau Sa'ad bin Malik az-Zuhri, sahabat Nabi yang lahir pada tahun 595 Masehi di Makkah. Ia merupakan keturunan Bani Zuhrah, tepatnya kaum Quraisy. Orang tua Sa'ad r.a. sangat dihormati oleh kaumnya.


Silsilah keturunan Sa'ad r.a. masih memiliki kekerabatan dengan Rasulullah. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah pada 'Abdul Manaf, yang merupakan paman Rasulullah dari pihak ibu beliau, Aminah binti Wahhab.


Melansir buku Sirah 60 Sahabat karya Ummu Ayesha bahwa Sa'ad r.a. memeluk agama Islam saat berusia 17 tahun dan ia termasuk dalam golongan Assabiqunal Awwalun. Sa'ad bin Abi Waqqash tumbuh menjadi pemuda yang berdiri dengan gagah memperjuangkan ajaran agama Islam dan membela Rasulullah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kisah Sa'ad bin Abi Waqqash yang Teguh Pendirian

Walaupun merupakan kerabat Rasulullah, keputusannya memeluk agama Islam tidak berarti mudah dan lancar. Nyatanya, ibu Sa'ad r.a. sendirilah yang menjadi rintangannya. Atas nama kebenaran, ia pun rela ditentang oleh ibunya sendiri.


Hamnah, ibu Sa'ad r.a. sangat marah atas keputusan Sa'ad r.a. untuk memeluk agama Islam. Ia kemudian mengancam Sa'ad dengan mogok makan selama beberapa hari, jika Sa'ad ra.a tidak kunjung melepaskan agamanya. Ibu Sa'ad r.a. juga memintanya untuk kembali pada ajaran nenek moyang.

ADVERTISEMENT


Ancaman dan permintaan ibunya ternyata tidak menggentarkan hati Sa'ad. Ia berpegang teguh pada pendiriannya untuk tetap memeluk agama Islam. Walaupun begitu, Sa'ad tetap berbakti dan menghormati kedua orang tuanya.


Karena merasa tidak lagi mampu membujuk Sa'ad r.a yang begitu teguh pendirian, lantas ibu Sa'ad merelakan anaknya memeluk agama Islam.


Suatu ketika, saat perang sedang berlangsung, Sa'ad tidak pernah mengeluh terhadap situasi dan kondisi yang tengah terjadi. Ia terus memperjuangkan agama Islam, hal ini juga dibuktikan pada salah satu perang terbesar umat Islam, yaitu perang Qadisiyah.


Sa'ad bin Abi Waqqash diamanahkan oleh Umar bin Khattab untuk memimpin pasukan muslim pada perang Qadisiyah di Persia. Saat itu kondisi Sa'ad r.a. ternyata dalam keadaan tidak baik. Ia sedang sakit, tubuhnya dipenuhi oleh begitu banyak bisul yang menyakitkan.


Namun ia tetap teguh dengan ambisinya untuk berjuang di jalan Allah. Rasa sakit di tubuhnya tidak dapat mengalahkan keteguhannya. Ia pun memimpin perang Qadisiyah dan memperoleh kemenangan.


Atas tindakannya tersebut, lantas Sa'ad r.a. semakin dicintai oleh Rasulullah. Rasulullah pun membuktikan kecintaan beliau pada Sa'ad bin Abi Waqqash. Hal ini berkaitan dengan Sa'ad yang merupakan seorang ahli memanah.


Kisah Sa'ad r.a., Pemanah yang Doanya Selalu Dikabulkan

Ariany Syurfah dalam bukunya mengisahkan bahwa ada salah seorang sahabat Nabi dari kalangan perempuan, Ummu Aiman, yang sedang memberikan minuman kepada para pasukan perang yang terluka. Namun tiba-tiba seorang kafir memanahnya hingga ia terjatuh dan auratnya terbuka.


Rasulullah kemudian mengambil panah tersebut dan memberikannya pada Sa'ad r.a. seraya berkata, "Wahai Sa'ad, lemparlah anak panah ini! Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu"


Ucapan Rasulullah yang menggunakan atas nama kedua orang tuanya belum pernah beliau lontarkan sebelumnya.


Sa'ad pun menuruti perintah Rasulullah dan mulai memanah, dan anak panah tersebut jatuh tepat sasaran. Rasulullah pun tersenyum akan hal itu.


Tidak hanya itu, Sa'ad r.a. juga merupakan sahabat Nabi yang doanya selalu dikabulkan karena keteguhan imannya dan kebersihan hatinya.


Hal tersebut bahkan terdengar hingga ke seluruh penjuru wilayah, tidak sedikit orang yang takut akan doa Sa'ad r.a., sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Uthwah dalam bukunya bertajuk Kisah-kisah Indah Kelembutan Allah.


Dikisahkan oleh seorang Tabi'in, Sa'id bin Al-Musayyib bahwa pernah suatu ketika ia duduk bersama Sa'ad bin Abi Waqqash, kemudian datang Al-Harits bin Barsha dari pasar.


"Harta ini adalah harta kami, kami berikan kepada siapa pun yang kami kehendaki.", ucapnya


Kemudian Sa'ad r.a. menengadahkan tangannya sambil berkata, "Apa aku harus berdoa?"


Sontak salah seorang lainnya, Marwan, terkejut dan berkata, "Demi Allah, janganlah engkau berdoa. Harta itu adalah harta Allah, bukan harta kami."


Tidak hanya itu, dijelaskan oleh Ummu Ayesha dalam bukunya, pernah suatu ketika Sa'ad r.a. melihat ada sahabat-sahabat Nabi yang dicaci oleh orang kafir, yaitu Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, dan Zubair bin Awwam.


Kemudian Sa'ad berkata, "Berhentilah, atau aku akan mendoakan keburukan bagimu"


Orang kafir tersebut justru mencibir Sa'ad r.a. dengan berkata, "Apa kau mengancamku? Lagakmu seperti seorang Nabi saja"


Tidak lama kemudian, tiba-tiba muncul seekor unta yang berlari kencang seperti sedang mencari sesuatu. Unta tersebut tidak dapat dikendalikan, hingga kakinya menendang orang kafir tadi. Tidak hanya menendang, unta itu juga menabrak dan menginjak-injaknya sampai tewas.


Kisah ini menjadi bukti bahwa doa Sa'ad bin Abi Waqqash dapat dengan sangat mudah diijabah oleh Allah SWT.




(lus/lus)
Kisah Sahabat Nabi

Kisah Sahabat Nabi

49 konten
Kisah para sahabat nabi ini terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Dari kisah tersebut tentunya banyak pelajaran yang dapat kita ambil dan juga teladani.

Hide Ads