Israel mengirim kembali 15 jenazah warga Palestina ke Gaza pada Jumat (14/11). Penyerahan berlangsung di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, sesuai kesepakatan gencatan senjata yang dibantu Amerika Serikat. Mengutip Arab News (15/11), proses ini dilakukan setelah kelompok militan menyerahkan jenazah salah satu sandera Israel pada Kamis (13/11) malam.
Petugas kesehatan Gaza menjelaskan bahwa mereka kesulitan mengenali jenazah karena alat uji DNA sangat terbatas. Banyak jenazah belum bisa dipastikan identitasnya.
Pertukaran Jenazah dan Sandera Terus Berlangsung
Jenazah sandera yang diserahkan kepada Israel adalah Meny Godard, warga Kibbutz Be'eri yang diculik dalam serangan 7 Oktober 2023. Istrinya, Ayelet, tewas saat kejadian itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hamas dan Jihad Islam Palestina menyebut jenazah Godard ditemukan di Gaza selatan.
Sejak gencatan senjata dimulai pada 10 Oktober, Israel telah menerima 25 jenazah sandera, dan masih menunggu tiga lainnya. Hamas juga sudah mengembalikan 20 sandera hidup pada 13 Oktober.
Dari informasi Arab News, kesepakatan menyebut bahwa setiap satu sandera yang dipulangkan ditukar dengan 15 jenazah warga Palestina. Sampai sekarang, Gaza telah menerima 330 jenazah, namun hanya 95 yang berhasil dikenali oleh Kementerian Kesehatan Gaza.
Proses pertukaran tetap berjalan meski Israel dan Hamas saling menuduh melanggar kesepakatan. Israel mengatakan Hamas memberikan jenazah yang tidak utuh. Hamas menuduh Israel menembaki warga dan menghalangi bantuan kemanusiaan.
PBB Kecam Serangan Pemukim Israel di Tepi Barat
Di tengah kondisi yang semakin tegang itu, Arab News juga melaporkan pernyataan Komisioner Tinggi HAM PBB, Volker Tรผrk, yang mengecam serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Melalui juru bicaranya, Thameen Al-Kheetan, Tรผrk meminta Israel menghentikan kekerasan dan menindak para pelaku.
Seruan itu muncul bersamaan dengan meningkatnya jumlah serangan. Al-Kheetan menyampaikan bahwa Tรผrk meminta Israel menghentikan pembangunan permukiman baru dan menarik pemukim dari wilayah Palestina yang diduduki. Selama Oktober, lebih dari 206 serangan pemukim tercatat, angka tertinggi sejak 2006.
Tekanan internasional semakin terasa karena kritik juga datang dari Presiden Israel Isaac Herzog, yang menyebut tindakan pemukim sebagai hal "mengejutkan dan serius." Kepala staf militer Israel, Letjen Eyal Zamir, menegaskan bahwa militer tidak akan membiarkan aksi kriminal oleh sebagian kecil warga.
Dari pihak Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan kekhawatiran bahwa situasi di Tepi Barat dapat mengacaukan upaya yang sedang berlangsung di Gaza.
Meski begitu, banyak warga Palestina dan kelompok HAM menilai kekerasan pemukim justru semakin meluas, sementara pemerintah Israel di bawah Benjamin Netanyahu belum menunjukkan langkah tegas untuk menghentikannya.
Enam Remaja Palestina Tewas Ditembak Israel
Sementara itu, laporan baru kembali muncul dari Kementerian Kesehatan Palestina di Tepi Barat yang menyampaikan bahwa enam remaja berusia 15-17 tahun tewas ditembak Israel dalam empat kejadian berbeda selama dua pekan terakhir. Dua remaja dilaporkan meninggal pada Kamis di dekat desa Beit Ummar.
Militer Israel beralasan sebagian penembakan terjadi saat tentaranya menghadapi pelemparan bom molotov, bahan peledak, atau batu. Pada satu kejadian lain, Israel menyebut penembakan dilakukan untuk "menghilangkan ancaman."
(inf/erd)












































Komentar Terbanyak
Potret Keluarga Cendana Syukuran Gelar Pahlawan Nasional, Dihadiri Menag
Cak Imin Sebut Indonesia Gudang Ulama
Video Cium Anak Kecil di Panggung Viral, Gus Elham Minta Maaf