Hadiri Haul KHR Asnawi, Rais Aam PBNU Ingatkan Bahaya Disrupsi Iman

Hadiri Haul KHR Asnawi, Rais Aam PBNU Ingatkan Bahaya Disrupsi Iman

Tia Kamilla - detikHikmah
Rabu, 17 Des 2025 15:30 WIB
Hadiri Haul KHR Asnawi, Rais Aam PBNU Ingatkan Bahaya Disrupsi Iman
Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar (Foto: Dokumentasi PBNU)
Jakarta -

Ribuan umat Islam memadati Komplek Makam Sunan Kudus, Jawa Tengah, Selasa (16/12/2025), untuk mengikuti haul ke-68 ulama kharismatik KH Raden Asnawi. Acara ini turut dihadiri Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.

Dalam mauidhoh hasanahnya, KH Miftachul Akhyar menyampaikan bahwa peringatan haul bukan sekadar acara rutin, tetapi menjadi waktu yang tepat untuk meneladani akhlak, perjuangan, dan cara berdakwah para ulama, termasuk KHR Asnawi.

"KHR Asnawi sebagai tokoh panutan yang harus menjadi inspirasi bagi anak cucu serta santri-santri sekarang ini dalam berdakwah menyebarkan Islam," kata Kiai Miftachul dalam keterangan tertulis dikutip Rabu, 17 Desember 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia berharap, dari generasi masa kini akan tumbuh sosok-sosok muda yang meneladani perjuangan KHR Asnawi, baik dalam keilmuan maupun dalam pengabdian kepada umat.

"Selain kita berharap keberkahan dari shahibul haul, KHR Asnawi, kita berharap ada sesuatu yang dapat kita teladani. Apa saja yang membuat beliau mencapai level kealiman dan ketokohan, harus kita gali. Pada akhirnya akan lahir sosok KHR Asnawi baru yang dapat melanjutkan perjuangan beliau," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

KHR Asnawi dikenal sebagai keturunan Sunan Kudus yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri untuk umat. Sejak berada di Makkah pada 1916, beliau telah aktif mengajar santri. Sepulang ke tanah air, Kiai Asnawi mendirikan Madrasah Qudsiyyah di kawasan Menara Kudus sebagai pusat pendidikan Islam.

Bersama KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, dan ulama lainnya, KHR Asnawi juga tercatat sebagai salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Melanjutkan pesannya, KH Miftachul Akhyar mengingatkan bahwa umat Islam saat ini hidup di masa yang sering disebut zaman harj, yakni hari yang serba tidak menentu. Perkembangan teknologi yang sangat cepat kerap memunculkan disrupsi, bahkan pada hal-hal yang sebelumnya terasa kokoh dan mapan.

Ia mencontohkan, usaha besar yang telah lama berdiri bisa tiba-tiba runtuh karena perubahan zaman. Menurutnya, kondisi serupa juga berpotensi terjadi pada keimanan jika tidak dijaga dengan baik.

"Situasi semacam ini juga harus diwaspadai akan dialami oleh keimanan dan keyakinan kita," tuturnya.

Untuk menjaga agar iman tidak tergerus zaman, KH Miftachul Akhyar menekankan pentingnya menumbuhkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, para wali, serta alim ulama.

"Tokoh besar KHR Asnawi sebagai salah satu pendiri Nahdlatul Ulama harus kita teladani untuk dipraktikkan di zaman ini," tegasnya.

Acara Tahlil Umum dihadiri ribuan santri dan masyarakat Kudus serta sekitarnya. Para tokoh dan ulama setempat turut hadir dalam tahlil yang rutin digelar setiap sore tanggal 25 Jumadil Akhir, bertepatan dengan wafatnya KHR Asnawi pada 25 Jumadil Akhir 1378 H atau 26 Desember 1959.

Selain Tahlil Umum, rangkaian Haul KHR Asnawi ke-68 yang mengusung tema "Suluh Peradaban; Mulat Ngelmu lan Laku" telah berlangsung sejak Kamis (11/12/2025). Kegiatan ini meliputi Halaqah Turats KHR Asnawi, Bahtsul Masail, ziarah, napak tilas dari Pondok Bendan ke Sunan Muria, Khatmil Qur'an, dan akan ditutup dengan pengajian umum oleh Dr. KH Faiz Syukron Makmun dari Jakarta serta KH Habib Umar al-Muthohar dari Semarang.

Usai menyampaikan mauidhoh hasanah, KH Miftachul Akhyar juga meresmikan secara simbolis Kantor Turats Ulama Kudus di Jalan Sunan Kudus No. 188. Peresmian ini diharapkan menjadi semangat sekaligus penggerak bagi tim Turats Ulama Kudus dalam menelusuri jejak, serta menjaga dan melestarikan karya para ulama Kudus.




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads