Nabi Muhammad memiliki salah seorang sahabat yang berani bersikap tegas dalam membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk. Namanya adalah Umar bin Khattab.
Dia sahabat Nabi yang mendapatkan gelar Al Faruq, Sang Pembeda. Umar sering memakai julukan tersebut dan sangat suka terhadap gelar pemberian Rasulullah.
"Umar bin Khattab RA juga mendapat julukan Al Faruq yang berarti sang pembeda antara yang haq (benar) dan yang batil (salah). Gelar ini diberikan langsung oleh Rasulullah SAW," kata Abdul Syukur Al Azizi dalam bukunya yang berjudul Umar bin Khattab Ra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun terdapat catatan para ulama dalam buku tersebut yang menjelaskan bahwa ada beberapa pendapat mengenai penyebab diberikannya gelar tersebut pada Umar oleh Rasulullah.
Misalnya pendapat yang dikemukakan oleh Prof Dr Ali Muhammad ash Shalabi. Menurutnya, gelar Al Faruq didapat karena Umar menunjukkan keislamannya di kota Mekkah. Atas tindakannya tersebut, ia dikatakan mampu membedakan antara orang beriman dan orang kafir.
Sementara Dr. Mushtafa Murad berpendapat bahwa julukan tersebut didapat karena kemampuan Umar dalam membedakan yang benar dan yang salah.
Namun dalam bukunya yang berjudul Kisah Hidup Umar Ibn Khattab, ia juga menjelaskan bahwa ada sebagian kalangan yang juga mengartikan Al Faruq dengan arti lain. Mereka berpendapat bahwa gelar Al Faruq yang dimiliki Umar memiliki arti penjaga Rasulullah serta pemecah-belah barisan musuh yang membantah dakwah Rasulullah, yakni kaum kafir.
Terdapat salah satu hadits yang mengisahkan latar belakang gelar Al Faruq diberikan oleh Rasulullah kepada Umar bin Khattab. Berikut tulisan mengenai hadits tersebut yang dilansir dari buku karya As'ad Muhammad yang berjudul Manusia-manusia yang dirindukan Surga.
Latar Belakang Gelar Al Faruq yang Dimiliki Umar bin Khattab
Ada salah satu riwayat yang disampaikan oleh Ibn Abbas mengenai latar belakang gelar Al Faruq dapat dimiliki oleh salah satu sahabat Nabi, Umar bin Khattab. Ia menceritakan secara langsung kisah ketika dirinya hendak memeluk agama Islam.
"Hamzah telah mendahuluiku tiga hari ketika ia masuk Islam, maka ketika Allah melapangkan dadaku untuk menerima Islam sebagai agamaku, aku mengucapkan, 'Allah, tiada Tuhan selain-Nya Sang Pemilik nama-nama yang baik, tidak ada jiwa di bumi ini yang lebih aku cintai dari pada jiwa Rasulullah SAW,'
Kemudian aku berkata, 'Di mana Rasulullah?'
Saudaraku menjawab, 'Beliau sedang berada di rumah al Arqam bin Abi al Arqam di Shafa,'
Kemudian aku mendatangi rumah tempat Rasulullah berada sebagaimana ditunjukkan oleh saudariku. Sesampainya di sana, aku melihat Hamzah sedang duduk-duduk dengan para sahabatnya di emper rumah, sedangkan Rasulullah berada di dalam rumah."
Ketika Umar sampai di kediaman Rasulullah, ia menghampiri Rasulullah dan mengucap dua kalimat syahadat di hadapan Beliau. Seketika para sahabat yang juga ada di kediaman Rasulullah menyerukan takbir dengan lantang secara serentak. Bahkan takbir tersebut terdengar oleh penduduk di sekitar Masjidil Haram.
Pada hari pertama Umar memeluk agama Islam, ia berkata, "Ya Rasulullah, apakah aku di dalam kebenaran jika aku mati ataupun jika aku hidup?"
Rasulullah menjawab, "Iya Umar, demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, engkau sungguh dalam kebenaran jika engkau mati ataupun jika engkau hidup."
Umar kemudian kembali bertanya, "Kalau begitu, kenapa kita masih merahasiakan keislaman kita, demi Zat yang mengutusmu dengan membawa kebenaran, mari kita keluar wahai Rasulullah,"
Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Umar tersebut, Rasulullah lantas memerintahkan kepada para sahabat untuk menuju masjid. Karena sejak hari itu, umat Islam mulai menampakkan identitasnya secara terang-terangan.
Kemudian Rasulullah membagi para sahabat menjadi dua barisan. Dengan Umar dan Hamzah menjadi pemimpin tiap-tiap barisan.
Umar berkata, "Debu-debu beterbangan di sekitar kami, sampai kami tiba di dalam Masjidil Haram. Kemudian aku memandang ke arah orang-orang Quraisy yang sedang memerhatikan kami dan ke arah Hamzah. Aku melihat di wajah mereka sebuah rona kesedihan yang belum pernah menimpa mereka sebelumnya."
Sejak saat peristiwa itu Rasulullah memberikan gelar Al Faruq kepada Umar bin Khattab. Sebagaimana kisah tersebut juga disampaikan oleh Shahib ash-Shofwah dan disampaikan oleh ar-Razi.
Sahabat Nabi yang satu ini memang dikenal dengan ketegasannya dan keberaniannya yang tinggi. Hal itu yang membuat kaum Quraisy takut dan segan kepadanya. Dan ketika Umar memeluk agama Islam, kabar tersebut merupakan kabar bahagia bagi umat Islam pada masa itu.
Sebelum Umar. masuk Islam, ia merupakan salah satu tokoh yang sangat menentang keras ajaran agama Islam. Namun kemudian Allah meluluhkan hatinya dan menjadikannya masuk Islam. Ia juga menjadi pembela agama Islam yang berada di barisan terdepan.
(nwy/nwy)
Komentar Terbanyak
Rekening Isi Uang Yayasan Diblokir PPATK, Ketua MUI: Kebijakan yang Tak Bijak
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Ayu Aulia Sempat Murtad, Kembali Syahadat karena Alasan Ini